Thursday, October 10, 2024

Pengalaman Pertama Kali Menggelar Workshop untuk Komunitas Literasi di Samboja

 



Aku bener-bener nggak menyangka kalau akan momen seperti ini di taman bacaku. Setelah 6 tahun berdiri, akhirnya komunitas taman bacaku mendapatkan perhatian dari pemerintah. Kami mendapatkan bantuan dari Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk mengadakan beberapa kegiatan di daerah kami. Salah satunya, ialah kegiatan penguatan Komunitas Literasi yang ada di daerah. 
Awalnya, aku bingung mau bikin kegiatan apa untuk komunitas-komunitas literasi di Samboja. Pasalnya, aku nggak punya banyak akses untuk bergabung dengan komunitas literasi Samboja, atau bahkan tidak ada komunitasnya? Karena selama 6 tahun bergerak di kegiatan sosial dan pendidikan, aku hanya mengenal 2 komunitas literasi atau taman baca, yakni Macan Dahan (Ali Sadli) dan TBM Cahaya Ilmu (Ahmad Ismail). Selebihnya, aku malah tidak tahu menahu tentang keberadaan komunitas-komunitas literasi yang ada di Samboja. Entah mereka yang menutup diri atau aku yang kurang bergaul? 
Pada akhirnya, aku memilih untuk membuat kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan komunitas kami. Mungkin, akan sesuai juga dengan komunitas-komunitas lain yang ada di Samboja. Aku dan teman-teman relawan di Rulika, sepakat untuk mengadakan Workshop Pengelolaan Bahan Pustaka, Sosial Media, dan Jurnalistik.
 Tiga materi ini, rasanya penting banget untuk para pengelola komunitas. Yang pertama, sebuah komunitas harus memiliki bahan informasi yang baik bagi anggotanya agar memaksimalkan komunitas sebagai tempat untuk belajar dan berkembang.  Yang kedua, komunitas harus bisa mengelola sosial media untuk mengkampanyekan kegiatan-kegiatan komunitas, juga mensejahterakan anggotanya. Yang ketiga, komunitas harus memiliki kemampuan jurnalistik yang baik agar setiap tulisan atau berita yang diposting berdasarkan fakta dan dapat dipertanggungjawabkan. 
Ini adalah pertama kalinya aku menjalankan program secara mandiri. Sebelumnya,  kegiatan-kegiatan di taman baca masih dibantu oleh salah satu yayasan di kota Balikpapan. Ternyata nggak mudah untuk bisa menjalankan program-program seperti ini. Sejak bulan Juli, aku sudah riweh dengan syarat administrasi yang harus dipenuhi oleh komunitas. Di bulan Agustus hingga September, masih disibukkan dengan revisi proposal dan RAB agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan sesuai dengan juknis dari Pusbin Kemendikbudristek. Bulan Oktober, tentunya disibukkan dengan persiapan kegiatan. Mulai dari belanja perlengkapan, hingga design kegiatan. 
Aku sangat terharu karena tim panitia pelaksana sudah bekerja keras mewujudkan kegiatan-kegiatan ini. Tidak ada yang bisa membalas semua rasa lelah ini kecuali berkah dari Allah SWT. Karena bekerja di komunitas adalah bekerja untuk Tuhan. Hasilnya, kita tidak bisa menebak. Tapi ... Allah akan selalu memberikan kehidupan terbaik ketika kita melakukan hal bermanfaat untuk orang lain dengan tulus.
Suatu saat, Tuha  akan menguji ketulusan kita dengan banyak penderitaan. Jangan sampai, ketulusan kita luntur dan merasa tidak diapresiasi oleh siapa pun. Karena apresiasi terbaik adalah ketika Allah memudahkan segala urusan kita. 
Terima kasih banyak untuk panitia, narasumber, dan peserta yang sudah aktif berpartisipasi pada kegiatan ini. Semoga kegiatan ini bukanlah yang pertama dan terakhir kalinya. Semoga, ada banyak kegiatan-kegiatan literasi di Samboja yang mampu membuat Samboja menjadi daerah yang maju dan tidak hilang dari peradaban. 




Kutai Kartanegara, 06 Oktober 2024




Saturday, October 5, 2024

Kaya Harta Tapi Tak Kaya Hati





 Penting mana? Kaya harta atau kaya hati?

Mayoritas orang pasti akan memilih kaya harta. Karena dengan harga, kita bisa punya segalanya. Orang yang banyak harta, bisa makan enak setiap hari, tinggal di rumah mewah, punya kendaraan mewah, mau pergi ke mana pun tidak pusing memikirka ongkos. Enak, kan?

Tapi, ada tidak enaknya juga ketika orang yang kaya harta, tidak dibarengi dengan kaya hati. Karena orang sekaya apa pun, dia akan meninggalkan hartanya pada waktunya nanti. Dia tidak akan diingat oleh orang lain ketika tidak memiliki hati yang baik terhadap orang-orang di sekelilinya.

Di dalam sebuah lingkungan sosial, biasanya ada orang yang sangat kaya, tapi tak pandai berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang-orang di sekelilingnya. Hubungan dengan tetangga tidak buruk, tapi tidak baik juga.

Biasanya, seseorang yang merasa dirinya sudah berkecukupan, akan menciptakan garis batas antara dirinya dan orang-orang di sekelilingnya yang dianggap tidak setara. Sehingga, ada dinding besar dan tinggi di antara mereka. Kalau tinggal di perkotaan, mungkin tidak akan begitu kontras karena rata-rata orang perkotaan memiliki karakter individualis. Akan berbeda dengan orang kaya yang tinggal di pedesaan.

Orang kaya dan orang biasa di pedesaan akan terlihat sangat kontras. Kenapa? Karena orang-orang di desa memiliki jiwa kebersamaan dan kepedulian yang tinggi. Sehingga, orang desa sangat menjunjung tinggi rasa gotong-royong. Contohnya, ketika memiliki hajat/acara. Biasanya orang di pedesaan akan bergotong-royong bersama untuk mewujudkan acara sang pemilik hajat.

Cukup lama tinggal diperkotaan, kita akan merasakan bagaimana rasanya menjadi makhluk yang individualis dan tak acuh pada orang-orang sekelilingnya. Bahkan, ada saja warga yang tidak saling mengenal, meski jarak rumah mereka cukup dekat. Ketika memiliki hajat atau acara, jarang sekali masyarakatnya bergotong-royong, orang Jawa menyebutnya rewangan. Yah, mungkin ada yang rewang, tapi hanya keluarga dekat saja. Menggelar acara pernikahan, bahkan tidak lebih dari lima orang yang membantu.

Bayangkan, ketika kita hidup individualis, semuanya akan terasa sangat berat karena semua pekerjaan harus ditanggung seorang diri. Tidak banyak yang membantu ketika memiliki hajat. Jangankan hajat, ketika sedang mengalami kemalangan, juga tak banyak orang yang membantu. Bahkan, tetangga sebelah saja tidak muncul untuk membantu jika tidak dimintai pertolongan. Kan, lucu. Orang yang sedang kemalangan, harusnya mendapatkan bantuan dari tetangga-tetangganya tanpa diminta. Artinya, tetangga akan membantu tanpa pamrih ketika mereka memiliki kepedulian. Tapi karena tidak memiliki kepedulian, maka akan mementingkan dirinya sendiri.

Lebih penting mana? Bekerja mencari uang atau membantu tetangga yang tidak menghasilkan uang?

Ketika kita berpikir menggunakan logika, tentunya kita akan memilih untuk bekerja mencari uang. Sebab, kebutuhan hidup harus kita tanggung sendiri, tidak ditanggung oleh tetangga. Namun, ketika berpikir menggunakan hati yang luas sebagai makhluk sosial, maka kita akan memilih untuk membanti tetangga, semampu kita.

Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan. Tidak ada satu pun manusia yang bisa melakukan semuanya sendiri. Manusia butuh makan, butuh pakaian, butuh tempat tinggal, dan lainnya yang tidak bisa dikerjakan sendiri. Tidak ada manusia yang bisa membuat baju, memasak, bertani, beternak, dan semuanya sekaligus. Oleh karena itu, manusia disebut sebagai makhluk sosial. Sayangnya, di zaman modern ini, peran sosial masyarakat mulai tergerus dan banyak manusia untuk memilih hidup secara individualis.

Sebenarnya, tidak ada manusia yang benar-benar mampu untuk hidup individualis. Semuanya saling membutuhkan. Sehingga, kegiatan gotong-royong yang sudah diwariskan oleh nenek-moyang kita, harus bisa dijaga dan dilestarikan.

Kegiatan gotong-royong, biasanya tidak dilakukan oleh orang yang kaya. Mereka punya uang. Lebih baik mengeluarkan uang daripada bergotong-royong. Sehingga, mereka kehilangan sebuah ikatan antar manusia sebagai makhluk sosial. Ketika hubungan sosial manusia bermasalah, tentunya akan membuat manusia itu kesulitan. Artinya, mereka harus bekerja keras menghasilkan uang yang lebih banyak dari orang lain. Agar mereka bisa membayar jasa lebih banyak lagi untuk melancarkan semua urusannya.

Hal ini tentunya akan berbeda ketika manusia memiliki hubungan sosial yang baik di masyarakat. Terkadang, tidak perlu mengeluarkan banyak uang saat memiliki hajat karena semua tetangganya ikut membantu. Mungkin, tetangga atau teman tidak membantu banyak. Tapi jika yang membantu banyak, tentu bantuan itu sangat cukup, bahkan bisa lebih. Sehingga, semua berjalan lancar dan terasa berkecukupan.

Dalam beberapa kasus sosial, kerap ditemukan perbedaan kontras antara si kaya dan si miskin saat mereka menggelar hajatan. Beberapa orang yang terlihat kaya, memiliki rumah bagus, kendaraan bagus, juga pekerjaan bagus, tidak mampu untuk memberikan jamuan yang lebih baik dan sangat terbatas. Sedangkan orang yang dianggap miskin, biasanya sangat berhati-hati dengan penilaian orang dan mampu memberikan jamuan lebih layak dari si kaya.

Tidak semua orang kaya bersikap individualis. Masih banyak juga orang kaya yang sangat senang berbaur dengan masyarakat. Tetapi, di era sekarang ini, mayoritas orang kaya bersifat individualis. Sehingga, mereka menyulitkan diri sendiri di masa depan ketika mereka sudah tua, sakit, atau kehilangan hartanya. Karena mindset mereka adalah harta dan keturunan-keturunannya juga hanya akan mementingkan harta, bukan hubungan sosial.

Ketika kita tidak memiliki kekuatan finansial, maka kita harus bisa memiliki kekuatan sosial. Meski tidak menjadi kaya raya, tapi akan memberikan jalan kemudahan untuk berbagai hal. Oleh karenanya, berlatihlah untuk menjalin hubungan sosial yang baik agar hidup kita terasa berharga di masa depan, terutama ketika kita sudah tiada, kita akan diingat sebagai apa oleh orang-orang di sekitar kita. Jiks kita ditakdirkan menjadi orang kaya, maka jadilah orang kaya yang kaya hati.


Penulis Pengendali Moral Bangsa

 




Zaman semakin maju, tapi kualitas moral manusia semakin mundur. Banyak penyimpangan sosial yang saat ini dianggap normal. Kenapa? Apa pengaruh terbesarnya dan bagaimana dampak yang timbul dari normalisasi penyimpangan sosial?

Bicara tentang moral, tentunya kita akan membicarakan tentang pedoman hidup seseorang. Tentang perbuatan baik yang harus dilakukan dan perbuatan buruk yang harus ditinggalkan. Moral, satu kata yang terlihat sepele, semu, tidak bisa disentuh, tetapi memiliki pengaruh besar bagi kehidupan. Sayangnya, moral yang seharusnya semakin baik seiring dengan perkembangan zaman, justru semakin menurun, bahkan bisa dibilang jeblok.

Moral memiliki tatanan penting dalam menjalankan roda kehidupan manusia. Oleh karenanya, orang-orang penting harus memiliki moral yang baik, supaya seluruh dunia bisa menjadi lebih baik. Tetapi hal ini tidak bisa terjadi karena kerusakan moral terjadi secara global di seluruh dunia. Bahkan, orang-orang yang duduk di kursi penguasa tertinggi, memiliki kualitas moral yang buruk. Indikatornya ialah terjadinya banyak korupsi, kolusi, dan nepotisme di dalam sebuah negara.

Ketika sebuah bangsa memiliki pemimpin bermoral buruk, maka bangsa tersebut akan mudah hancur tanpa berperang dengan negara lain. Artinya, pemimpin yang tidak bermoral sedang menghancurkan masa depan bangsanya sendiri.

Contoh kasus yang marak terjadi ialah perang argumentasi antar pemimpin hingga pemimpin negara yang tidak beretika dalam berkomentar dan dianggap sebagai hal lumrah oleh para pendukungnya. Bukankah hal ini menjadi sumber utama rusaknya moral bangsa? Tapi semua seolah dianggap wajar hingga menjadi panutan negatif bagi rakyatnya.

Ditambah lagi dengan literatur buruk yang tertulis abadi untuk masa depan. Kenapa aku bilang buruk? Karena ada banyak penulis nakal yang melahirkan tulisan-tulisan bakal. Tulisan nakal  melahirkan penyimpangan sosial yang dinormalisasi. Terlebih, tulisan zaman sekarang adalah tulisan yang sangat mudah diakses oleh semua kalangan. Sehingga, tidak menutup kemungkinan kalau kita akan bertemu dengan tulisan-tulisan nakal yang memengaruhi pola pikir dan aktivitas sosial manusia.

Kita bisa mengambil contoh dan pelajaran dari kasus skandal video syur antara guru dan murid di Gorontalo pada tahun 2024. Hubungan terlarang antara siswi SMA dan gurunya itu kerap menjadi bahan bacaan yang disajikan oleh penulis di sebuah platform baca online. Beberapa penulis memilih untuk menormalisasi penyimpangan sosial dengan menjadikannya tokoh utama. Tokoh utama yang melakukan perbuatan buruk ditulis sebagai hal yang normal, bahkan mendapat dukungan penuh dari penulisnya dengan dalih menyajikan cerita dari sudut pandang yang berbeda.

Semakin maraknya tulisan-tulisan yang melibatkan siswa-siswa sekolah dengan konten dewasa di dalamnya, tentunya akan memengaruhi pemikiran dan perilaku sosial di masyarakat. Terlebih, hal-hal negatif yang beredar di media sosial justru menjadi konten yang “viral” dan dikejar oleh banyak orang demi sebuah kepopuleran.

Maraknya konten negatif yang viral adalah indikator perilaku masyarakat sebagai target market atau pasar atas konten tersebut. Ketika konten negatif yang viral, artinya selera mayoritas masyarakat ialah konten-konten yang negatif. Sehingga, konten positif kerap tenggelam dan tidak menjadi perhatian masyarakat.

Konten negatif tidak hanya dalam bentuk foto dan video di media sosial. Platform menulis yang pengkaryanya dianggap sebagai seseorang yang melek literasi dan memiliki intelektual tinggi, ternyata juga banyak yang menyajikan konten-konten negatif. Konten negatif dalam bentuk narasi panjang atau novel juga menjadi salah satu selera tertinggi masyarakat. Artinya, pola pikir dan selera masyarakat atas konten-konten negatif sudah menjadi makanan sehari-hari dan dianggap wajar.

Konten berupa tulisan adalah sumber utama dari segala konten-konten yang beredar. Sebelum menjadi sebuah video yang menarik, tentunya seseorang harus memiliki kemampuan untuk menulis dan mengolah informasi tersebut. Foto dan video, merupakan hasil dari sebuah literatur. Ketika literatur baik, maka kualitas foto, video, dan film akan sebaik literatur di suatu negara.

Baik konten tulisan maupun video, semuanya bisa dikendalikan oleh penulis. Karya-karya seorang penulis, akan menjadi sebuah panutan (role model) bagi banyak penikmatnya. Penikmat yang hari ini membaca atau menonton, mungkin akan melahirkan sebuah karya yang mirip atau bahkan sama dengan karya-karya yang mereka nikmati sebelumnya. Di sinilah, peran penting seorang penulis dalam mengendalikan moral bangsa. Penulis yang menyuguhkan karya-karya bermoral baik, tentunya akan menghasilkan pembaca yang bermoral baik pula.

Dalam beberapa kesempatan, aku berkeliling ke toko buku. Mencari buku-buku tentang etika dan moral. Sayang, aku tidak menemukannya. Seingatku, aku pernah membaca buku tentang etika kepenulisan saat aku masih kecil. Bahkan, di sekolah diajari tentang “Budi Pekerti” yang membuat terbiasa mengenal baik-buruk suatu keadaan atau peristiwa.

Siapa orang paling berkuasa yang bisa mengendalikan beredarnya buku-buku di masyarakat? Ya, pemerintah. Ketika pemerintah mengeluarkan program peluncuran buku-buku tentang etika dan moral dengan jumlah yang banyak, tentunya akan memengaruhi pasar dan pola pikir pembacanya. Sayangnya, pemerintahan saat ini justru khawatir jika rakyatnya terlalu pandai dan bermoral baik. Karena mereka tidak akan bisa menyetel rakyat untuk membuat kekuasaan mereka abadi dan penyimpangan yang mereka lakukan dianggap wajar oleh masyarakat.

Menormalisasi sebuah penyimpangan sosial, akan melahirkan kebiasaan korupsi, kolusi, nepotisme, dan lain-lain. Setelah mengamati perubahan sosial selama beberapa tahun belakangan ini, sumber pengendali moral terbesar adalah pada naskah kepenulisan. Saat ini, kualitas naskah kepenulisan sangat menurun drastis secara konteks. Penulis yang memilih di jalur yang benar, tidak mendapatkan atensi dari masyarakat banyak. Hanya orang-orang tertentu yang memiliki tingkat intelektual tinggi yang membacanya karena mereka sudah pandai memilah dan memilih bahan bacaan.

Selera mayoritas masyarakat adalah gambaran besar tentang karakter sebuah bangsa. Kita tidak bisa mengendalikan sepenuhnya dan mengubahnya dalam waktu singkat. Tapi, kita bisa mengupayakannya dengan mengendalikan beredarnya naskah-naskah buku yang tidak baik dan bermoral. Saat ini, banyak buku dewasa yang dijual bebas, bahkan bisa dibaca secara gratis. Aku lebih setuju ketika buku-buku dewasa itu bisa dikurasi secara ketat agar tidak sembarang orang bisa menuliskan adegan-adegan dewasa secara eksplisit. Buku-buku dewasa dengan konten-konten berbahaya juga seharusnya diberikan akses khusus atau diberikan tarif harga tinggi agar tidak dibaca oleh anak-anak remaja. Hal ini, tentunya menjadi upaya yang baik untuk mengendalikan moral masyarakat.

Mungkinkah kita akan membiarkan anak-anak kita yang hari ini belum lahir, mengalami kerusakan moral pada 20 tahun mendatang karena literature tentang etika, moral, dan tata krama sudah sangat langka. Dari mana anak-anak kita akan belajar tentang begitu indahnya masa depan, jika yang kita suguhkan adalah kehancuran?

