Thursday, October 3, 2024

Workshop Menulis "Merekam Jejak Literasi di Kutai Kartanegara"

 


 

Kutai Kartanegara, 03 Oktober 2024 – Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara mengadakan kegiatan Workshop Menulis untuk 15 penulis terpilih.

 

Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara telah menggelar  Kompetisi Menulis Esai dengan tema “Merekam Jejak Literasi Kutai Kartanegara” mulai tanggal 28  Agustus 2024. Sebanyak 90 peserta telah mengirimkan naskah kepada panitia. Dari 90 naskah yang masuk, terdapat 15 naskah yang lolos seleksi dan diwajibkan untuk mengikuti Workshop Menulis pada tanggal 03 Oktober 2024.

Acara pembekalan ini dilaksanakan di Pendopo Langit Timur,  Desa Loa Ulung Kecamatan Tenggarong Seberang. Dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Hj. Aji Lina Rodiah, S.E).

 

Diarpus (Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara) memberikan pembekalan khusus kepada peserta terpilih dengan menghadirkan beberapa narasumber, yakni: Syafrudin Pernyata (Sastrawan Kaltim), Amien Wangsitalaja (Sastrawan Kaltim), dan Akhmad Badwi (Pemerhati Literasi). Pembekalan ini mengulik detail naskah dan memberikan materi tentang penulisan naskah esai yang menarik.

 

Kegiatan Workshop Menulis ini bertujuan untuk memberikan pembekalan pada penulis terpilih agar merevisi naskah sesuai dengan kaidan penulisan esai yang berlaku. Para peserta diberi kesempatan untuk memperbaiki naskahnya hingga tanggal 10 Oktober 2024. Semua naskah terpilih ini akan dibukukan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara. Oleh karenanya, proses penjurian dan akurasi naskah dilakukan dengan ketat guna menghasilkan naskah yang berkualitas. Sesuai dengan linimasa yang telah ditentukan, pengumuman juara esai ini akan diumumkan pada tanggal 17 Oktober 2024.  

Peluncuran buku bertajuk Merekam Jejak Literasi di Kutai Kartanegara ini  akan dilakukan pada bulan November 2024. (/rm)

 Cc:
@diarpus_kukar
@kukarkab_official
#literasi #inkubatorliterasi #literacy #diarpuskukar #perpustakaan #perpusnas #samboja #kukar #kaltim
 

 

 

 

 

Diarpus Kukar Gelar Workshop Menulis Kearifan Lokal untuk 15 Penulis Terpilih


 

Halo, guys! Gimana kabarnya, nih?

Kali ini aku mau sharing tentang kegiatan-kegiatan yang sering banget aku ikuti. Salah satunya ialah kegiatan Workshop Menulis yang dilaksanakan oleh  Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara pada tanggal 03 Oktober 2024.  Sebelumnya, Diarpus (sebutan untuk Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Kukar) telah menggelar  Kompetisi Menulis Esai dengan tema “Merekam Jejak Literasi Kutai Kartanegara” yang mulai tanggal 28  Agustus 2024. Sebanyak 90 peserta telah mengirimkan naskah kepada panitia. Dari 90 naskah yang masuk, terdapat 15 naskah yang lolos seleksi dan diwajibkan untuk mengikuti Workshop Menulis  yang dilaksanakan di Pendopo Langit Timur,  Desa Loa Ulung Kecamatan Tenggarong Seberang. 

Sebenarnya, jarak dari Samboja itu jauh banget. Rasanya, kayak malas banget harus lewati perjalanan jauh di Bukit Soeharto, apalagi harus bawa kendaraan sendiri. Khawatir hujan, dan lain-lain.

Awalnya, aku mau berangkat pakai sepeda motor sendiri. Tapi, Allah kasih rezeki bertemu dengan Pak Sekdes satu hari sebelumnya dan kebetulan beliau juga mau pergi antar laporan desa ke kota Tenggarong. Bersyukur, aku dapet tebengan dari Pak Sekdes. Beliau juga mau antar-jemput aku ke Langit Timur, yang ternyata tempatnya jauh banget dari pusat kota Tenggarong.

Setelah aku sampai di Langit Timur, aku baru mengetahui jika tempat wisata yang satu ini adalah milik Pak Syafruddin Pernyata, Sastrawan Kaltim yang telah memberikan banyak materi kepenulisan kepada penulis-penulis di Kalimantan Timur. Tempatnya tenang, cantik dan mengagumkan. Memang cocok untuk seorang introvert dalam mencari inspirasi.

