Aku lagi iseng, tiba-tiba bukain folder di komputer karena mau ngehapusin file-file yang udah nggak dipake alias bersih-bersih. Saking nggak pernah dihirauin, memori komputer udah mau full dan bikin aku kesel karena ngelag terus.
Akhirnya, aku dapetin beberapa foto kenang-kenangan yang belum pernah aku ceritain ke siapa pun alias cuma disimpan doang, nggak pernah mengungkapkan cerita-cerita di baliknya.
Buat aku, asal bisa menginspirasi dan menjadi kenang-kenangan untuk generasi penerus. Nggak ada salahnya kita bercerita tentang keseharian kita sendiri. Supaya masa depan, tetap mengingat kita dalam tulisan-tulisan kita.
Hari itu, weekend ... kebetulan, Livia masih berumur 3 tahun dan belum sekolah. Mamanya juga kerjanya dari rumah, jadi bisa ngatur jadwal buat berlibur.
Seperti biasa, kalau liburan kami selalu pergi ke Kota Balikpapan untuk mengunjungi keluarga yang ada di sana. Selain mengunjungi keluarga, kami juga pengen refreshing karena kelamaan di kampung. Yang dilihat cuma pohon-pohon aja.
Setiap kali ke Balikpapan, sering banget bingung mau ke mana.
Pengen nge-mall tapi duit terbatas. Alhasil, aku ajak aja si kecil ke tempat-tempat yang nggak perlu merogoh kocek banyak. Biasanya, aku ajak main ke taman kota. Dia juga senang menikmati pemandangan tanpa minta macem-macem. Paling cuma minta jajan yang masih bisa aku penuhi keinginannya.
Di foto kenangan kali ini, aku mengajak Livia ke sebuah Pameran Seni karya teman-teman seniman di Balikpapan.
Entah, sejak dulu aku suka sekali datang ke tempat-tempat seperti ini. Sangat menginspirasi sekali.
Dulu, aku mengenal para pelukis Balikpapan ini saat aku masih duduk di bangku kelas 1 SMA. Waktu itu, guru kesenian memberikan tugas untuk datang ke pameran dan mengumpulkan data sebanyak-banyak tentang dunia seni rupa.
Aku seneng banget, sampe 7 hari berturut-turut aku datang ke sana dan berkenalan dengan para pelukisnya. Alhamdulillah ... sampai saat ini, mereka tetap mengenal aku. Walau kami lebih sering berkomunikasi via media sosial saja. Tapi setiap kali ada pameran lukisan, aku selalu hadir untuk melihat karya-karya mereka yang amazing banget.
Saat itu, lagi peresmian Balikpapan Art Center. Aku langsung ngajak si kecil untuk berkunjung ke sana. Aku lebih suka mengajak dia mengunjungi pameran atau toko buku. Selama dia menikmatinya, artinya aku berhasil membawa dia masuk ke dalam dunia yang positif dan menginspirasi.
Pertama kali masuk ke Balikpapan Art Center ini, aku langsung disambut sama koleksi Balikpapan Tempo Doeloe. Kebetulan aku mengenal salah satu relawan dari Balikpapan Tempo Doeloe, yakni mba Ocha (Rosalinda Tumbelaka). Dia seorang penulis, photografer dan juga karyawan swasta yang aktif sebagai pengelola Dahor Heritage, salah satu situs sejarah di Kota Balikpapan.
Setelah melewati koleksi-koleksi sejarah kota Balikpapan, aku langsung menuju ke bagian kiri ruangan. Yakni koleksi hasil seni rupa karya perupa Kota Balikpapan. Kebetulan di sana ada Ifrian Chaha beserta istri, juga Cadio Tarompo berserta istri dan anak-anaknya.
Alhasil, kami saling menyapa dan bercerita banyak.
Terkadang, aku merasa malu setiap kali bertemu dengan mereka. Mereka tetap konsisten dengan dunia seni lukis dan lukisannya semakin lama semakin amazing. Apalagi Abi Cadio Tarompo, hasil lukisan-lukisannya sudah ke tingkat nasional dan dikenal sebagai pelukis super realis.
Kamu bisa lihat hasil lukisan beliau lewat video di bawah ini :
Exhibition Balikpapan Creative Center
Aku juga merasa sangat senang karena si kecil juga Happy diajak ke pameran lukisan.
Nggak banyak orang tua yang ngajak anaknya ke tempat-tempat seperti ini. Aku hanya ingin membiasakan si kecil pergi ke tempat di mana ia bisa menjadi sesuatu suatu hari nanti.
Aku jadi seneng ngajak dia berwisata edukasi, selain refreshing, dia juga belajar banyak hal dari tempat ini. Tinggal gimana kita mengajak si kecil berkomunikasi dan membuat dia nyaman berada di tempat-tempat yang edukatif. Jangan sampai, kita cuma diem aja dan si kecil cuma plonga-plongo karena nggak tahu tempat yang ia datangi sebenarnya seperti apa dan bagaimana.
Menjadi orang tua, memang harus lebih aktif. Apalagi anak-anak Generasi Z sudah jauh lebih pintar dari generasi sebelumnya. Tantangan bagi orang tua, tentunya jauh lebih besar lagi.
Cukup sampai di sini aja ya tulisan dari aku.
See You di tulisan-tulisan selanjutnya...
Buat Little Livia, mungkin sepuluh tahun lagi kamu bakal baca tulisan ini.
Semoga saja kamu selalu menjadi kebanggaan Mama dan selalu berada di tempat-tempat yang baik.
Salam manis,
@rin.muna