Sunday, July 30, 2023

NGOPI (Ngobrol Pintar) Pemuda-Pemudi Desa Beringin Agung

 



Rabu, 26 Juli 2023


Pemuda-Pemudi Desa Beringin Agung mengadakan acara diskusi bersama. Acara NGOPI (Ngobrol Pintar) ini dilaksanakan di Warung Pengkolan dan diinisasi oleh pemuda-pemuda desa. Hadir juga Bapak Kusnadi selaku Kepala Desa untuk mendengarkan aspirasi dan gagasan dari pemuda-pemudi di Desa Beringin Agung. 

"Saya berharap diskusi seperti ini bisa sering dilakukan, tidak hanya satu kali saja. Agar kami sebagai Pemerintah Desa dapat mendengarkan gagasan dari pemuda-pemudi demi memajukan desa," ucap Pak Kusnadi dalam kesempatan diskusi kali ini.

KIM Mutiara Borneo ikut hadir dalam diskusi ini sebagai media utama yang akan menyampaikan informasi kepada seluruh masyarakat.





#diskusi

#pemudadesa

#desaberinginagung

#kimmutiaraborneo

#samboja

#kukar

#kaltim

Saturday, July 29, 2023

Wednesday, July 26, 2023

HOW CULTURE IS RELATED TO LANGUAGE?

 




Culture have many definitions. Gurito stated that culture indicates all aspects that members of a group share together. Children learn ways of doing things, ways of talking, smiling, laughing, liking and disliking things. Culture determines people’s action, their social relationship and their morality (Gurito, 2003: p 1).

Meaning of the culture is very diverse. People ussualy relate culture with traditional dancing, traditional ceremonies, and arts. Now let us see that there are other kinds of representations of culture on our daily life. The way we speak to our friends, to our parents, teacher or even strangers represents of our culture. Take for example the way the western people ear which uses knife and fork is different from the way we eat, which uses ouu hands and also different from the way Chinese people eat, which uses chopstick. Relate to the concept of culture, we have also the concepts of cultural values and cultural norms.

Let us move to discuss the relation between culture and language. If we apply Whorf’s ideas about language and culture, we can see that the way people see things is indeed reflected in their language. For example, in Indonesia we have many to represent rice. In our culture rice is very important, that is why we have many words to represent each from of it. We have the word ‘padi’ for the form of rice in the field, ‘gabah’ for its form after being harvested, ‘beras’ for the form before being cooked, and finally ‘nasi’ for the form after being cooked. In America, where rice is not considered as important as in Indonesia, there is only one word for it that is rice.

Languange is easiest communication tool to convey cultural differences. Each region has a different speech culture, different habbit, different celebration and different religion. All can be conveyed through good language communication. Language is expression from the culture. Many researchers found that there are many words or expressions that have strong relation with the culture of the people who use those words and expressions.

 

Source : Module 1 PBIS4102 Cross Cultural Understanding, Universitas Terbuka Publisher


I have been task from my Online Tutor.

 I share it to be reminder for my self and sharing with you.

If you read my text, give me some advice, please!


Thank you 💓


 043671972 - English Literature for English Translator


Tuesday, July 25, 2023

Masa Mudamu Kamu Habiskan Untuk Apa?

Penanaman Mangrove bersama Pertamina Hulu Sanga-Sanga


Kalau kamu ditanya, "Masa mudamu kamu habiskan untuk apa?"
Kira-kira, kamu bakal jawab apa?

Apakah masa Mudamu Kamu Habiskan untuk hura-hura?
Apakah masa Mudamu Kamu Habiskan untuk main game sepanjang hari?
Apakah masa Mudamu Kamu Habiskan untuk berdiam diri di dalam kamar?
Apakah masa Mudamu Kamu Habiskan untuk melakukan banyak kebaikan?

Tidak semua anak muda beruntung punya lingkungan yang baik. Kebanyakan dari mereka, justru terjerumus dan terlena pada hal-hal negatif seperti pergaulan bebas, narkoba, dsb.
Lingkungan yang baik adalah rezeki dari Allah yang harus kita syukuri. Kita bisa bersyukur dengan cara, memberikan waktu dan tenaga kita untuk hal-hal positif.
Tidak banyak anak muda yang bisa berdiri seperti ini bersamaku. Mereka adalah anak-anak muda yang selalu ingin belajar dan berkembang ke arah yang lebih banyak. Mereka adalah anak-anak muda yang punya jiwa sosial tinggi. Karena tidak semua anak muda bisa seperti mereka, yang mau membantu tanpa pamrih.