Untuk para penulis pemula, jika ingin memutuskan menjadi penulis, maka jadilah penulis yang baik untuk masa depan. Semua tulisan bertujuan untuk memengaruhi pola pikir manusia. Maka, hadirkanlah tulisan-tulisan yang memberikan pengaruh positif pada dunia.Karena kita tidak punya cara lain untuk mengendalikan moral bangsa selain dari sisi agama, satu-satunya harapan adalah para penulis masa depan.

 

 

 

 

 

 

 

BIODATA PENULIS




Namaku Walrina, biasa dipanggil Rin Muna. Aku memiliki 2 nama pena, yakni  Vella Nine (khusus karya novel) dan Rin Muna. Aku lahir pada tanggal 09 November 1991 di pondok kecil yang menjadi rumah tinggal kedua orang tuaku. Sekolah di SDN 038 Samboja, SMP Negeri 15 Balikpapan dan SMA Negeri 06 Balikpapan. Saat ini masih menempuh pendidikan Sastra Inggris di Universitas Terbuka. Aku sangat suka menulis novel panjang dengan ratusan atau ribuan episode.

Pada 18 Februari 2018, aku mendirikan Taman Bacaan Masyarakat Bunga Kertas. Sekarang telah berubah menjadi Yayasan Rumah Literasi Kreatif yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan.

 

 


Beberapa karya yang telah aku tulis:

1.      20 Buku Antologi Puisi, Cerpen, Esai, dan Dongeng terbitan FAM Publishing

2.      Buku Novel "Perfect Hero" - Novelindo Publishing, 2022

3.      Buku Novel "I am Here, Mr. Rich" - Novelindo Publishing, 2022

4.      Then Love by Vella Nine - Novelme, 2019

5.      Perfect Hero by Vella Nine - Novelme, 2020 [1.373.366 kata]

6.      Perfect Hero Seri 1 versi cetak by Vella Nine - Novelindo Publishing, 2022

7.      Perfect Hero 2 by Vella Nine - Novelme, 2021 [ 572.955 kata] 

8.      Shaum Me by Vella Nine - Novelme, 2021

9.      I am Here, Mr. Rich by Vella Nine - Novelme, 2022 [410.769 kata]

10.  I am Here, Mr. Rich Seri 1 versi cetak by Vella Nine - Novelindo Publishing, 2022

11.  Menikahi Lelaki Brengsek by Vella Nine

12.  Suami untuk Istri by Vella Nine - Fizzo, 2022 [ 617.400 kata]

13.  Assalamualaikum, Ya Habib by Vella Nine - Fizzo 2022

14.  Mrs. Rose & Mr. Rich by Vella Nine - Fizzo, 2023

15.  Catch Me Mr. Ghevin by Vella Nine – Fizzo, 2023

16.  Magang 90 Hari by Vella Nine – Fizzo, 2023

17.  The Cakra by Vella Nine – Fizzo, 2024

18.  Semua karya di dalam blog pribadi www.rinmuna.com

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Thursday, October 3, 2024

Workshop Menulis "Merekam Jejak Literasi di Kutai Kartanegara"

 


 

Kutai Kartanegara, 03 Oktober 2024 – Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara mengadakan kegiatan Workshop Menulis untuk 15 penulis terpilih.

 

Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara telah menggelar  Kompetisi Menulis Esai dengan tema “Merekam Jejak Literasi Kutai Kartanegara” mulai tanggal 28  Agustus 2024. Sebanyak 90 peserta telah mengirimkan naskah kepada panitia. Dari 90 naskah yang masuk, terdapat 15 naskah yang lolos seleksi dan diwajibkan untuk mengikuti Workshop Menulis pada tanggal 03 Oktober 2024.

Acara pembekalan ini dilaksanakan di Pendopo Langit Timur,  Desa Loa Ulung Kecamatan Tenggarong Seberang. Dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Hj. Aji Lina Rodiah, S.E).

 

Diarpus (Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara) memberikan pembekalan khusus kepada peserta terpilih dengan menghadirkan beberapa narasumber, yakni: Syafrudin Pernyata (Sastrawan Kaltim), Amien Wangsitalaja (Sastrawan Kaltim), dan Akhmad Badwi (Pemerhati Literasi). Pembekalan ini mengulik detail naskah dan memberikan materi tentang penulisan naskah esai yang menarik.

 

Kegiatan Workshop Menulis ini bertujuan untuk memberikan pembekalan pada penulis terpilih agar merevisi naskah sesuai dengan kaidan penulisan esai yang berlaku. Para peserta diberi kesempatan untuk memperbaiki naskahnya hingga tanggal 10 Oktober 2024. Semua naskah terpilih ini akan dibukukan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara. Oleh karenanya, proses penjurian dan akurasi naskah dilakukan dengan ketat guna menghasilkan naskah yang berkualitas. Sesuai dengan linimasa yang telah ditentukan, pengumuman juara esai ini akan diumumkan pada tanggal 17 Oktober 2024.  

Peluncuran buku bertajuk Merekam Jejak Literasi di Kutai Kartanegara ini  akan dilakukan pada bulan November 2024. (/rm)

 Cc:
@diarpus_kukar
@kukarkab_official
#literasi #inkubatorliterasi #literacy #diarpuskukar #perpustakaan #perpusnas #samboja #kukar #kaltim
 

 

 

 

 

Diarpus Kukar Gelar Workshop Menulis Kearifan Lokal untuk 15 Penulis Terpilih


 

Halo, guys! Gimana kabarnya, nih?

Kali ini aku mau sharing tentang kegiatan-kegiatan yang sering banget aku ikuti. Salah satunya ialah kegiatan Workshop Menulis yang dilaksanakan oleh  Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara pada tanggal 03 Oktober 2024.  Sebelumnya, Diarpus (sebutan untuk Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Kukar) telah menggelar  Kompetisi Menulis Esai dengan tema “Merekam Jejak Literasi Kutai Kartanegara” yang mulai tanggal 28  Agustus 2024. Sebanyak 90 peserta telah mengirimkan naskah kepada panitia. Dari 90 naskah yang masuk, terdapat 15 naskah yang lolos seleksi dan diwajibkan untuk mengikuti Workshop Menulis  yang dilaksanakan di Pendopo Langit Timur,  Desa Loa Ulung Kecamatan Tenggarong Seberang. 

Sebenarnya, jarak dari Samboja itu jauh banget. Rasanya, kayak malas banget harus lewati perjalanan jauh di Bukit Soeharto, apalagi harus bawa kendaraan sendiri. Khawatir hujan, dan lain-lain.

Awalnya, aku mau berangkat pakai sepeda motor sendiri. Tapi, Allah kasih rezeki bertemu dengan Pak Sekdes satu hari sebelumnya dan kebetulan beliau juga mau pergi antar laporan desa ke kota Tenggarong. Bersyukur, aku dapet tebengan dari Pak Sekdes. Beliau juga mau antar-jemput aku ke Langit Timur, yang ternyata tempatnya jauh banget dari pusat kota Tenggarong.

Setelah aku sampai di Langit Timur, aku baru mengetahui jika tempat wisata yang satu ini adalah milik Pak Syafruddin Pernyata, Sastrawan Kaltim yang telah memberikan banyak materi kepenulisan kepada penulis-penulis di Kalimantan Timur. Tempatnya tenang, cantik dan mengagumkan. Memang cocok untuk seorang introvert dalam mencari inspirasi.

Acara ini dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Hj. Aji Lina Rodiah, S.E).

Diarpus (Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara) memberikan pembekalan khusus kepada peserta terpilih dengan menghadirkan beberapa narasumber, yakni: Syafrudin Pernyata (Sastrawan Kaltim), Amien Wangsitalaja (Sastrawan Kaltim), dan Akhmad Badwi (Pemerhati Literasi). Pembekalan ini mengulik detail naskah dan memberikan materi tentang penulisan naskah esai yang menarik.

Kegiatan Workshop Menulis ini bertujuan untuk memberikan pembekalan pada penulis terpilih agar merevisi naskah sesuai dengan kaidah penulisan esai yang berlaku. Para peserta diberi kesempatan untuk memperbaiki naskahnya hingga tanggal 10 Oktober 2024. Aku adalah salah satu peserta yang mendapat jatah untuk merevisi naskah. Jujurly, aku udah lama banget nggak nulis esai sejak asyik nulis novel. Jadinya, aku agak canggung dalam menulis karya esai dan banyak banget yang harus diperbaiki, terutama dalam hal referensi. Kalau nulis novel, aku murni berimajinasi tanpa harus mencantumkan banyak referensi. Jadinya, aku harus revisi naskahku beberapa kali.

Bersyukurnya, Bapak Akhmad Badwi memberikan banyak catatan supaya aku bisa merevisi naskah aku. Karena, jarang banget penulis senior yang mau meluangkan waktunya untuk memberikan catatan-catatan kecil tentang kekurangan naskah. Ini bisa menjadi salah satu patokan utuk lebih banyak belajar tentang dunia kepenulisan ke depannya. Meski aku sudah sering menulis, bukan berarti tulisanku bisa sempurna. Aku juga masih perlu banyak belajar, terutama

Semua naskah terpilih ini akan dibukukan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara. Oleh karenanya, proses penjurian dan akurasi naskah dilakukan dengan ketat guna menghasilkan naskah yang berkualitas. Sesuai dengan linimasa yang telah ditentukan, pengumuman juara esai ini akan diumumkan pada tanggal 17 Oktober 2024.  

Peluncuran buku bertajuk Merekam Jejak Literasi di Kutai Kartanegara ini  akan dilakukan pada bulan November 2024. (/rm)

Tuesday, October 1, 2024

Ingatan yang Hilang

 



Banyak hal yang seharusnya bisa aku tulis, tapi aku melewatkannya begitu saja. Membiarkan foto-foto tertumpuk di galeri, hingga lupa sedang beekegiatan apa. 

Sama seperti foto di atas. Aku menemukannya saat aku sedang bersih-bersih galery foto karena memori 2 ponsel dan 2 laptopku sudah penuh. Aku benar-benar bingung, mau menghapus foto-foto kenangan ini atau menyimpannya. 

Foto ini diambil  pada 18 Juni 2023 jika melihat informasi yang berada di detail foto ini. Tapi, aku tidak ingat persisnya kapan. Aku juga lupa, ini kegiatan apa. 


Setelah aku ingat-ingat, sepertinya ini adalah kegiatan dari Dinas Pariwisata Kukar dalam program Wonderful Indonesia. 


Aku selalu menjadi peserta yang aktif bertanya. Sehingga, kerap kali fotoku terpampang nyata. Entah, kemampuan berpikirku sangat rendah. Membuat aku banyak bertanya ketika berada di dalam sebuah forum. Bahkan, sekalipun aku sudah mengetahuinya. Terkadang, aku ingin mendengarkan pendapat orang dari perspektif yang berbeda. 


Semoga, foto ini bisa menjadi pengingat masa tuaku. Tentunya tidak akan mudah bisa berada di tempat seperti ini. Bisa mengenal banyak orang, mendengarkan dan berbagi cerita. 

Jika kamu menemukan bacaan ini dan kamu ingat sesuatu, sampaikanlah! 

Karena aku sudah lupa dan sedang berusaha menggali ingatan yang hilang. 



Monday, September 2, 2024

Puisi "Menanti yang Tak Pasti" karya Rin Muna

 



Puisi "Menanti yang Tak Pasti"

karya Rin Muna


Seseorang memintaku untuk menunggu

Tapi entah sampai kapan.

Tanpa ada sebuah kepastian

Aku tetap menunggu.


Menunggu di tempat ini seorang diri

Menahan angin kencang yang terus menerpa

Menikmati hujan badai tanpa siapa-siapa


Aku duduk menunggu tanpa kepastian.

Seseorang berbisik ... pergilah! Di tempat lain, kamu bisa melakukan banyak hal.

Daripada duduk menunggu dan kamu melewatkan banyak kesempatan yang mungkin sudah membuat hidupmu indah di hari ini.

Namun, aku tetap setia menunggu, tanpa kepastian.

Kunikmati semua panah dan peluru yang menuju, tanpa perlindungan.

Haruskah aku terus menunggu?

Menghadapi hari-hari pilu sembari menanti hal yang tak pasti?

Sementara ... seseorang yang kuajak melangkah bersama, masih memilih untuk melangkah sendiri-sendiri.




Kutai Kartanegara, 02 September 2024


Monday, June 24, 2024

8 Orang Tim Kaligrafi Rulika Siap ke Ajang MTQ Ke-45 Kecamatan Samboja

 



www.rinmuna.com, Samboja – Rumah Literasi Kreatif kembali mengirimkan tim kaligrafi ke ajang lomba MTQ Ke-45 Kecamatan Samboja Tahun 2024.

Rumah Literasi Kreatif (Rulika) merupakan komunitas belajar yang ada di Desa Beringin Agung. Sejak tahun 2019, Rulika menjadi tempat belajar seni kaligrafi untuk ajang MTQ Kecamatan Samboja. Hingga saat ini, Rulika masih aktif menjadi tempat belajar bagi komunitas seni rupa dan kaligrafi yang ada di Desa Beringin Agung dan sekitarnya.

Komunitas seni kaligrafi yang ada di Rumah Literasi Kreatif selalu menorehkan prestasi setiap tahunnya. Tahun ini, Rulika bersama Desa Beringin Agung mengirimkan 8 orang putera-puteri terbaiknya untuk mengisi 4 cabang kaligrafi (Kontemporer, Mushaf, Dekorasi & Naskah).

Kegiatan kaligrafi bukanlah hal baru bagi Rumah Literasi Kreatif (Rulika). Selama 5 tahun belakangan, Rulika menjadi tempat belajar kaligrafi. Peserta yang belajar kaligrafi di sini memulai semuanya dari nol hingga bisa dianggap layak untuk berkompetisi ke tingkat kecamatan atau ke tingkat yang lebih tinggi.

Harapannya, komunitas belajar ini bisa terus aktif berkegiatan dan berkembang setiap tahunnya. Sebab, komunitas kaligrafi adalah bagian dari penjaga naskah Al-Qur’an agar tetap terjaga dengan baik. Kita juga bisa menikmati keindahan naskah Al-Qur’an dari tangan-tangan seniman kaligrafi yang ada di daerah. (/rm)

Thursday, June 13, 2024

Kelompok Mamuja Ikut Meramaikan Festival Literasi Desa Beringin Agung

 


Pemerintah Desa Beringin Agung menyelenggarakan kegiatan Festival Literasi pada hari Sabtu, 30 Desember 2024. Acara ini diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Beringin Agung yang bekerjasama dengan Yayasan Teman Kita dan Pertamina Hulu Sanga-Sanga.

Acara ini merupakan rangkaian akhir perjalanan kerjasama Yayasan Teman Kita dan Pertamina Hulu Sanga-Sanga yang mendampingi desa Beringin Agung untuk menjadi desa literasi. Dalam acara ini, Pemerintah Desa Beringin Agung memamerkan potensi-potensi yang dimiliki oleh desa selama ini.

Ada banyak stand yang meramaikan acara ini. Salah satu yang menarik adalah stand Mamuja Galery yang menampilkan produk olahan pangan, fashion, dan kerajinan tangan. Mamuja adalah salah satu komunitas yang dibentuk oleh masyarakat (button up) dan bergerak secara swadaya (independen) sejak tahun 2019. Kelompok UMKM ini ialah kelompok UMKM independen yang tetap eksis selama 4 tahun terakhir di wilayah Desa Beringin Agung.

Mamuja memamerkan banyak karya yang diciptakan selama 4 tahun terakhir di Yayasan Rumah Literasi Kreatif. Setelah mendapatkan pelatihan dan pendampingan dari Rumah Literasi Kreatif, Mamuja diharapkan mampu bergerak secara mandiri untuk menunjang kesejahteraan masing-masing anggotanya. Sehingga, kegiatan yang dilakukan di Rumah Literasi Kreatif mampu menginspirasi dan memberikan dampak yang lebih luas bagi masyarakat Desa Beringin Agung dan sekitarnya. (/rm)

Tuesday, June 11, 2024

Komunitas Rumah Literasi Kreatif Menjadi Komunitas Kategori A yang Dipercaya Menjadi Pendamping Bagi Komunitas Lain di Balikpapan dan Samboja

 



Dalam rangka meningkatkan kualitas literasi, Kantor Bahasa Kalimantan Timur terus aktif memberikan materi dan pelatihan bagi komunitas-komunitas literasi yang ada di Kalimantan Timur.

Literasi merupakan modal penting bagi masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Masyarakat yang memiliki kemampuan berliterasi yang baik, maka akan memiliki kesempatan untuk berada pada kehidupan kemajuan yang lebih baik.

Literasi memiliki makna yang sangat luas, tak hanya sekedar membaca, tapi tentang bagaimana seseorang memiliki kecakapan/kemampuan untuk mensejahterakan masa depan dari membaca. Oleh karenanya, dibutuhkan role model untuk mengimplementasikan literasi dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.

Kantor Bahasa Kalimantan Timur kembali mengadakan pelatihan bagi komunitas-komunitas literasi yang ada di Kalimantan Timur. Pelaksaan pelatihan dilaksanakan di dua tempat sekaligus, yakni kota Balikpapan dan Kutai Kartanegara. Kegiatan pelatihan bertajuk ”Pendampingan Komunitas Literasi di Balikpapan dan Samboja” dilaksanakan di Hotel Swiss Bellin kota Balikpapan pada tanggal 05 Juni 2024 dan di Yayasan Rumah Literasi Kreatif Kecamatan Samboja pada tanggal 06 Juni 2024.

Yayasan Rumah Literasi Kreatif menjadi satu-satunya narasumber yang mendampingi 40 orang peserta yang mengikuti pelatihan ini. Pelatihan hari pertama, diisi dengan mendengarkan cerita tentang perjalanan Ibu Walrina selama 5 tahun merintis komunitas, kemudian dilanjutkan dengan materi-materi tentang program kerja, legalitas, hubungan masyarakat, dan jejaring.

Pada hari kedua, peserta diajak untuk melihat dan menyaksikan langsung kegiatan yang ada di komunitas Rumah Literasi Kreatif.

Semua peserta pelatihan terkesan melihat perjuangan Ibu Walrina selama lima tahun belakangan merintis sebuah taman baca hingga menjadi yayasan.

Yayasan Rumah Literasi Kreatif merupakan salah satu komunitas Akreditasi A yang dipercaya untuk menjadi pembicara dan pendamping bagi komunitas-komunitas lain. Rumah Literasi Kreatif memiliki beberapa kelompok/komunitas yang aktif dari berbagai cabang literasi yang ada. Banyaknya kegiatan, program kerja, mitra kerja dan legalitas hukum yang telah dimiliki oleh komunitas ini, membuatnya bisa semakin memperluas kebermanfaatnya bagi masyarakat sekitar.

Harapannya, dengan pelatihan ini bisa menjadikan  Rumah Literasi Kreatif sebagai role model dalam pengelolaan komunitas-komunitas literasi yang ada di Kalimantan Timur. (/rm)


Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas