Kecil-kecil sudah pandai ngerjain mamanya. Yah, aku bilang begitu untuk mendeskripsikan foto yang satu ini.
Hari ini aku lumayan sibuk ngerjain deadline novel. Nggak usah ditanya novel apa karena aku Ghost Writer untuk salah satu perusahaan start up.
Pas lagi sibuk-sibuknya ngerjain naskah, tiba-tiba si Livia nongol dengan segala keribetannya. Why?
Karena ... yang pertama, dia nyari palet make-up. Dia bilang mau make-up. Dia juga ngambil foundation dan spons yang aku simpan di laci meja.
Hmm ... akhirnya dia asyik make-up sendiri sampai mamanya ngelarin 1 bab novel. Waktu mau nulis bab selanjutnya ... eh, tiba-tiba dia minta pake baju Princess.
"Mak, aku udah cantik. Aku mau pake baju Princess dong!"
"Hah!? Mau ke mana pake baju princess?"
"Nggak ke mana-mana. Mau pake baju princess!" rengeknya.
"Itu ... baju princessnya dipake kalo mau jalan aja ya? Kalo kondangan atau ke pesta ulang tahun temen."
"Iih ... aku mau pake baju Princess Cinderella!"
"Pake yang princess belle aja gimana? Yang warna kuning."
"Itu udah kekecilan!"
"Nggak kekecilan. Masih cukup. Cuma panjangnya sampe lutut aja." Aku langsung mengambilkan dress tile warna kuning dari dalam lemari. Sebenarnya, itu bukan baju princess Belle. Cuma karena warnanya kuning, aku bilang aja itu baju princess Belle biar si Livia mau pakai.
"Nggak mau! Aku maunya yang panjang sampe sini!" pintanya sambil menunjuk mata kaki.
Aku kehabisan akal. Nggak tahu lagi harus gimana.
"Aku mau yang warna ungu!" rengek Livia.
"Ungu?" Akhirnya aku memeriksa etalase dan mencari kain tile warna ungu.
Untungnya aku masih punya stock kain tile warna ungu.
Livia yang terus merengek, akhirnya memaksaku untuk membuatkan rok dari kain tile, biar jadi princess ala-ala gitu.
"Ma, kalau bajunya warna ungu itu princess apa?" tanya Livia.
"Princess Sofia."
"Iya. Aku mau kayak Princess Sofia!" seru Livia.
"Princess Sofia atau Rapunzel?"
"Rapunzel kan rambutnya panjang. Aku kan rambutnya pendek. Princess Sofia aja deh. Princess Sofia, rambutnya pendek kan Ma?"
"Iya."
Akhirnya ... aku langsung membuatkan rok tile bertumpuk warna ungu dari jam lima sore sampai lanjut malam hari.
Setiap masuk ke ruang jahit, dia selalu nanyain baju yang aku jahit sudah selesai atau belum. Dia sudah nggak sabar ingin memakai gaunnya.
Aku pikir, dia pengen gaun baru untuk apa. Ternyata ... dia cuma minta difotoin dengan berbagai gaya bak model profesional. Padahal, aku nggak pernah ngajarin dia buat bergaya.
Sepertinya, dia punya bakat jadi model untuk produk-produk fashion mamanya. Di usianya yang baru menginjak lima tahun, dia udah pinter bergaya di depan kamera
Mamanya sih happy-happy aja. Malah seneng kalo dia mau make baju yang dibuatin sama Mamanya. Yang penting nggak ngerjain mamanya lagi dan bikin mamanya sampe ninggalin kerjaan.
Cuma karena permintaan si kecil, akhirnya aku bikinkan rok dengan waktu yang singkat. Nggak nyampe 4 jam, roknya sudah jadi. Itupun diselain ngerjain keperluan yang lain.
Rok dress buat anak, itu yang paling mudah dibikin kalau menurutku. Karena nggak banyak pola. Tinggal dipotong dan langsung jahit aja.
Buat temen-temen yang pengen bisa jahit, bisa kok belajar dari rumah. Di Youtube ada banyak tutorialnya.
Silakan mencoba!.