Aku ingat, ada sebuah pertanyaan menggelitik ketika aku melakukan pendekatan pada salah satu anak muda di desaku saat aku mengajaknya untuk melakukan kegiatan sosial.
"KALAU AKU IKUT KEGIATAN ITU, AKU DAPAT KEUNTUNGAN APA?"

Uups ...! 🤭🤭🤭
Pertanyaan kayak gitu adalah pertanyaan yang paling aku hindari. Ketika seseorang sudah mengeluarkan kalimat pertanyaan seperti itu, artinya dia adalah orang yang harus aku lewatkan untuk menjadi bagian dari sebuah perubahan di desaku.

Sampai akhirnya ...
Aku pilih untuk pelan-pelan memperhatikan bibit-bibit generasi penerus yang berbakat dan bisa berkomitmen untuk terlibat dalam kegiatan sosial tanpa embel-embel keuntungan/profit di awal. Di sini, aku mendapatkan lima orang pemuda yang aku pilih dan siap menjadi bagian dari pengurus Yayasan Rumah Literasi Kreatif yang aku dirikan.

AH, ANAK MUDA BISA APA?

Celetukan seperti ini, seringkali aku dengar. Apalagi, saat di posisi merintis sebuah proyek kemanusiaan. Hasilnya tidak akan langsung terlihat, sehingga kami semua seringkali dipandang sebelah mata oleh orang-orang yang sudah berpengalaman di bidangnya.

Tapi, aku selalu memberikan semangat ke teman-teman muda. Kalimat "Anak Muda Bisa Apa" harus menjadi cambuk untuk kalian agar bisa membuktikan bahwa anak muda juga bisa melakukan perubahan.

Jadi, pelan-pelan aku membukakan jalan untuk mereka agar anak-anak muda memiliki kesempatan dan tempat untuk berproses. Aku ingin, anak-anak muda punya waktu dan kegiatan yang bermanfaat ketika masih muda. Tidak hanya menghabiskan waktu untuk berfoya-foya atau melakukan hal yang terkadang menimbulkan penyesalan di masa tua. Seperti apa yang aku rasain. Aku selalu merasa menyesal karena masa mudaku tidak aku gunakan untuk sesuatu yang bermanfaat untuk orang-orang di sekelilingku. Andai saja, aku punya lingkungan yang baik seperti mereka, mungkin jalan cerita hidupku akan berbeda.

Buat kalian para anak muda yang baca tulisan ini, jangan malu dan ragu untuk berbuat kebaikan. Ingatlah kutipan bijak dari Buya Hamka "Kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau hidup sekedar cari makan, monyet di hutan juga cari makan."
Pergunakanlah waktu kalian sebaik-baiknya mulai hari ini.
Jika kamu masih berada di lingkungan yang negatif, maka jangan ragu untuk keluar dari sana dan mencari lingkungan baru yang positif. Percayalah, kamu pasti akan diterima di tempat yang tepat sesuai dengan yang kamu inginkan.


Terima kasih sudah membaca tulisan ini.
Semoga menginspirasi dan bermanfaat.


Jadilah anak muda yang tangguh, kompetitif, bermartabat dan bermanfaat dalam kehidupan!



Much Love,


Rin Muna
Founder Yayasan Rumah Literasi Kreatif







Tuesday, June 27, 2023

Tentang Mengeluh

Mengeluh itu hal yang manusiawi.
Kalau nggak pernah mengeluh, namanya bukan manusia.
Meski tidak melahirkan solusi, tapi mengeluh bisa melegakan hati dan pikiran yang sedang lelah. 
Bahkan, sekedar mengeluarkan kata "Huft ...!" aja, rasa lelah sudah sedikit berkurang. Apalagi kalo mengeluh.

Dan ...
Setiap aku pengen ngeluh, aku selalu teringat nasihat seseorang.
Dia bilang ... "Kalau untuk kepentingan orang banyak, jangan dikeluhkan! Nanti hidupmu nggak berkah."

Astagfirullahaladzim ...
Aku selalu berusaha untuk beristigfar. Mohon ampunan dari Allah karena aku sudah mengeluhkan takdir yang sedang diatur oleh Allah.
Karena, hidup ini bukan melulu tentang uang.
Rezeki, juga bukan hanya berupa uang.

Aku bahkan ngerasa, hidupku sangat ajaib ketika aku bisa untuk belajar tulus membantu orang lain. 
Aku lebih sering bantu jahit, bukan full buka bisnis jahitan. 
Jadi, kalau ada anak-anak minta tolong kayak gini, aku selalu bantu dengan senang hati. 
Meski nggak dibayar, tetep aku kerjain dengan syarat, mereka bantuin aku ngerjainnya.
Selain dapet gratisan, dapet ilmu jahit juga.
Iya, kan?
Kalau ditanya feedback, aku juga pengen dapet feedback. Apalagi kalau aku lagi butuh sesuatu yang nggak bisa aku lakuin sendiri.
But, aku jadinya nggak ikhlas kalau mikirnya kayak gitu.

Seneng banget, ketika ada seseorang yang selalu mengingatkan aku untuk tulus menjalani sesuatu. Jangan mengharapkan apa-apa selain ridho dari Allah SWT. Kalau Allah meridhoi, kebaikan akan selalu menyelimuti kita. Jadi baik, bukan berarti tidak diuji. Pasti ujiannya akan jauh lebih berat untuk menguji ketulusan dan keikhlasan kita.
Saat ini, banyak orang yang diberi kenikmatan dunia oleh Allah, karena Allah tahu, akhirat bukan tempat orang-orang pengabdi dunia.

Semoga, yang baca tulisan ini sampai selesai, bisa jadi orang yang disayang Allah dan mendapatkan banyak berkah dunia dan akhirat.
Aamiin.





Friday, June 23, 2023

DILEMANYA PUNYA TAMAN BACA

 

DILEMANYA PUNYA TAMAN BACA

Tim Cerdas Cermat Rulika




Punya taman baca itu nggak ada enaknya.
Harus nyiapin segala kebutuhan peralatan belajar mereka tanpa digaji, tanpa minta iuran dari anak-anak. Harus mencurahkan tenaga, pikiran, waktu dan uang untuk menutupi semua kekuarangan keperluan mereka. Kadang waktuku habis buat ngurusin kebutuhan tiap tim, sampai nggak ada waktu buat nyari nafkah keluarga.
Kalau yang dicari materi, mungkin 3 bulan buka taman baca, udah nggak tahan dan pilih tutup aja. Nggak ada untungnya sama sekali.
But, taman baca atau Rulika, sudah berjalan sejak tahun 2018.
Nggak terasa kalau umurnya sudah 5 tahun.
Nggak terasa kalau aku sudah berjalan sejauh ini.
Semua hal yang aku keluarkan untuk kepentingan orang banyak, nggak pernah kuhitung.
Tapi, masih ada yang suka julid.
Katanya, aku foto anak-anak taman baca buat dapetin duit buat diri sendiri. Padahal, foto-foto itu SPJ buat donatur yang udah ngasih sedikit rejekinya buat belikan ATK, pelatihan, fasilitas, dll. Kalau aku nggak foto, ntar dikira uangnya aku makan sendiri lagi. Bahkan, aku sering nombokin kekurangannya.
Kalau dirasa emang enak punya taman baca, mungkin udah ada 10 atau 20 taman baca di kecamatan ini yang ikut bantu mewujudkan program pemerintah.
Kadang pengen berhenti, pengen udahan aja. Lima tahun mengabdi di tengah-tengah masyarakat, rasanya sudah cukup.
Tapi, tiap lihat mereka datang ke sini, ngajak diskusi, ngajak sharing dan selalu nemenin aku bercerita, aku ngerasa sedih buat ninggalin semuanya.
Nggak tahu sampai kapan aku bisa ngurusin semua kegiatan di taman baca ini.
Semoga, Allah senantiasa kasih kekuatan, kesabaran dan rezeki yang melimpah.
Aku ingin seperti Alm. Ibu Roelyta Aminudin yang tetap eksis mengurus kampung literasinya seorang diri sampai akhir hayatnya.
Semoga Allah bisa memberikan hati dan rezeki yang luas untuk generasi penerusku selanjutnya, supaya taman baca tetap hidup, meski nanti aku sudah mati.

Tim Kaligrafi Rulika



Puisi Akrostik | Perfect Hero | Yeriko Sanjaya Hadikusuma

 

Puisi Akrostik

"Perfect Hero"




Yakinkan aku bahwa kau satu-satunya rumah bagiku

Egoku kadang tak lihat siapa pun

Rasa dalam hati ini pun kadang terkikis

Inginku kaulah yang jadi sandaran

Kala hatiku resah, kala jiwaku gundah

Otakku tak bisa berhenti memikirkan semua tentangmu

Sekian banyak cinta yang hadir dalam hidupku

Aku hanya melihatmu yang tak pernah goyah

Nyawa dan hatiku seolah bersantai dalam genggamanmu

Jahatnya dunia bahkan tak bisa melukaiku

Aku selalu aman bersamamu

Yakin dengan cinta kasih dalam dekapmu

Andai dunia runtuh, kuingin ciptakan dunia baru untuk kita berdua

Hatiku tak pernah merasakan jeda merindu

Apa pun tentangmu, bagiku adalah bahagia

Dalam rasa sakit aku tetap mencintaimu

Indahnya kata cinta tak seindah rasanya

Kamu hadir dalam rasa sakit penuh kenikmatan

Untuk buktikan bahwa cinta tak mengenal rasa

Sepertinya aku lebih memilih mematikan rasa sakit

Untuk bisa hidup di sisimu

Meski dunia menentang dan cobaan bertubi-tubi menerjang

Aku tetap ingin mencintaimu tanpa batasan

 

 

 

 

 

-         VELLA NINE, 2021 -

 


Friday, May 26, 2023

Banjir Air Mata Di Sertifikat PKP Dinkes Ini

 






Aku selalu menangis setiap kali lihat foto ini.
Rasanya, masih nggak percaya kalau aku bisa sampai ke sini.
Harus menempuh perjalanan selama sedikitnya 4 jam ke Tenggarong dan bawa motor sendiri.
Demi apa? Demi dapetin sertifikat PKP yang cuma diadakan setahun sekali sama Dinas Kesehatan.
Sebenarnya, aku nggak mau ke sana karena jauh banget.
Makanya, di tahun 2020 aku minta sama Pak Ispiani untuk bantu aku dapetin sertifikasi PKP, supaya kami bisa dapet PIRT dan Sertifikat Halal. Karena aku memang menjadi mitra binaan PHSS sejak tahun 2019.
Alhamdulillah, beliau mengiyakan. Awalnya, mau aku aja. Tapi, aku pengen semua temen-temen Pelaku Usaha juga bisa dapet. Akhirnya, di tahun 2021, PHSS ngasih pelatihan bertahap lewat Unmul, supaya aku bisa dapet sertifikat PKP.
Sayangnya, hasilnya malah nihil. Aku bener-bener nggak dapet kesempatan buat dapetin sertifikat ini, sementara yang lain sudah bisa dapat. Aku sempat protes sama salah satu ComDev PHSS karena mereka nggak kasih apa yang mereka janjikan ke aku. Aku minta maaf banget soal ini. Karena emosi itu, perasaan yang manusiawi .
Okelah, nggak papa. Aku akan coba usaha lagi.
And then, saat temen dosen ITK datang ke rumah, aku berusaha minta tolong adakan pelatihan untuk UMKM lagi, supaya aku bisa dapet sertifikat PKP. Hasilnya ... nihil lagi.
Aku rasanya sedih banget. Karena udah 2x sertifikasi PKP ke kampungku, tapi aku malah nggak dapat.
Artinya, aku harus go sendiri ke Tenggarong demi dapetin sertifikatnya.
Aku udah nyerah minta bantuan ke sana ke sini.
Pada akhirnya, aku cuma bisa mengandalkan diriku sendiri.
Dan ... tanggal 24 Mei kemarin, aku otewe ke Tenggarong. Berangkat jam 5 sore, sampai di sana jam 10 malam. Karena jalanan banyak yang rusak dan gelap, aku nggak bisa cepet bawa motor.
Aku bawa motor dalam keadaan nahan sakit perut dan sakit kaki. Karena emang kebetulan lagi sakit sejak tiga hari sebelumnya.
Pelatihannya dari pagi sampe sore. Akhirnya, aku harus nginap lagi karena aku nggak berani lewat Bukit Soeharto sendirian dalam keadaan gelap gulita. Aku baru pulang ke Samboja paginya. Kali ini, aku berangkat subuh dan baru sampe samboja jam.10. Nggak tahu kenapa lambat banget nyampenya, padahal aku nggak ada istirahat sama sekali dari Tenggarong sampai ke km.48.

Sepanjang perjalanan pergi dan pulang, aku selalu berderai air mata. Rasanya sedih, terharu dan puas banget. Nggak nyangka kalau akhirnya aku bisa dapetin selembar kertas ini dengan berjuang seorang diri, tanpa minta bantuan siapa pun lagi. Setiap lihat kertas ini, aku selalu mewek. Ini berharga banget buat aku. Karena ada perjuangan nggak mudah yang aku lakukan buat dapetin ini. Ibaratnya, aku udah bertaruh nyawa di jalanan demi dapetin ini aja. Sebagian orang, bakal menganggap aku ini bodoh. Buat apa sampe segininya?
Karena aku serius mau bawa produk daerah supaya dikenal sama orang banyak di luar sana. Bahkan, rak nanas pun udah aku siapkan sejak tahun 2018, tapi sampe sekarang masih belum sukses buat bawa produknya.
Kalau dibilang gagal, aku ini emang udah gagal. Dari tahun 2020, aku nggak bisa bawa Stick Nanas buatanku dikenal sama banyak orang. Bahkan, aku harus menghentikan produksi sementara karena tiba-tiba ada produk lain yang brandingnya sama persis. Aku harus mulai dari nol lagi untuk re-branding produk aku.
Sampai temen-temenku yang di luar Kalimantan bilang "Kamu berat ya lepasin anak kamu yang satu itu?"
Ya, berat banget. Karena ada darah dan air mata yang aku pertaruhkan untuk bisa sampai di sini.
Orang lain nggak tahu, yang ditahu cuma enaknya aja.
Makanya, saat temen-temen bisnis nyaranin buat berhenti dan lepasin, hati kecilku masih bilang "Aku masih mau berjuang. Aku belum nyerah, aku belum nyerah, aku belum nyerah!"
Kalau pada akhirnya aku tetap gagal, aku tetap ingat kalo aku pernah berjuang demi anakku yang satu ini.
Aku tetap bisa belajar dari kegagalanku. Aku tetap belajar dari semua pengalamanku.
Apa yang nggak bisa aku dapatkan hari ini, mungkin bisa aku dapatkan suatu hari nanti.
Terima kasih, untuk cerita hidup yang nggak akan pernah aku lupakan seumur hidupku.
Akan aku abadikan, dalam tulisan-tulisanku.
Supaya ceritaku tetap hidup, saat aku sudah mati.
Supaya anak-anakku (anak biologis, anak angkat & karya-karyaku) tahu kalau aku juga pernah berjuang untuk mereka.



Much Love,


Rin Muna

Founder Rumah Literasi Kreatif

Thursday, May 18, 2023

Penulis Nggak Dapet Bayaran Di Fizzo? Perhatikan Hal Ini Supaya Kamu Tetep Dapet Penghasilan!

 




Jadi penulis di era sekarang ini, susah-susah gampang.
Saat ini, lebih banyak platform baca-tulis yang berkeliaran karena dianggap lebih mudah dijangkau daripada buku fisik. Oleh karenanya, banyak platform yang bisa memberikan penghasilan untuk penulisnya ketika penulis memublikasikan cerita ke platform mereka. Jelas, harus tanda tangan kontrak terlebih dahulu. Artinya, ketika kita ingin mendapatkan sesuatu, maka harus memberikan sesuatu. Teori "take and give" itu selalu ada dalam setiap hubungan apa pun. Artinya, nggak semua penulis bisa dapet penghasilan setiap bulannya kalau tidak memenuhi syarat dari pihak platform Fizzo.

Nggak semua penulis bisa beruntung. Dan penulis yang sedang beruntung, juga nggak selamanya bakal untung terus. Setiap cerita, punya rezekinya masing-masing. Supaya penghasilan nulis kamu tetap sustainable, maka kamu harus menghadirkan cerita yang berkualitas untuk pembacanya. Sebab, ketika kamu menulis dari hati untuk memberikan banyak pesan kebaikan, maka nilai dari cerita  itu akan datang dengan sendirinya. But, ketika yang kamu kejar adalah uangnya dulu. Artinya, kamu juga harus siap kehilangan uang dan kredibilitas atas karya kamu sendiri.

Terus, gimana supaya penghasilan nulis kita banyak dan tetap stabil, ya?
Kalau cari stabil, itu susah banget. Apalagi buat penulis pemula yang baru masuk ke industri kepenulisan. Masih banyak hal yang harus dipelajari. Terutama mempelajari  tentang kontrak naskah dan sistem managemen di platform yang akan kita  percaya untuk memegang hak cipta atas karya kita.

Berapa sih penghasilan nulis di Fizzo dan apakah bisa dapet setiap bulannya?

Pertanyaan ini, sering banget diajukan sama penulis pemula. Mereka pikir, asal udah nulis, bakal dibayar.
Ternyata, nggak semudah itu. Tetap aja kita harus paham apa itu teori "take and give". Artinya, kita harus memenuhi beberapa syarat yang diajukan oleh platform kalau mau dapet penghasilan.
Terus, berapa sih penghasilan penulis setiap bulannya?
Ya, jawabannya pasti beda-beda. Karena penghasilan penulis itu bukan didapat per bulan, tapi per buku yang diterbitkan. Aku spill salah satu penghasilan aku di Fizzo biar jadi penyemangat nulis buat kalian, ya! Ini bukan pamer! Cuma contoh aja. Karena aku nggak bisa ngasih contoh dari pengalaman orang lain. Di bawah ini adalah penghasilan yang aku dapat untuk kontrak 1 novel yang judulnya "Suami untuk Istri".
Novel "Suami untuk Istri" mungkin pembacanya nggak  sebanyak buku-buku lain yang jauh lebih tenar karena banyak bumbu 21 plus-plus. Tapi, bisa dihargai segini sama pihak platform. Kalian tebak  sendiri, apa yang bikin karya ini lebih berharga dari karya-karya lain yang lebih viral. Cuma pihak platform yang tahu bagaimana cara mereka menilai sebuah karya tulis.

Apakah kalau udah kontrak, langsung dapet penghasilan?

Pertanyaan ini juga sering banget diajukan ke aku. Nggak semudah itu buat dapet penghasilan setelah kontrak, bestie. Ada syarat yang harus kamu penuhi. Kalau kamu nggak malas baca, kamu bisa baca di link Keuntungan Menulis di Fizzo yang satu ini.
Buat kamu yang males baca ke FAQ Fizzo, aku bakal jelasin secara singkat di sini.
But, ini nggak bisa dibilang singkat juga, sih. Karena syarat dan ketentuannya juga pasti panjang. So, kalian siapin secangkir kopi dan lima toples cemilan dulu  sebelum lanjut baca tulisan ini!
Syarat buat dapet penghasilan di Fizzo:
1. Setelah menulis 30.000 kata, Fizzo bakal ngasih kamu bonus pembuka sebesar $30 (Kalau dirupiahkan, sekitar Rp 435.000. Tergantung kurs mata uang dollar ke rupiah). Tapi, nggak serta merta kamu langsung bisa dapet gitu aja. Kalau kamu nggak bisa nulis 30.000 kata sampai di bulan kedua setelah tanda tangan kontrak, artinya kamu juga nggak bisa dapet penghasilan ini. Bonus ini cuma dikasih 1x dan untuk 1 buku aja. Oh, ya ... peraturan yang sekarang juga udah berubah. Penulis udah nggak diperbolehkan on going lebih dari 2 buku. Buatku, syarat ini lumayan berat banget kalau pada akhirnya, naskah kita nggak bisa mencapai retensi yang diinginkan.
2. Setelah menulis 70.000 kata, kamu baru berhak buat dapet bonus retensi. Untuk ketentuan bonus retensinya, silakan baca di link yang udah aku cantumin di atas. Aku capek kalo harus ngetik lagi, hehehe. Buat dapetin retensi ini, kamu juga harus memenuhi beberapa syarat. Syarat pertama, retensi baca novel kamu harus di atas 20%. Kalau dibawah itu, kamu nggak bisa dapet apa-apa. Kalau jumlah tayangan novel kamu bagus, mungkin masih ada harapan dapet bonus royalty. But, aku rasa bonus royalty juga nggak akan banyak setiap bulannya. Syarat kedua, kamu nggak boleh bolong update selama 4 hari dalam sebulan. Artinya, kalau kamu nggak nulis sebanyak 5 hari dalam sebulan, semua bonus retensi kamu bakal hangus dan nggak akan ada kesempatan buat dapetin bonus ini sepeser pun. Jadi, emang ribet banget. Karena sistem retensi ini kayak main judi. Kita nggak pernah bisa nebak penghasilan kita berapa setiap harinya.  Beda banget sama platform berbayar yang udah pasti bisa lihat estimasi daily royalty-nya berapa.
3. Tidak melakukan pelanggaran ketentuan seperti plagiasi (menjiplak karya orang lain), memanipulasi jumlah kata, menggunakan jasa baca untuk kecurangan data retensi, mengunggah naskah lama yang sudah ada di platform lain, mengulang bab yang sama di naskah yang sudah kontrak, memposting karya yang sudah kontrak ke platform lain, tidak menjaga kerahasiaan kontrak dan melakukan hal tidak baik yang merugikan platform.


Nah, sebenarnya cuma tiga itu aja syarat yang harus kamu lakuin supaya kamu bisa dapet penghasilan di Fizzo. Syaratnya gampang banget, kan? Meski, terkadang sukar buat menjaninya. Apalagi buat orang yang punya full kesibukan kayak aku. Lebih sering gagal dapet penghasilan karena gagal daily, padahal retensinya selalu dapet. 
But, tetep  semangat karena setiap buku sudah punya rezekinya masing-masing. Nggak semua buku yang kita lempar ke pasaran itu bisa laris-manis.  Karena setiap pembaca punya selera dan pilihan mereka masing-masing.
So, tetap semangat nulis dengan tujuan kebaikan. Supaya tulisan kamu tetap bisa bermanfaat meski kamu nggak dapet penghasilan. Ada sebuah kepuasan tersendiri ketika kamu menulis dari hati.  Meski gagal mendapatkan penghasilan, kamu akan tidak akan menangis dan berhenti menulis.  Sebab, menulis adalah cara untuk hidup abadi di masa depan. Banyakin aja karyamu! Nanti  akan bertemu dengan pembacanya sendiri.

Sampai di sini aja tulisan dari aku. Semoga bisa bermanfaat!
Kalau ada yang mau ditanya, silakan tulis di kolom komentar.
Pertanyaan yang itu-itu  aja, akan aku jawab dengan tulisan karena aku punya banyak kesibukan.
Kesibukan nulis, menjahit, ngurus rumah baca, ngurusin bisnis, ngurus rumah, ngurus anak-anak dan lagi ambil kuliah sastra Inggris lagi buat upgrading ilmu kepenulisan aku.
So, jangan sungkan buat tanya-tanya, ya!

Jangan lupa, support channel Youtube aku "Vella Nine Daily Vlog"!
Aku bakal kasih tips dan materi nulis by video kalau emang dibutuhkan.
Tapi kalo enggak, aku lebih suka posting keseharian aku karena udah capek mikirin kerjaan. Hahaha...


Bye... bye ...!


Much Love,
Vella Nine a.k.a Rin Muna





Friday, May 12, 2023

Perbedaan Tanda Hubung (En-Dash) dan Tanda Pisah (Em-Dash) | Belajar Nulis

 


Perbedaan penggunaan tanda pisah dan tanda hubung sertakan contoh penggunakan kedua tanda   tersebut pada sebuah kalimat:

Tanda hubung atau en dash (-) digunakan untuk memperoleh penekanan dalam mengembangkan karya ilmiah, tanda ini berperan dalam memperjelas hubungan bagian-bagian kata.

Contoh :

-         Sore itu aku berjalan-jalan keliling kota bersama teman-teman.

-         Nike Ardilla adalah penyanyi Top Era 90-an

          Tanda pisah atau em dash ( —) digunakan untuk membatasi penyusupan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.

Contoh : Dengan percepatan vaksinasi – saya yakin akan tercapai – penyebaran covid-19 bisa dihentikan.


Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas