Labels
Thursday, October 10, 2024
Saturday, October 5, 2024
Kaya Harta Tapi Tak Kaya Hati
Penting mana? Kaya harta atau kaya hati?
Mayoritas orang pasti akan memilih kaya harta. Karena dengan harga, kita bisa punya segalanya. Orang yang banyak harta, bisa makan enak setiap hari, tinggal di rumah mewah, punya kendaraan mewah, mau pergi ke mana pun tidak pusing memikirka ongkos. Enak, kan?
Tapi, ada tidak enaknya juga ketika orang yang kaya harta, tidak dibarengi dengan kaya hati. Karena orang sekaya apa pun, dia akan meninggalkan hartanya pada waktunya nanti. Dia tidak akan diingat oleh orang lain ketika tidak memiliki hati yang baik terhadap orang-orang di sekelilinya.
Di dalam sebuah lingkungan sosial, biasanya ada orang yang sangat kaya, tapi tak pandai berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang-orang di sekelilingnya. Hubungan dengan tetangga tidak buruk, tapi tidak baik juga.
Biasanya, seseorang yang merasa dirinya sudah berkecukupan, akan menciptakan garis batas antara dirinya dan orang-orang di sekelilingnya yang dianggap tidak setara. Sehingga, ada dinding besar dan tinggi di antara mereka. Kalau tinggal di perkotaan, mungkin tidak akan begitu kontras karena rata-rata orang perkotaan memiliki karakter individualis. Akan berbeda dengan orang kaya yang tinggal di pedesaan.
Orang kaya dan orang biasa di pedesaan akan terlihat sangat kontras. Kenapa? Karena orang-orang di desa memiliki jiwa kebersamaan dan kepedulian yang tinggi. Sehingga, orang desa sangat menjunjung tinggi rasa gotong-royong. Contohnya, ketika memiliki hajat/acara. Biasanya orang di pedesaan akan bergotong-royong bersama untuk mewujudkan acara sang pemilik hajat.
Cukup lama tinggal diperkotaan, kita akan merasakan bagaimana rasanya menjadi makhluk yang individualis dan tak acuh pada orang-orang sekelilingnya. Bahkan, ada saja warga yang tidak saling mengenal, meski jarak rumah mereka cukup dekat. Ketika memiliki hajat atau acara, jarang sekali masyarakatnya bergotong-royong, orang Jawa menyebutnya rewangan. Yah, mungkin ada yang rewang, tapi hanya keluarga dekat saja. Menggelar acara pernikahan, bahkan tidak lebih dari lima orang yang membantu.
Bayangkan, ketika kita hidup individualis, semuanya akan terasa sangat berat karena semua pekerjaan harus ditanggung seorang diri. Tidak banyak yang membantu ketika memiliki hajat. Jangankan hajat, ketika sedang mengalami kemalangan, juga tak banyak orang yang membantu. Bahkan, tetangga sebelah saja tidak muncul untuk membantu jika tidak dimintai pertolongan. Kan, lucu. Orang yang sedang kemalangan, harusnya mendapatkan bantuan dari tetangga-tetangganya tanpa diminta. Artinya, tetangga akan membantu tanpa pamrih ketika mereka memiliki kepedulian. Tapi karena tidak memiliki kepedulian, maka akan mementingkan dirinya sendiri.
Lebih penting mana? Bekerja mencari uang atau membantu tetangga yang tidak menghasilkan uang?
Ketika kita berpikir menggunakan logika, tentunya kita akan memilih untuk bekerja mencari uang. Sebab, kebutuhan hidup harus kita tanggung sendiri, tidak ditanggung oleh tetangga. Namun, ketika berpikir menggunakan hati yang luas sebagai makhluk sosial, maka kita akan memilih untuk membanti tetangga, semampu kita.
Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan. Tidak ada satu pun manusia yang bisa melakukan semuanya sendiri. Manusia butuh makan, butuh pakaian, butuh tempat tinggal, dan lainnya yang tidak bisa dikerjakan sendiri. Tidak ada manusia yang bisa membuat baju, memasak, bertani, beternak, dan semuanya sekaligus. Oleh karena itu, manusia disebut sebagai makhluk sosial. Sayangnya, di zaman modern ini, peran sosial masyarakat mulai tergerus dan banyak manusia untuk memilih hidup secara individualis.
Sebenarnya, tidak ada manusia yang benar-benar mampu untuk hidup individualis. Semuanya saling membutuhkan. Sehingga, kegiatan gotong-royong yang sudah diwariskan oleh nenek-moyang kita, harus bisa dijaga dan dilestarikan.
Kegiatan gotong-royong, biasanya tidak dilakukan oleh orang yang kaya. Mereka punya uang. Lebih baik mengeluarkan uang daripada bergotong-royong. Sehingga, mereka kehilangan sebuah ikatan antar manusia sebagai makhluk sosial. Ketika hubungan sosial manusia bermasalah, tentunya akan membuat manusia itu kesulitan. Artinya, mereka harus bekerja keras menghasilkan uang yang lebih banyak dari orang lain. Agar mereka bisa membayar jasa lebih banyak lagi untuk melancarkan semua urusannya.
Hal ini tentunya akan berbeda ketika manusia memiliki hubungan sosial yang baik di masyarakat. Terkadang, tidak perlu mengeluarkan banyak uang saat memiliki hajat karena semua tetangganya ikut membantu. Mungkin, tetangga atau teman tidak membantu banyak. Tapi jika yang membantu banyak, tentu bantuan itu sangat cukup, bahkan bisa lebih. Sehingga, semua berjalan lancar dan terasa berkecukupan.
Dalam beberapa kasus sosial, kerap ditemukan perbedaan kontras antara si kaya dan si miskin saat mereka menggelar hajatan. Beberapa orang yang terlihat kaya, memiliki rumah bagus, kendaraan bagus, juga pekerjaan bagus, tidak mampu untuk memberikan jamuan yang lebih baik dan sangat terbatas. Sedangkan orang yang dianggap miskin, biasanya sangat berhati-hati dengan penilaian orang dan mampu memberikan jamuan lebih layak dari si kaya.
Tidak semua orang kaya bersikap individualis. Masih banyak juga orang kaya yang sangat senang berbaur dengan masyarakat. Tetapi, di era sekarang ini, mayoritas orang kaya bersifat individualis. Sehingga, mereka menyulitkan diri sendiri di masa depan ketika mereka sudah tua, sakit, atau kehilangan hartanya. Karena mindset mereka adalah harta dan keturunan-keturunannya juga hanya akan mementingkan harta, bukan hubungan sosial.
Ketika kita tidak memiliki kekuatan finansial, maka kita harus bisa memiliki kekuatan sosial. Meski tidak menjadi kaya raya, tapi akan memberikan jalan kemudahan untuk berbagai hal. Oleh karenanya, berlatihlah untuk menjalin hubungan sosial yang baik agar hidup kita terasa berharga di masa depan, terutama ketika kita sudah tiada, kita akan diingat sebagai apa oleh orang-orang di sekitar kita. Jiks kita ditakdirkan menjadi orang kaya, maka jadilah orang kaya yang kaya hati.
Penulis Pengendali Moral Bangsa
Zaman
semakin maju, tapi kualitas moral manusia semakin mundur. Banyak penyimpangan
sosial yang saat ini dianggap normal. Kenapa? Apa pengaruh terbesarnya dan
bagaimana dampak yang timbul dari normalisasi penyimpangan sosial?
Bicara
tentang moral, tentunya kita akan membicarakan tentang pedoman hidup seseorang.
Tentang perbuatan baik yang harus dilakukan dan perbuatan buruk yang harus
ditinggalkan. Moral, satu kata yang terlihat sepele, semu, tidak bisa disentuh,
tetapi memiliki pengaruh besar bagi kehidupan. Sayangnya, moral yang seharusnya
semakin baik seiring dengan perkembangan zaman, justru semakin menurun, bahkan bisa
dibilang jeblok.
Moral
memiliki tatanan penting dalam menjalankan roda kehidupan manusia. Oleh
karenanya, orang-orang penting harus memiliki moral yang baik, supaya seluruh
dunia bisa menjadi lebih baik. Tetapi hal ini tidak bisa terjadi karena
kerusakan moral terjadi secara global di seluruh dunia. Bahkan, orang-orang
yang duduk di kursi penguasa tertinggi, memiliki kualitas moral yang buruk. Indikatornya
ialah terjadinya banyak korupsi, kolusi, dan nepotisme di dalam sebuah negara.
Ketika
sebuah bangsa memiliki pemimpin bermoral buruk, maka bangsa tersebut akan mudah
hancur tanpa berperang dengan negara lain. Artinya, pemimpin yang tidak
bermoral sedang menghancurkan masa depan bangsanya sendiri.
Contoh
kasus yang marak terjadi ialah perang argumentasi antar pemimpin hingga
pemimpin negara yang tidak beretika dalam berkomentar dan dianggap sebagai hal
lumrah oleh para pendukungnya. Bukankah hal ini menjadi sumber utama rusaknya
moral bangsa? Tapi semua seolah dianggap wajar hingga menjadi panutan negatif
bagi rakyatnya.
Ditambah
lagi dengan literatur buruk yang tertulis abadi untuk masa depan. Kenapa aku
bilang buruk? Karena ada banyak penulis nakal yang melahirkan tulisan-tulisan
bakal. Tulisan nakal melahirkan
penyimpangan sosial yang dinormalisasi. Terlebih, tulisan zaman sekarang adalah
tulisan yang sangat mudah diakses oleh semua kalangan. Sehingga, tidak menutup
kemungkinan kalau kita akan bertemu dengan tulisan-tulisan nakal yang
memengaruhi pola pikir dan aktivitas sosial manusia.
Kita
bisa mengambil contoh dan pelajaran dari kasus skandal video syur antara guru
dan murid di Gorontalo pada tahun 2024. Hubungan terlarang antara siswi SMA dan
gurunya itu kerap menjadi bahan bacaan yang disajikan oleh penulis di sebuah
platform baca online. Beberapa penulis memilih untuk menormalisasi penyimpangan
sosial dengan menjadikannya tokoh utama. Tokoh utama yang melakukan perbuatan
buruk ditulis sebagai hal yang normal, bahkan mendapat dukungan penuh dari
penulisnya dengan dalih menyajikan cerita dari sudut pandang yang berbeda.
Semakin
maraknya tulisan-tulisan yang melibatkan siswa-siswa sekolah dengan konten
dewasa di dalamnya, tentunya akan memengaruhi pemikiran dan perilaku sosial di
masyarakat. Terlebih, hal-hal negatif yang beredar di media sosial justru
menjadi konten yang “viral” dan dikejar oleh banyak orang demi sebuah
kepopuleran.
Maraknya
konten negatif yang viral adalah indikator perilaku masyarakat sebagai target market
atau pasar atas konten tersebut. Ketika konten negatif yang viral, artinya
selera mayoritas masyarakat ialah konten-konten yang negatif. Sehingga, konten
positif kerap tenggelam dan tidak menjadi perhatian masyarakat.
Konten
negatif tidak hanya dalam bentuk foto dan video di media sosial. Platform
menulis yang pengkaryanya dianggap sebagai seseorang yang melek literasi dan
memiliki intelektual tinggi, ternyata juga banyak yang menyajikan konten-konten
negatif. Konten negatif dalam bentuk narasi panjang atau novel juga menjadi
salah satu selera tertinggi masyarakat. Artinya, pola pikir dan selera
masyarakat atas konten-konten negatif sudah menjadi makanan sehari-hari dan
dianggap wajar.
Konten
berupa tulisan adalah sumber utama dari segala konten-konten yang beredar. Sebelum
menjadi sebuah video yang menarik, tentunya seseorang harus memiliki kemampuan
untuk menulis dan mengolah informasi tersebut. Foto dan video, merupakan hasil
dari sebuah literatur. Ketika literatur baik, maka kualitas foto, video, dan
film akan sebaik literatur di suatu negara.
Baik
konten tulisan maupun video, semuanya bisa dikendalikan oleh penulis.
Karya-karya seorang penulis, akan menjadi sebuah panutan (role model) bagi
banyak penikmatnya. Penikmat yang hari ini membaca atau menonton, mungkin akan
melahirkan sebuah karya yang mirip atau bahkan sama dengan karya-karya yang
mereka nikmati sebelumnya. Di sinilah, peran penting seorang penulis dalam
mengendalikan moral bangsa. Penulis yang menyuguhkan karya-karya bermoral baik,
tentunya akan menghasilkan pembaca yang bermoral baik pula.
Dalam
beberapa kesempatan, aku berkeliling ke toko buku. Mencari buku-buku tentang
etika dan moral. Sayang, aku tidak menemukannya. Seingatku, aku pernah membaca
buku tentang etika kepenulisan saat aku masih kecil. Bahkan, di sekolah diajari
tentang “Budi Pekerti” yang membuat terbiasa mengenal baik-buruk suatu keadaan
atau peristiwa.
Siapa
orang paling berkuasa yang bisa mengendalikan beredarnya buku-buku di
masyarakat? Ya, pemerintah. Ketika pemerintah mengeluarkan program peluncuran
buku-buku tentang etika dan moral dengan jumlah yang banyak, tentunya akan
memengaruhi pasar dan pola pikir pembacanya. Sayangnya, pemerintahan saat ini
justru khawatir jika rakyatnya terlalu pandai dan bermoral baik. Karena mereka
tidak akan bisa menyetel rakyat untuk membuat kekuasaan mereka abadi dan
penyimpangan yang mereka lakukan dianggap wajar oleh masyarakat.
Menormalisasi
sebuah penyimpangan sosial, akan melahirkan kebiasaan korupsi, kolusi,
nepotisme, dan lain-lain. Setelah mengamati perubahan sosial selama beberapa
tahun belakangan ini, sumber pengendali moral terbesar adalah pada naskah
kepenulisan. Saat ini, kualitas naskah kepenulisan sangat menurun drastis secara
konteks. Penulis yang memilih di jalur yang benar, tidak mendapatkan atensi dari
masyarakat banyak. Hanya orang-orang tertentu yang memiliki tingkat intelektual
tinggi yang membacanya karena mereka sudah pandai memilah dan memilih bahan
bacaan.
Selera
mayoritas masyarakat adalah gambaran besar tentang karakter sebuah bangsa. Kita
tidak bisa mengendalikan sepenuhnya dan mengubahnya dalam waktu singkat. Tapi,
kita bisa mengupayakannya dengan mengendalikan beredarnya naskah-naskah buku
yang tidak baik dan bermoral. Saat ini, banyak buku dewasa yang dijual bebas,
bahkan bisa dibaca secara gratis. Aku lebih setuju ketika buku-buku dewasa itu
bisa dikurasi secara ketat agar tidak sembarang orang bisa menuliskan
adegan-adegan dewasa secara eksplisit. Buku-buku dewasa dengan konten-konten
berbahaya juga seharusnya diberikan akses khusus atau diberikan tarif harga
tinggi agar tidak dibaca oleh anak-anak remaja. Hal ini, tentunya menjadi upaya
yang baik untuk mengendalikan moral masyarakat.
Mungkinkah
kita akan membiarkan anak-anak kita yang hari ini belum lahir, mengalami
kerusakan moral pada 20 tahun mendatang karena literature tentang etika, moral,
dan tata krama sudah sangat langka. Dari mana anak-anak kita akan belajar
tentang begitu indahnya masa depan, jika yang kita suguhkan adalah kehancuran?
Untuk
para penulis pemula, jika ingin memutuskan menjadi penulis, maka jadilah
penulis yang baik untuk masa depan. Semua tulisan bertujuan untuk memengaruhi
pola pikir manusia. Maka, hadirkanlah tulisan-tulisan yang memberikan pengaruh
positif pada dunia.Karena kita tidak punya cara lain untuk mengendalikan moral
bangsa selain dari sisi agama, satu-satunya harapan adalah para penulis masa
depan.
BIODATA
PENULIS
Namaku Walrina, biasa dipanggil Rin Muna. Aku
memiliki 2 nama pena, yakni Vella Nine
(khusus karya novel) dan Rin Muna. Aku lahir pada tanggal 09 November 1991 di
pondok kecil yang menjadi rumah tinggal kedua orang tuaku. Sekolah di SDN 038
Samboja, SMP Negeri 15 Balikpapan dan SMA Negeri 06 Balikpapan. Saat ini masih
menempuh pendidikan Sastra Inggris di Universitas Terbuka. Aku sangat suka
menulis novel panjang dengan ratusan atau ribuan episode.
Pada 18 Februari 2018, aku mendirikan Taman Bacaan
Masyarakat Bunga Kertas. Sekarang telah berubah menjadi Yayasan Rumah Literasi
Kreatif yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan.
Beberapa karya yang telah aku tulis:
1. 20
Buku Antologi Puisi, Cerpen, Esai, dan Dongeng terbitan FAM Publishing
2. Buku Novel
"Perfect Hero" - Novelindo Publishing, 2022
3. Buku Novel
"I am Here, Mr. Rich" - Novelindo Publishing, 2022
4. Then Love
by Vella Nine - Novelme, 2019
5. Perfect
Hero by Vella Nine - Novelme, 2020 [1.373.366 kata]
6. Perfect
Hero Seri 1 versi cetak by Vella Nine - Novelindo Publishing, 2022
7. Perfect
Hero 2 by Vella Nine - Novelme, 2021 [ 572.955 kata]
8. Shaum Me by
Vella Nine - Novelme, 2021
9. I am Here,
Mr. Rich by Vella Nine - Novelme, 2022 [410.769 kata]
10. I am Here,
Mr. Rich Seri 1 versi cetak by Vella Nine - Novelindo Publishing, 2022
11. Menikahi
Lelaki Brengsek by Vella Nine
12. Suami
untuk Istri by Vella Nine - Fizzo, 2022 [ 617.400 kata]
13. Assalamualaikum,
Ya Habib by Vella Nine - Fizzo 2022
14. Mrs. Rose
& Mr. Rich by Vella Nine - Fizzo, 2023
15. Catch Me
Mr. Ghevin by Vella Nine – Fizzo, 2023
16. Magang
90 Hari by Vella Nine – Fizzo, 2023
17. The Cakra
by Vella Nine – Fizzo, 2024
18. Semua karya
di dalam blog pribadi www.rinmuna.com
Thursday, October 3, 2024
Workshop Menulis "Merekam Jejak Literasi di Kutai Kartanegara"
Kutai Kartanegara, 03 Oktober 2024 – Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara mengadakan kegiatan Workshop Menulis untuk 15 penulis terpilih.
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara telah menggelar Kompetisi Menulis Esai dengan tema “Merekam Jejak Literasi Kutai Kartanegara” mulai tanggal 28 Agustus 2024. Sebanyak 90 peserta telah mengirimkan naskah kepada panitia. Dari 90 naskah yang masuk, terdapat 15 naskah yang lolos seleksi dan diwajibkan untuk mengikuti Workshop Menulis pada tanggal 03 Oktober 2024.
Acara pembekalan ini dilaksanakan di Pendopo Langit Timur, Desa Loa Ulung Kecamatan Tenggarong Seberang. Dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Hj. Aji Lina Rodiah, S.E).
Diarpus (Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara) memberikan pembekalan khusus kepada peserta terpilih dengan menghadirkan beberapa narasumber, yakni: Syafrudin Pernyata (Sastrawan Kaltim), Amien Wangsitalaja (Sastrawan Kaltim), dan Akhmad Badwi (Pemerhati Literasi). Pembekalan ini mengulik detail naskah dan memberikan materi tentang penulisan naskah esai yang menarik.
Kegiatan Workshop Menulis ini bertujuan untuk memberikan pembekalan pada penulis terpilih agar merevisi naskah sesuai dengan kaidan penulisan esai yang berlaku. Para peserta diberi kesempatan untuk memperbaiki naskahnya hingga tanggal 10 Oktober 2024. Semua naskah terpilih ini akan dibukukan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara. Oleh karenanya, proses penjurian dan akurasi naskah dilakukan dengan ketat guna menghasilkan naskah yang berkualitas. Sesuai dengan linimasa yang telah ditentukan, pengumuman juara esai ini akan diumumkan pada tanggal 17 Oktober 2024.
Peluncuran buku bertajuk Merekam Jejak Literasi di Kutai Kartanegara ini akan dilakukan pada bulan November 2024. (/rm)
Cc:
@diarpus_kukar
@kukarkab_official
#literasi #inkubatorliterasi #literacy #diarpuskukar #perpustakaan #perpusnas #samboja #kukar #kaltim
Diarpus Kukar Gelar Workshop Menulis Kearifan Lokal untuk 15 Penulis Terpilih
Halo, guys! Gimana kabarnya, nih?
Kali ini aku mau sharing tentang kegiatan-kegiatan yang sering banget aku ikuti. Salah satunya ialah kegiatan Workshop Menulis yang dilaksanakan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara pada tanggal 03 Oktober 2024. Sebelumnya, Diarpus (sebutan untuk Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Kukar) telah menggelar Kompetisi Menulis Esai dengan tema “Merekam Jejak Literasi Kutai Kartanegara” yang mulai tanggal 28 Agustus 2024. Sebanyak 90 peserta telah mengirimkan naskah kepada panitia. Dari 90 naskah yang masuk, terdapat 15 naskah yang lolos seleksi dan diwajibkan untuk mengikuti Workshop Menulis yang dilaksanakan di Pendopo Langit Timur, Desa Loa Ulung Kecamatan Tenggarong Seberang.
Sebenarnya, jarak dari Samboja itu jauh banget. Rasanya, kayak malas banget harus lewati perjalanan jauh di Bukit Soeharto, apalagi harus bawa kendaraan sendiri. Khawatir hujan, dan lain-lain.
Awalnya, aku mau berangkat pakai sepeda motor sendiri. Tapi, Allah kasih rezeki bertemu dengan Pak Sekdes satu hari sebelumnya dan kebetulan beliau juga mau pergi antar laporan desa ke kota Tenggarong. Bersyukur, aku dapet tebengan dari Pak Sekdes. Beliau juga mau antar-jemput aku ke Langit Timur, yang ternyata tempatnya jauh banget dari pusat kota Tenggarong.
Setelah aku sampai di Langit Timur, aku baru mengetahui jika tempat wisata yang satu ini adalah milik Pak Syafruddin Pernyata, Sastrawan Kaltim yang telah memberikan banyak materi kepenulisan kepada penulis-penulis di Kalimantan Timur. Tempatnya tenang, cantik dan mengagumkan. Memang cocok untuk seorang introvert dalam mencari inspirasi.
Acara ini dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Hj. Aji Lina Rodiah, S.E).
Diarpus (Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara) memberikan pembekalan khusus kepada peserta terpilih dengan menghadirkan beberapa narasumber, yakni: Syafrudin Pernyata (Sastrawan Kaltim), Amien Wangsitalaja (Sastrawan Kaltim), dan Akhmad Badwi (Pemerhati Literasi). Pembekalan ini mengulik detail naskah dan memberikan materi tentang penulisan naskah esai yang menarik.
Kegiatan Workshop Menulis ini bertujuan untuk memberikan pembekalan pada penulis terpilih agar merevisi naskah sesuai dengan kaidah penulisan esai yang berlaku. Para peserta diberi kesempatan untuk memperbaiki naskahnya hingga tanggal 10 Oktober 2024. Aku adalah salah satu peserta yang mendapat jatah untuk merevisi naskah. Jujurly, aku udah lama banget nggak nulis esai sejak asyik nulis novel. Jadinya, aku agak canggung dalam menulis karya esai dan banyak banget yang harus diperbaiki, terutama dalam hal referensi. Kalau nulis novel, aku murni berimajinasi tanpa harus mencantumkan banyak referensi. Jadinya, aku harus revisi naskahku beberapa kali.
Bersyukurnya, Bapak Akhmad Badwi memberikan banyak catatan supaya aku bisa merevisi naskah aku. Karena, jarang banget penulis senior yang mau meluangkan waktunya untuk memberikan catatan-catatan kecil tentang kekurangan naskah. Ini bisa menjadi salah satu patokan utuk lebih banyak belajar tentang dunia kepenulisan ke depannya. Meski aku sudah sering menulis, bukan berarti tulisanku bisa sempurna. Aku juga masih perlu banyak belajar, terutama
Semua naskah terpilih ini akan dibukukan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara. Oleh karenanya, proses penjurian dan akurasi naskah dilakukan dengan ketat guna menghasilkan naskah yang berkualitas. Sesuai dengan linimasa yang telah ditentukan, pengumuman juara esai ini akan diumumkan pada tanggal 17 Oktober 2024.
Peluncuran buku bertajuk Merekam Jejak Literasi di Kutai Kartanegara ini akan dilakukan pada bulan November 2024. (/rm)
Tuesday, October 1, 2024
Ingatan yang Hilang
Banyak hal yang seharusnya bisa aku tulis, tapi aku melewatkannya begitu saja. Membiarkan foto-foto tertumpuk di galeri, hingga lupa sedang beekegiatan apa.
Sama seperti foto di atas. Aku menemukannya saat aku sedang bersih-bersih galery foto karena memori 2 ponsel dan 2 laptopku sudah penuh. Aku benar-benar bingung, mau menghapus foto-foto kenangan ini atau menyimpannya.
Foto ini diambil pada 18 Juni 2023 jika melihat informasi yang berada di detail foto ini. Tapi, aku tidak ingat persisnya kapan. Aku juga lupa, ini kegiatan apa.
Setelah aku ingat-ingat, sepertinya ini adalah kegiatan dari Dinas Pariwisata Kukar dalam program Wonderful Indonesia.
Aku selalu menjadi peserta yang aktif bertanya. Sehingga, kerap kali fotoku terpampang nyata. Entah, kemampuan berpikirku sangat rendah. Membuat aku banyak bertanya ketika berada di dalam sebuah forum. Bahkan, sekalipun aku sudah mengetahuinya. Terkadang, aku ingin mendengarkan pendapat orang dari perspektif yang berbeda.
Semoga, foto ini bisa menjadi pengingat masa tuaku. Tentunya tidak akan mudah bisa berada di tempat seperti ini. Bisa mengenal banyak orang, mendengarkan dan berbagi cerita.
Jika kamu menemukan bacaan ini dan kamu ingat sesuatu, sampaikanlah!
Karena aku sudah lupa dan sedang berusaha menggali ingatan yang hilang.
Monday, September 2, 2024
Puisi "Menanti yang Tak Pasti" karya Rin Muna
Puisi "Menanti yang Tak Pasti"
karya Rin Muna
Seseorang memintaku untuk menunggu
Tapi entah sampai kapan.
Tanpa ada sebuah kepastian
Aku tetap menunggu.
Menunggu di tempat ini seorang diri
Menahan angin kencang yang terus menerpa
Menikmati hujan badai tanpa siapa-siapa
Aku duduk menunggu tanpa kepastian.
Seseorang berbisik ... pergilah! Di tempat lain, kamu bisa melakukan banyak hal.
Daripada duduk menunggu dan kamu melewatkan banyak kesempatan yang mungkin sudah membuat hidupmu indah di hari ini.
Namun, aku tetap setia menunggu, tanpa kepastian.
Kunikmati semua panah dan peluru yang menuju, tanpa perlindungan.
Haruskah aku terus menunggu?
Menghadapi hari-hari pilu sembari menanti hal yang tak pasti?
Sementara ... seseorang yang kuajak melangkah bersama, masih memilih untuk melangkah sendiri-sendiri.
Kutai Kartanegara, 02 September 2024
Monday, June 24, 2024
8 Orang Tim Kaligrafi Rulika Siap ke Ajang MTQ Ke-45 Kecamatan Samboja
www.rinmuna.com, Samboja – Rumah Literasi Kreatif kembali mengirimkan tim kaligrafi ke ajang lomba MTQ Ke-45 Kecamatan Samboja Tahun 2024.
Rumah Literasi Kreatif (Rulika) merupakan komunitas belajar yang ada di
Desa Beringin Agung. Sejak tahun 2019, Rulika menjadi tempat belajar seni
kaligrafi untuk ajang MTQ Kecamatan Samboja. Hingga saat ini, Rulika masih
aktif menjadi tempat belajar bagi komunitas seni rupa dan kaligrafi yang ada di
Desa Beringin Agung dan sekitarnya.
Komunitas seni kaligrafi yang ada di Rumah Literasi Kreatif selalu
menorehkan prestasi setiap tahunnya. Tahun ini, Rulika bersama Desa Beringin
Agung mengirimkan 8 orang putera-puteri terbaiknya untuk mengisi 4 cabang
kaligrafi (Kontemporer, Mushaf, Dekorasi & Naskah).
Kegiatan kaligrafi bukanlah hal baru bagi Rumah Literasi Kreatif
(Rulika). Selama 5 tahun belakangan, Rulika menjadi tempat belajar kaligrafi. Peserta
yang belajar kaligrafi di sini memulai semuanya dari nol hingga bisa dianggap
layak untuk berkompetisi ke tingkat kecamatan atau ke tingkat yang lebih
tinggi.
Harapannya, komunitas belajar ini bisa terus aktif berkegiatan dan
berkembang setiap tahunnya. Sebab, komunitas kaligrafi adalah bagian dari penjaga
naskah Al-Qur’an agar tetap terjaga dengan baik. Kita juga bisa menikmati
keindahan naskah Al-Qur’an dari tangan-tangan seniman kaligrafi yang ada di
daerah. (/rm)
Thursday, June 13, 2024
Kelompok Mamuja Ikut Meramaikan Festival Literasi Desa Beringin Agung
Pemerintah Desa Beringin Agung menyelenggarakan kegiatan Festival
Literasi pada hari Sabtu, 30 Desember 2024. Acara ini diselenggarakan oleh
Pemerintah Desa Beringin Agung yang bekerjasama dengan Yayasan Teman Kita dan
Pertamina Hulu Sanga-Sanga.
Acara ini merupakan rangkaian akhir perjalanan kerjasama Yayasan Teman
Kita dan Pertamina Hulu Sanga-Sanga yang mendampingi desa Beringin Agung untuk
menjadi desa literasi. Dalam acara ini, Pemerintah Desa Beringin Agung
memamerkan potensi-potensi yang dimiliki oleh desa selama ini.
Ada banyak stand yang meramaikan acara ini. Salah satu yang menarik
adalah stand Mamuja Galery yang menampilkan produk olahan pangan, fashion, dan
kerajinan tangan. Mamuja adalah salah satu komunitas yang dibentuk oleh
masyarakat (button up) dan bergerak secara swadaya (independen) sejak tahun
2019. Kelompok UMKM ini ialah kelompok UMKM independen yang tetap eksis selama
4 tahun terakhir di wilayah Desa Beringin Agung.
Mamuja memamerkan banyak karya yang diciptakan selama 4 tahun terakhir
di Yayasan Rumah Literasi Kreatif. Setelah mendapatkan pelatihan dan
pendampingan dari Rumah Literasi Kreatif, Mamuja diharapkan mampu bergerak
secara mandiri untuk menunjang kesejahteraan masing-masing anggotanya.
Sehingga, kegiatan yang dilakukan di Rumah Literasi Kreatif mampu menginspirasi
dan memberikan dampak yang lebih luas bagi masyarakat Desa Beringin Agung dan
sekitarnya. (/rm)
Tuesday, June 11, 2024
Komunitas Rumah Literasi Kreatif Menjadi Komunitas Kategori A yang Dipercaya Menjadi Pendamping Bagi Komunitas Lain di Balikpapan dan Samboja
Dalam rangka meningkatkan kualitas literasi,
Kantor Bahasa Kalimantan Timur terus aktif memberikan materi dan pelatihan bagi
komunitas-komunitas literasi yang ada di Kalimantan Timur.
Literasi merupakan modal penting bagi masyarakat dalam menjalani kehidupan
sehari-hari. Masyarakat yang memiliki kemampuan berliterasi yang baik, maka
akan memiliki kesempatan untuk berada pada kehidupan kemajuan yang lebih baik.
Literasi memiliki makna yang sangat luas, tak hanya sekedar membaca,
tapi tentang bagaimana seseorang memiliki kecakapan/kemampuan untuk
mensejahterakan masa depan dari membaca. Oleh karenanya, dibutuhkan role model untuk
mengimplementasikan literasi dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.
Kantor Bahasa Kalimantan Timur kembali mengadakan pelatihan bagi
komunitas-komunitas literasi yang ada di Kalimantan Timur. Pelaksaan pelatihan
dilaksanakan di dua tempat sekaligus, yakni kota Balikpapan dan Kutai
Kartanegara. Kegiatan pelatihan bertajuk ”Pendampingan Komunitas Literasi di
Balikpapan dan Samboja” dilaksanakan di Hotel Swiss Bellin kota Balikpapan pada
tanggal 05 Juni 2024 dan di Yayasan Rumah Literasi Kreatif Kecamatan Samboja
pada tanggal 06 Juni 2024.
Yayasan Rumah Literasi Kreatif menjadi satu-satunya narasumber yang
mendampingi 40 orang peserta yang mengikuti pelatihan ini. Pelatihan hari
pertama, diisi dengan mendengarkan cerita tentang perjalanan Ibu Walrina selama
5 tahun merintis komunitas, kemudian dilanjutkan dengan materi-materi tentang
program kerja, legalitas, hubungan masyarakat, dan jejaring.
Pada hari kedua, peserta diajak untuk melihat dan menyaksikan langsung
kegiatan yang ada di komunitas Rumah Literasi Kreatif.
Semua peserta pelatihan terkesan melihat perjuangan Ibu Walrina selama
lima tahun belakangan merintis sebuah taman baca hingga menjadi yayasan.
Yayasan Rumah Literasi Kreatif merupakan salah satu komunitas Akreditasi
A yang dipercaya untuk menjadi pembicara dan pendamping bagi komunitas-komunitas
lain. Rumah Literasi Kreatif memiliki beberapa kelompok/komunitas yang aktif
dari berbagai cabang literasi yang ada. Banyaknya kegiatan, program kerja,
mitra kerja dan legalitas hukum yang telah dimiliki oleh komunitas ini,
membuatnya bisa semakin memperluas kebermanfaatnya bagi masyarakat sekitar.
Harapannya, dengan pelatihan ini bisa menjadikan Rumah Literasi Kreatif sebagai role model
dalam pengelolaan komunitas-komunitas literasi yang ada di Kalimantan Timur. (/rm)