Acara ini dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara (Hj. Aji Lina Rodiah, S.E).

Diarpus (Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara) memberikan pembekalan khusus kepada peserta terpilih dengan menghadirkan beberapa narasumber, yakni: Syafrudin Pernyata (Sastrawan Kaltim), Amien Wangsitalaja (Sastrawan Kaltim), dan Akhmad Badwi (Pemerhati Literasi). Pembekalan ini mengulik detail naskah dan memberikan materi tentang penulisan naskah esai yang menarik.

Kegiatan Workshop Menulis ini bertujuan untuk memberikan pembekalan pada penulis terpilih agar merevisi naskah sesuai dengan kaidah penulisan esai yang berlaku. Para peserta diberi kesempatan untuk memperbaiki naskahnya hingga tanggal 10 Oktober 2024. Aku adalah salah satu peserta yang mendapat jatah untuk merevisi naskah. Jujurly, aku udah lama banget nggak nulis esai sejak asyik nulis novel. Jadinya, aku agak canggung dalam menulis karya esai dan banyak banget yang harus diperbaiki, terutama dalam hal referensi. Kalau nulis novel, aku murni berimajinasi tanpa harus mencantumkan banyak referensi. Jadinya, aku harus revisi naskahku beberapa kali.

Bersyukurnya, Bapak Akhmad Badwi memberikan banyak catatan supaya aku bisa merevisi naskah aku. Karena, jarang banget penulis senior yang mau meluangkan waktunya untuk memberikan catatan-catatan kecil tentang kekurangan naskah. Ini bisa menjadi salah satu patokan utuk lebih banyak belajar tentang dunia kepenulisan ke depannya. Meski aku sudah sering menulis, bukan berarti tulisanku bisa sempurna. Aku juga masih perlu banyak belajar, terutama

Semua naskah terpilih ini akan dibukukan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara. Oleh karenanya, proses penjurian dan akurasi naskah dilakukan dengan ketat guna menghasilkan naskah yang berkualitas. Sesuai dengan linimasa yang telah ditentukan, pengumuman juara esai ini akan diumumkan pada tanggal 17 Oktober 2024.  

Peluncuran buku bertajuk Merekam Jejak Literasi di Kutai Kartanegara ini  akan dilakukan pada bulan November 2024. (/rm)

Tuesday, October 1, 2024

Ingatan yang Hilang

 



Banyak hal yang seharusnya bisa aku tulis, tapi aku melewatkannya begitu saja. Membiarkan foto-foto tertumpuk di galeri, hingga lupa sedang beekegiatan apa. 

Sama seperti foto di atas. Aku menemukannya saat aku sedang bersih-bersih galery foto karena memori 2 ponsel dan 2 laptopku sudah penuh. Aku benar-benar bingung, mau menghapus foto-foto kenangan ini atau menyimpannya. 

Foto ini diambil  pada 18 Juni 2023 jika melihat informasi yang berada di detail foto ini. Tapi, aku tidak ingat persisnya kapan. Aku juga lupa, ini kegiatan apa. 


Setelah aku ingat-ingat, sepertinya ini adalah kegiatan dari Dinas Pariwisata Kukar dalam program Wonderful Indonesia. 


Aku selalu menjadi peserta yang aktif bertanya. Sehingga, kerap kali fotoku terpampang nyata. Entah, kemampuan berpikirku sangat rendah. Membuat aku banyak bertanya ketika berada di dalam sebuah forum. Bahkan, sekalipun aku sudah mengetahuinya. Terkadang, aku ingin mendengarkan pendapat orang dari perspektif yang berbeda. 


Semoga, foto ini bisa menjadi pengingat masa tuaku. Tentunya tidak akan mudah bisa berada di tempat seperti ini. Bisa mengenal banyak orang, mendengarkan dan berbagi cerita. 

Jika kamu menemukan bacaan ini dan kamu ingat sesuatu, sampaikanlah! 

Karena aku sudah lupa dan sedang berusaha menggali ingatan yang hilang. 



Monday, September 2, 2024

Puisi "Menanti yang Tak Pasti" karya Rin Muna

 



Puisi "Menanti yang Tak Pasti"

karya Rin Muna


Seseorang memintaku untuk menunggu

Tapi entah sampai kapan.

Tanpa ada sebuah kepastian

Aku tetap menunggu.


Menunggu di tempat ini seorang diri

Menahan angin kencang yang terus menerpa

Menikmati hujan badai tanpa siapa-siapa


Aku duduk menunggu tanpa kepastian.

Seseorang berbisik ... pergilah! Di tempat lain, kamu bisa melakukan banyak hal.

Daripada duduk menunggu dan kamu melewatkan banyak kesempatan yang mungkin sudah membuat hidupmu indah di hari ini.

Namun, aku tetap setia menunggu, tanpa kepastian.

Kunikmati semua panah dan peluru yang menuju, tanpa perlindungan.

Haruskah aku terus menunggu?

Menghadapi hari-hari pilu sembari menanti hal yang tak pasti?

Sementara ... seseorang yang kuajak melangkah bersama, masih memilih untuk melangkah sendiri-sendiri.




Kutai Kartanegara, 02 September 2024


Monday, June 24, 2024

8 Orang Tim Kaligrafi Rulika Siap ke Ajang MTQ Ke-45 Kecamatan Samboja

 



www.rinmuna.com, Samboja – Rumah Literasi Kreatif kembali mengirimkan tim kaligrafi ke ajang lomba MTQ Ke-45 Kecamatan Samboja Tahun 2024.

Rumah Literasi Kreatif (Rulika) merupakan komunitas belajar yang ada di Desa Beringin Agung. Sejak tahun 2019, Rulika menjadi tempat belajar seni kaligrafi untuk ajang MTQ Kecamatan Samboja. Hingga saat ini, Rulika masih aktif menjadi tempat belajar bagi komunitas seni rupa dan kaligrafi yang ada di Desa Beringin Agung dan sekitarnya.

Komunitas seni kaligrafi yang ada di Rumah Literasi Kreatif selalu menorehkan prestasi setiap tahunnya. Tahun ini, Rulika bersama Desa Beringin Agung mengirimkan 8 orang putera-puteri terbaiknya untuk mengisi 4 cabang kaligrafi (Kontemporer, Mushaf, Dekorasi & Naskah).

Kegiatan kaligrafi bukanlah hal baru bagi Rumah Literasi Kreatif (Rulika). Selama 5 tahun belakangan, Rulika menjadi tempat belajar kaligrafi. Peserta yang belajar kaligrafi di sini memulai semuanya dari nol hingga bisa dianggap layak untuk berkompetisi ke tingkat kecamatan atau ke tingkat yang lebih tinggi.

Harapannya, komunitas belajar ini bisa terus aktif berkegiatan dan berkembang setiap tahunnya. Sebab, komunitas kaligrafi adalah bagian dari penjaga naskah Al-Qur’an agar tetap terjaga dengan baik. Kita juga bisa menikmati keindahan naskah Al-Qur’an dari tangan-tangan seniman kaligrafi yang ada di daerah. (/rm)

Thursday, June 13, 2024

Kelompok Mamuja Ikut Meramaikan Festival Literasi Desa Beringin Agung

 


Pemerintah Desa Beringin Agung menyelenggarakan kegiatan Festival Literasi pada hari Sabtu, 30 Desember 2024. Acara ini diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Beringin Agung yang bekerjasama dengan Yayasan Teman Kita dan Pertamina Hulu Sanga-Sanga.

Acara ini merupakan rangkaian akhir perjalanan kerjasama Yayasan Teman Kita dan Pertamina Hulu Sanga-Sanga yang mendampingi desa Beringin Agung untuk menjadi desa literasi. Dalam acara ini, Pemerintah Desa Beringin Agung memamerkan potensi-potensi yang dimiliki oleh desa selama ini.

Ada banyak stand yang meramaikan acara ini. Salah satu yang menarik adalah stand Mamuja Galery yang menampilkan produk olahan pangan, fashion, dan kerajinan tangan. Mamuja adalah salah satu komunitas yang dibentuk oleh masyarakat (button up) dan bergerak secara swadaya (independen) sejak tahun 2019. Kelompok UMKM ini ialah kelompok UMKM independen yang tetap eksis selama 4 tahun terakhir di wilayah Desa Beringin Agung.

Mamuja memamerkan banyak karya yang diciptakan selama 4 tahun terakhir di Yayasan Rumah Literasi Kreatif. Setelah mendapatkan pelatihan dan pendampingan dari Rumah Literasi Kreatif, Mamuja diharapkan mampu bergerak secara mandiri untuk menunjang kesejahteraan masing-masing anggotanya. Sehingga, kegiatan yang dilakukan di Rumah Literasi Kreatif mampu menginspirasi dan memberikan dampak yang lebih luas bagi masyarakat Desa Beringin Agung dan sekitarnya. (/rm)

Tuesday, June 11, 2024

Komunitas Rumah Literasi Kreatif Menjadi Komunitas Kategori A yang Dipercaya Menjadi Pendamping Bagi Komunitas Lain di Balikpapan dan Samboja

 



Dalam rangka meningkatkan kualitas literasi, Kantor Bahasa Kalimantan Timur terus aktif memberikan materi dan pelatihan bagi komunitas-komunitas literasi yang ada di Kalimantan Timur.

Literasi merupakan modal penting bagi masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Masyarakat yang memiliki kemampuan berliterasi yang baik, maka akan memiliki kesempatan untuk berada pada kehidupan kemajuan yang lebih baik.

Literasi memiliki makna yang sangat luas, tak hanya sekedar membaca, tapi tentang bagaimana seseorang memiliki kecakapan/kemampuan untuk mensejahterakan masa depan dari membaca. Oleh karenanya, dibutuhkan role model untuk mengimplementasikan literasi dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.

Kantor Bahasa Kalimantan Timur kembali mengadakan pelatihan bagi komunitas-komunitas literasi yang ada di Kalimantan Timur. Pelaksaan pelatihan dilaksanakan di dua tempat sekaligus, yakni kota Balikpapan dan Kutai Kartanegara. Kegiatan pelatihan bertajuk ”Pendampingan Komunitas Literasi di Balikpapan dan Samboja” dilaksanakan di Hotel Swiss Bellin kota Balikpapan pada tanggal 05 Juni 2024 dan di Yayasan Rumah Literasi Kreatif Kecamatan Samboja pada tanggal 06 Juni 2024.

Yayasan Rumah Literasi Kreatif menjadi satu-satunya narasumber yang mendampingi 40 orang peserta yang mengikuti pelatihan ini. Pelatihan hari pertama, diisi dengan mendengarkan cerita tentang perjalanan Ibu Walrina selama 5 tahun merintis komunitas, kemudian dilanjutkan dengan materi-materi tentang program kerja, legalitas, hubungan masyarakat, dan jejaring.

Pada hari kedua, peserta diajak untuk melihat dan menyaksikan langsung kegiatan yang ada di komunitas Rumah Literasi Kreatif.

Semua peserta pelatihan terkesan melihat perjuangan Ibu Walrina selama lima tahun belakangan merintis sebuah taman baca hingga menjadi yayasan.

Yayasan Rumah Literasi Kreatif merupakan salah satu komunitas Akreditasi A yang dipercaya untuk menjadi pembicara dan pendamping bagi komunitas-komunitas lain. Rumah Literasi Kreatif memiliki beberapa kelompok/komunitas yang aktif dari berbagai cabang literasi yang ada. Banyaknya kegiatan, program kerja, mitra kerja dan legalitas hukum yang telah dimiliki oleh komunitas ini, membuatnya bisa semakin memperluas kebermanfaatnya bagi masyarakat sekitar.

Harapannya, dengan pelatihan ini bisa menjadikan  Rumah Literasi Kreatif sebagai role model dalam pengelolaan komunitas-komunitas literasi yang ada di Kalimantan Timur. (/rm)


Tuesday, May 21, 2024

Pelatihan Fardu Kifayah Desa Beringin Agung Tahun 2024




Fardu Kifayah, kata yang sederhana tapi syarat akan makna. Fardu Kifayah merupakan sebuah kewajiban bagi umat muslim. 
Fardu Kifayah merupakan suatu kewajiban keagamaan yang jika sudah dilaksanakan oleh sebagian orang, maka sebagian yang lain sudah terbebas dari dosa, tetapi kalau tidak ada satu pun yang melaksanakannya, maka semua berdosa. Contohnya ialah shalat jenazah.

Sebagai umat muslim yang akan menghadapi kepastian akan kematian, sudah seharusnya memiliki ilmu tentang tata cara memandikan jenazah. Sebab, orang yang wajib memandikan jenazah adalah pasangan sah dan mahramnya. 

Jika seorang suami meninggal, maka ya v seharusnya memandikan jenazahnya ialah sang istri dan saudara mahramnya. Jika yang meninggal adalah anak laki-laki, maka perempuan diperbolehkan untuk memandikan jenazahnya.

Begitu juga sebaliknya. Jika yang meninggal adalah seorang istri, maka yang berhak untuk memandikannya adalah suami atau saudara perempuannya jika masih ada. 

Fardu Kifayah (memandikan dan mensholatkan jenazah) menjadi salah satu ilmu penting yang harus dimiliki oleh setiap keluarga. Oleh karenanya, Pemerintah Desa Beringin Agung menyelenggarakan program "Pelatihan Fardu Kifayah" gratis bagi masyarakat Desa Beringin Agung. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya pemerintah desa untuk mempersiapkan masyarakatnya dalam menghadapi kematian. Sebab, kematian adalah hal yang pasti bagi seluruh manusia dan tidak bisa dipastikan kapan waktunya.
Harapannya, dengan adanya pelatihan ini, masyarakat desa Beringin Agung memiliki kesiapan untuk memandikan jenazah keluarganya. Sehingga, ketika ada keluarga yang meninggal dunia, tidak kesulitan untuk mengurus jenazahnya.

Pelatihan ini akan berlangsung selama dua hari (20-21 Mei 2024). Hari pertama merupakan pelatihan bagi laki-laki dan hari kedua merupakan pelatihan bagi perempuan. Pelatihan ini dipandu langsung oleh K.H. Rosyidi. 
Selain warga, lembaga desa (pengurus RT, LPM, BPD, dan Staff Desa) juga ikut serta dalam pelatihan ini. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi kekurangan tenaga Fardu Kifayah ketika tiba-tiba ada warga yang meninggal dunia. Lembaga Desa yang berperan sebagai pelayan masyarakat, bisa membantu mengurus jenazah.

Harapannya, warga desa Beringin Agung bisa menerapkan hasil pelatihan ini di kehidupan sehari-hari dan menjadi umat manusia yang bermanfaat untuk manusia lain.

Rasulullah SAW bersabda : “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami' no: 3289). Menjadi pribadi yang bermanfaat adalah salah satu karakter yang harus dimiliki oleh seorang Muslim.

Monday, May 20, 2024

Persahabatan Perempuan Indonesia dan Pria Amerika

 


Perempuan Indonesia lahir dengan sifat yang sangat ramah. Laki-laki Amerika cenderung pasif dan berteman dengan wanita hanya untuk hubungan spesial ( seperti romansa). Persahabatan lintas budaya antara perempuan Indonesia dan Laki-laki Amerika bisa mengalami masalah apabila tidak ada kecocokan, misalnya ketika perempuan Indonesia tidak ingin menjalin hubungan yang lebih spesial, maka laki-laki Amerika akan mengakhiri hubungan pertemanan tersebut. Karena laki-laki Amerika lebih suka menjalin hubungan yang percintaan yang romantis dengan perempuan. Mereka tidak ingin berteman biasa-biasa saja. Untuk menghindari masalah itu terjadi, perempuan Indonesia harus bisa memberikan pengertian pada laki-laki Amerika jika budaya pertemanan di Indonesia dan Amerika berbeda. Perempuan Indonesia bisa tetap berteman dengan laki-laki tanpa ada hubungan percintaan yang khusus.

 

Indonesian women are born with a very friendly nature. American men tend to be passive and associate with women only for special relationships (such as romance). Cross-cultural friendship between Indonesian women and American men can run into problems if there is no compatibility, for example when Indonesian women don't want to have a more special relationship, then American men will end the friendship. Because American men prefer to have romantic relationships with women. They don't want to be casual friends. To avoid this problem from happening, Indonesian women must be able to provide an understanding to American men if the culture of friendship in Indonesia and America is different. Indonesian women can remain friends with men without having a special romantic relationship.


My Chilhood Experience

 


 

“My Childhood Experience”

 

Hi ...! I will introduce my self. My name is Rin.

 Today, I want to tell you about my childhood experience in a isolated village on the island of Borneo.

 Well, I was born in a village far from downtown. Makes me have to feel survive living in the jungle. Every day, I just eat-feed from the plants around the house. Never bought any food because there was no market in the forest. Even cooking oil, we produced from preparing the coconut.

Every day, my parents going to farm in a field. Every day I go to the fields to fish. I used to love fishing when I was a kid. Because, just by fishing I can eat fish every day. The most fun thing about fishing is when I get a lot of big fish. Then, I burned it in a fireplace of my own by the river. Just packed with salt, I can enjoy the fresh fish I've lured myself. I became more and more enjoyed.

 Normally, I enjoy moment a fresh grilled fish while relaxing under a tree. Sometimes I also made a small house on top of a tall tree so that I could spend the day without fear of wild animals such as wild pigs, bears, or big snakes.

 That was a very pleasant childhood experience. I've always longed for a primitive life experience that no modern person would ever experience today. For me, it was a rewarding experience because not everyone could experience like it.

 

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas