Showing posts with label Wisata. Show all posts
Showing posts with label Wisata. Show all posts

Tuesday, March 12, 2019

Ajak Anak Jalan-Jalan ke Pantai Pemedas [Hari Libur Tahun Baru Saka 1941]

Dok.Pri


Hai temen-temen ...!
Hari kamis kemarin, tanggal 07 Maret 2019 adalah Hari Libur karena merupakan perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941.
Karena kita nggak ikut perayaan Hari Raya Nyepi dan ayahnya Livia libur kerja. Akhirnya kita jalan-jalan ke Pantai Pemedas deh.

Pantai memang salah satu tempat liburan paling murah dan paling dekat. Mengingat wilayah Samboja merupakan wilayah pesisir yang dikelilingi banyak pantai. Tinggal pilih aja deh mau ke pantai yang mana. Kali ini kami memilih Pantai Pemedas karena berangkatnya sudah siang alias abis Sholat Dzuhur.

Awalnya, Mas Tony memang sudah mengajak ke Pantai dari hari-hari sebelumnya. Makanya, anak-anak langsung nagih waktu mereka tahu sekolah lagi libur.
Jadi, kita memanfaatkan Hari Libur ini untuk jalan-jalan ke Pantai.

Sesampainya di Pantai, kami langsung makan terlebih dahulu. Karena Mas Abqar belum makan dari rumah. Jadi, Mbahnya spesial bungkusin nasi supaya nggak usah jajan macem-macem karena perut udah kenyang makan nasi. Yah, salah satunya biar hemat budget juga. Hihihi...

Di Pantai mereka seneng banget! Berenang sampai sore. Diajak pulang susah banget karena udah asyik main di air laut.
Aku sendiri memilih duduk-duduk di atas tikar yang kami sewa atau berbaring di atas hammock yang dibawa oleh adikku. Karena aku tidak begitu suka berenang di pantai. Pantai di sini airnya nggak jernih dan sedikit [jorok] karena aku menemukan ada diapers baby yang terombang-ambing di tepi pantai. Seringkali aku mendapati seperti itu yang membuat aku rada ogah masuk ke air laut. Aku mending jagain tas dan barang-barang mereka saja. 

Aku baru mau masuk ke air laut kalau kondisinya memang bersih dari sampah-sampah terutama sampah diapers baby.
Memang di daerah sini, tempat-tempat wisata kurang diperhatikan soal kebersihannya. Salah satunya juga karena pengunjung yang nggak mau buang sampah di tempatnya. Padahal, di pantai ini sudah disediakan tempat sampah yang banyak dan mudah untuk kita temui setiap kita melangkah beberapa meter. Hanya saja, kesadaran pengunjungnya yang kurang sehingga masih ada sampah-sampah berserakan. Yah, walaupun nggak sebanyak di Pantai Tanjung yang aku kunjungi beberapa waktu lalu. Sebenarnya, Pantai Tanjung dan Pantai Pemedas lokasinya masih berdekatan.

Namun, Pantai Pemedas lebih banyak diminati karena ada banyak permainan atau wahana. Pantainya juga lebih bersih dan rapi. Pohon-pohon pinus tidak terlalu jauh dari pantai sehingga bisa berteduh dengan mudahnya. Kalau mau cari jajanan juga nggak jauh. Semuanya sudah tersedia dan berjejar rapi. Salah satu alasan adikku menyukai pantai ini adalah, cari jajannya nggak jauh. Emang dasar, kalau dia mah demennya makan mulu. Aku sendiri suka tempat ini karena rindang dan dekat dengan air laut. Jadi, bisa jagain anak-anak berenang sambil berteduh. Nggak perlu panas-panasan.

Akses jalan di sini juga sangat mudah. Pantai ini terletak di tepi jalan Provinsi yang menghubungkan Balikpapan-Samboja-Handil-Samarinda. Kamu nggak bakal kesulitan menemukan pantai yang satu ini. Sambil lewat pun sudah kelihatan, kok.

Tiket masuk ke tempat ini juga murah. 

Yah ... harapannya tempat-tempat wisata seperti ini bisa dikelola lebih baik lagi supaya nggak kalah sama destinasi wisata di daerah-daerah lain yang keren-keren. Terutama soal kebersihan tempatnya. Buatku, menjaga kebersihan tempat wisata itu sangat penting. Bukan cuma tugas petugas di sana saja, tapi juga menjadi tugas kita semua.

Buat temen-temen yang demen liburan, mari kita jaga kebersihan tempat-tempat wisata supaya tetap bersih, indah dan lestari.

Oke, sampai di sini aja ya liburan kali ini. Semoga nanti kita bisa main lagi ke sini di hari libur berikutnya. Semoga di liburan berikutnya, tempat ini sudah menjadi lebih baik lagi.


Salam hangat,

Rin Muna and Family

Bye ... Bye ...!


Wednesday, February 27, 2019

Mampir ke Taman Samboja. Akankah Jadi Ikon Kecamatan Samboja?


Hai ... hai ... hai ...!
Kali ini aku berkesempatan untuk mampir ke salah satu taman yang ada di daerah Samboja Kuala. Taman ini baru saja dibuat dan memang belum jadi. Di sisi jalan, masih ada tiang pembatas sebagai tanda kalau taman ini memang belum bisa digunakan.

Di bawah kepemimpinan Bapak Ahmad Junaidi, Kecamatan Samboja tumbuh menjadi daerah yang pesat dengan banyak potensi wisata yang menjadi destinasi favorite para turis.
Oleh karenanya, kini hadir Taman Samboja sebagai icon bahwa Samboja memang tempat favorite yang nggak kalah kece sama kota sebelahnya yakni Balikpapan.

Untuk teman-teman tahu, Samboja bersebelahan dengan kota Balikpapan. Akses dari Bandara Balikpapan sangatlah mudah dan dekat. Banyak juga tempat wisata di Samboja yang menjadi favorite para pengunjung. Bukan hanya deretan pantai-pantainya. Samboja juga memiliki tempat wisata alam yang masih alami seperti Borneo Orang Utan Survival dan Pulau Bekantan.

Ah, kalau ngomongin destinasi wisata di Samboja mah banyak. Samboja merupakan salah satu kecamatan yang memiliki banyak potensi wisata seperti Pantai Ambalat, Pantai Tanah Merah, Pantai Pemedas, Pulau Bekantan, Taman Hutan Raya, Borneo Orang Utan Survival, KWPLH, Lamin Etam Ambors, Batu Dinding, Water Park Handil, dll.

Bukan hanya wisata alamnya saja, di Samboja juga punya banyak tempat wisata edukatif seperti taman baca. Di Kecamatan Samboja sendiri, terdapat 5 taman baca yang bisa kamu kunjungi.



Taman Samboja di buat di atas lahan eks. Pasar Tradisional Kuala. Pasar Traditional Kuala sendiri sudah di relokasi ke tempat yang jaraknya tidak begitu jauh dari pasar sebelumnya. Taman Samboja ini bakal jadi tempat yang asyik karena berada di tepi jalan provinsi. Tepat di dekat jembatan Kuala. Dari taman ini, kamu bisa melihat kapal-kapal nelayan bersandar.

Karena aku ke sini waktu tamannya belum jadi,,, yah,,, keadaannya memang masih gersang. Lain kali aku akan menyempatkan waktu untuk mampir ke tempat ini lagi. Semoga saja tempat ini semakin bagus dan menjadi pusat anak-anak muda berkreatifitas demi mewujudkan kecamatan Samboja yang lebih baik lagi sesuai dengan slogan "Samboja Makin Keren".



Tuesday, February 26, 2019

Pesona Burung Merak dan Kuau Raja di Ladaya (Ladang Budaya) Tenggarong

Rin Muna : Burung Merak

Hai teman-teman ...!
Aku mau sharing cerita soal Burung Merak penghuni Ladang Budaya, Tenggarong.

Eh, aku kepo banget loh. Secara ... aku belum pernah lihat burung merak secara langsung. Baru kali ini aku lihat burung merak di tempat wisata yang ada di Kaltim. Biasanya, aku lihat burung Enggang atau Rangkong. Tapi ... waktu aku datang ke sini malah nggak ketemu sama Rangkong atau Burung Enggang. Sepertinya mereka ada di spot lain yakni Mini Zoo-nya Ladaya. Aku nggak sempat buat masuk lagi ke sana, selain capek, waktunya juga udah mepet banget buat balik ke Samboja.

Alhasil ... aku ketemu sama binatang langka yang satu ini. Awalnya, aku ketemu sama merak yang betina. Ekornya tuh nggak panjang, nggak kayak yang ada di gambar-gambar buku pelajaran sekolah. Yah ... maklum lah ya, aku mengenal burung Merak di buku ilmu pengetahuan sekolah saja. Dan nggak tahu jenis kelaminnya. Aku pikir, semua burung Merak bentuknya sama. Ternyata berbeda dengan yang ada di gambar itu.
Jadi, cuma burung Merak jantan saja yang ekornya panjang dan indah itu. Kalau burung merak betina, ekornya nggak sepanjang burung merak yang jantan. Terlihat seperti ayam biasa. Malah ... aku pikir itu burung cendrawasih. Hahaha ... betapa bodohnya aku sampai nggak bisa bedain mana merak dan cendrawasih di dunia nyata. Padahal cendrawasih itu kan ekornya warna putih. Kadang suka nggak kepikiran gitu kalo udah ada di tempat kayak gini dan udah asyik. Udah males lagi mau mikir. Lewat aja gitu kayak angin.
Jadi, nggak usah heran kalau ada perdebatan dengan sepupu aku masalah burung merak dan cendrawasih  di dalam video ini. Karena dua spesies burung ini bukan berasal dari Kalimantan dan pastinya sulit untuk kita temui di alam bebas.



Aku bersyukur dikasih kesempatan sama Allah untuk melihat ciptaannya yang indah banget. Kalau aku enggak main ke sini, mungkin seumur hidup aku nggak bakalan bisa lihat secara langsung gimana bentuknya burung merak asli di alam nyata. Paling mentok cuma bisa lihat di gambar doang.

Anakku termasuk juga anak yang beruntung karena di usianya yang baru 3,5 tahun udah bisa lihat gimana bentuknya burung merak, beruang madu dll. Itu juga karena orang tuanya yang nggak sengaja mampir ke tempat ini. Awalnya cuma mau main dan berkunjung ke rumah mbak aku yang ada di Tenggarong. Tapi, sepertinya anakku seneng banget main sama budenya sampe nggak mau diajak pulang ke Samboja.

Selain burung merak, di sini juga ada Beruang Madu. Sebenarnya aku ngambil video beruang madu. Tapi ... nggak bisa aku upload ke Youtube buat aku sharing ke teman-teman karena videonya rada aneh dan aku kesulitan buat ngeditnya, entah kenapa videonya posisinya terbalik gitu. Padahal video yang lainnya enggak. Jadi aku putuskan buat simpan aja untuk pribadi.

Ada satu jenis burung yang aku sendiri nggak tahu namanya. Burung itu mirip banget bentuknya sama burung merak tapi warnanya abu-abu. Mikir! Yakin nggak yakin kalo itu burung merak. Dan setelah aku pulang barulah aku coba buat searching di internet soal jenis burung yang itu. Dan benar saja, ternyata itu memang bukan burung Merak, melainkan burung Kuau Raja yang juga termasuk hewan langka. Di dalam video itu aku sempat ngambil objek burung Kuau Raja, tapi nggak sempat buat fotoin karena posisinya lagi nangkring di atas ranting pohon.

Ini nih penampakan burung Kuau Raja, buat kamu yang pengen lihat juga:
matasatwa.webnode.com
Kamu bisa baca artikelnya tentang Kuau Raja . Burung Kuau Raja jantan hampir sama dengan burung Merak. Ia akan memamerkan bulu-bulunya yang indah dan membentuk seperti kipas untuk menarik perhatian betina. Burung Kuau Raja juga termasuk salah satu binatang langka yang hampir punah.

Aku rasa, tidak semua orang bisa beruntung melihat dua spesies burung yang hampir mirip ini. Nggak kebayang kalau Burung Merak dan Kuau Raja berduet untuk memamerkan bulu dan ekornya, pasti indah banget! Inilah salah satu ciptaan Allah yang harus kita syukuri. Allah menciptakan keindahan di dunia dan sebagai manusia kita harus menjaga dan merawatnya. Bukan terus menerus berbuat kerusakan di atas muka bumi. Alangkah indahnya jika manusia bisa hidup damai berdampingan dengan alam.

Yuk, kita cintai alam dan sekitar kita hingga anak cucu kita masih bisa melihat indahnya Burung Merak dan Kuau Raja yang ada di dunia ini!

Jangan lupa, sempatkan mampir ke tempat ini kalau kamu jalan-jalan ke Kutai Kartanegara. Rugi loh kalau belum datang ke tempat ini!
Cukup sampai di sini tulisan dari saya. Semoga pengalaman ini bisa bermanfaat untuk teman-teman semuanya. 


Salam Lestari Budaya!
Salam Lestari Alam!






Monday, February 25, 2019

Spot Kampung Seni LADAYA - Kutai Kartanegara

Dok. Pribadi
Hai ... teman-teman!
Sebelumnya aku udah mengulas tentang spot wisata di Ladaya yakni Odah Rehat 2 - Jalan-Jalan Ke Ladaya yang setiap bagunannya diberi nama-nama daerah yang ada di Kutai Kartanegara. [Abaikan wajah aku yang jelek dan kucel banget!]

Nah ... fotoku kali ini, aku ada di spot Kampung Seni. Kampung Seni berada di sebelah kanan pintu masuk LADAYA. Di tengah-tengahnya ada sebuah Stage atau panggung yang unik. Terlihat dari gambar background yang digunakan, ada perpaduan antara kebudayaan Jawa dan Kalimantan. Di atasnya, terukir wayang-wayang Jawa yang langsung dipadukan dengan ukiran motif dayak Kalimantan. Ini menjadi bukti bahwa di Kalimantan terdapat banyak adat istiadat dan budaya daerah lain yang saling berdampingan dan menjadi satu kesatuan yang unik dan indah. Orang Kalimantan itu ramah dan welcome banget dengan masyarakat suku lain. Terlihat bagaimana ragam suku, adat-istiadat dan budaya menyatu di sini.

Kampung Seni juga nggak kalah unik dan keren dari Odah Rehat. Di sini, setiap bangunannya diberi nama seniman-seniman maestro Indonesial. Buat para pecinta seni, nama I Wayan Sadra atau WS. Rendra pastinya sudah tidak asing lagi.


Rumah-rumah adat ini dibangun lebih tinggi daripada bangunan rumah adat yang lainnya dan seperti dibangun di atas pohon. Kita harus menaiki tangga untuk bisa naik ke atas. Semuanya terbuat dari bahan kayu ulin. Di bawah tangga tersebut terdapat replika dua telapak kaki yang terbuat dari semen. Aku rasa, telapak kaki ini ada filosofinya karena aku temui juga di antara replika air terjun dan Yupa yang berada tak jauh dari Kampung Seni.



Dok. Pribadi

Berwisata di tempat ini, nggak bakal ada bosennya. Semuanya ada di sini. Mulai dari pertunjukkan seni & budaya, tempat bersejarah, mainan anak-anak, wisata fauna dan lain-lain. 

Buat kamu yang suka foto-foto selfie, tempat ini udah instagramable banget! Wajib buat dikunjungi.Belum ke Tenggarong namanya kalau belum mampir ke tempat wisata yang satu ini. 

Kamu juga bisa merasakan sensasi menginap di tempat ini. Aku belum pernah mencobanya karena jarak dengan rumah nggak begitu jauh. Aku rasa nggak perlu menginap. 

Tempat ini udah lengkap banget kok. Nggak perlu takut kelaparan, semua jajanan dan minuman juga ada di sini. Kita juga tidak dilarang membawa makanan atau minuman dari luar. Yang terpenting, kita tetap menjaga kebersihan tempat ini dengan membuang sampah pada tempatnya. Pengelola sudah menyediakan tempat sampah di setiap spot pemberhentian atau tempat santai. Jadi, kalau ada yang masih buang sampahnya sembarangan, kebangetan banget kan!

Yuk, kita cintai dan lestarikan wisata budaya di daerah kita tercinta!
Kalau bukan kita? Siapa lagi?


Salam Lestari ...!


ODAH REHAT 2 | JALAN-JALAN KE LADAYA - LADANG BUDAYA

Dok. Pribadi
Hai teman-teman...!
Apa kabarnya?
Semoga selalu baik-baik saja. Sehat wal afiat dan murah rezekinya ya!
Jangan lupa subscribe dan follow Blog plus Channel Youtube akuh! 😂😂😂

Oh ya... kalo kamu liat foto ini, ini bukan foto lagi honeymoon atau bloodmoon. Dia juga bukan husben akuh. Dia siapa ya?
Kadang aku nggak paham, kok ada dia  di sini? 😂
Dia ini keponakan aku, anak dari mbakku... Please! Nggak usah diperhatikan wajahnya karena bisa bikin kamu sakit mata  😂

Kenapa kita duduk di sini? Ya ... karena kita emang lagi jalan-jalan di Ladaya dan akh kecapean banget. Akhirnya, aku memilih untuk beristirahat di area ODAH REHAT 2. Nah, Odah yang di belakang aku ini disewain buat yang mau nginap di sini. Kali aja, liburan di sini sehari masih kurang karena ada banyak banget wahana dan spot-spot menarik. Kalau mau tahu video selengkapnya, Subscribe Channel Youtube aku ya! Jiiiaah... gubrak! Promosi...!
Ya nggak papa juga kali... Subscribe kan gratis! Alias nggak bikin kamu rugi.

Aku mau ceritain objek yang ada di foto ini aja deh. Seupil objek menarik yang ada di Ladaya. Karena ada banyak banget spot-spot menarik ada di sini.
Jadi, Odah Rehat 2 ini merupakan tempat istirahat yang setiap bangunan diberi nama yang berbeda-beda sesuai dengan nama daerah yang ada di Kutai Kartanegara. Setiap Odah memiliki nama dan kode pos setiap daerahnya. Bangunan di sini sangat unik, semua bangunan khas terbuat dari kayu ulin dan berderet rapi. Aku suka banget sama tempat ini, bersih, rapi, unik dan luas banget. Hampir di semua spot ada tempat sampah, sehingga ketika jalan-jalan sambil ngemil, nggak bingung nyari tempat sampah. Ini salah satu faktor yang membuat tempat ini bersih dari sampah.

Bukan cuma rumah budaya yang ada di sini, ada juga Lamin Cafe, Outbond, Mini Zoo, Mini Stage yang diisi pertunjukan kesenian, gazebo yang ada di banyak tempat dan ... masih buaaaanyaaak lagi!
Kayaknya, seharian di sini masih nggak cukup buat eksplore semua tempat yang ada di sini. Aku juga nggak sempat foto banyak karena aku kehabisan batrai. Bener-bener nggak ada persiapan buat eksplore tempat wisata keren yang satu ini.
Kamu, bisa cek dan follo ig @ladangbudaya kalau mau tahu gimana seru, unik dan kerennya tempat ini. Aku di sini mau berbagi pengalaman aku jalan-jalan ke Ladaya (Ladang Budaya). Aku akan ulas semuanya satu per satu di tulisanku selanjutnya ya!
Pantengin terus website aku buat kamu yang penasaran, jangan lupa subscribe Youtube aku Rin Muna ya!


Salam Budaya ...!





Friday, January 18, 2019

Indahnya Gunung S di Kutai Barat

instagram.com/davidakashi
Hai ... Sobat!!
Kalau kemarin aku mengulas 14 air terjun yang ada di Kutai Barat, kali ini aku tertarik dengan salah satu tempat wisata lain yang ngehits banget di Kutai Barat. Yakni, Gunung S atau Bukit Telaus yang ada di Kecamatan Nyuatan, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.

Kecamatan Nyuatan berbatasan dengan Kecamatan Linggang Bigung di sebelah utara, Kecamatan Barong Tongkik di sebelah timur, Kecamatan Damai di sebelah selatan dan Provinsi Kalimantan Tengah di sebelah barat. [Sumber: wikipedia.org]

Bukit Telaus diberi nama Gunung S karena jalan menuju tempat ini berbentuk huruf S jika dilihat dari atas. Seringkali keponakanku mengirimkan foto dan video saat ia sedang berada di Gunung S ini.
Jika beruntung, kita akan mendapatkan pemandangan indah pada pagi hari. Yakni, embun pagi dan kita akan berada di dalam awan-awan yang indah.
Biasanya, pengunjung akan camping dan menginap di Bukit Telaus untuk mendapatkan spot foto yang menarik dari Gunung S ini.
Bisa dilihat dari foto instagram yang diunggah oleh @info_kubar berikut ini:

instagram.com/info_kukar
Gunung S bisa jadi tempat yang asyik dan menarik untuk camping sembari menikmati pemandangan pagi yang indah.Tidak perlu khawatir, karena di sini sudaha ada yang menyewakan mobil untuk 2 orang penumpang dan tenda yang sudah dilengkapi dengan fasilitas untuk memasak. [sumber: @info_kubar]

Pastinya, tempat ini akan jadi tempat yang menarik untuk mengabadikan moment bersama sahabat dan orang-orang tercinta di sekeliling kamu.
Jangan lupa untuk tetap menjaga sikap, perilaku dan kebersihan tempat wisata ini ya!




Thursday, January 17, 2019

Menikmati Sore di Bibir Pantai Tanjung

Dok. Pribadi Rin Muna

Sudah lama aku tak mengunjungi tempat ini. Ingin sesekali aku bisa datang menjenguk. Menjenguk siapa? Bukankah pantai ini selalu kosong? Tak bertuan. Hanya lembayung senja yang menyambut setiap sore kupijakkan kakiku ke sini.

Terkadang aku rindu ... pada kisah masa lalu. Yang hampir hilang dari memoriku. Terus memudar di makan waktu dan usia.

Sesekali ingin kujenguk kisah yang pernah mengisi hatiku.
Aku menarik napas dalam-dalam. Membentangkan tangan seluas-luasnya. Seluas lautan yang kini berhadapan denganku.
Kupejamkan mata dan kunikmati semilir angin membelai rambutku.
Ada cerita yang tiba-tiba melintas dalam gelap pejaman mata.
Dalam gelap, aku lihat tawaku tujuh tahun silam.
Dalam gelap, aku lihat tawamu tujuh tahun silam.
Dalam gelap, aku lihat tawa mereka tujuh tahun silam.
Dalam gelap, dapat kusaksikan hari bahagia penuh canda tawa bersamamu, dia dan mereka.
Lalu laut menyapunya tanpa sisa.
Meninggalkan kenangan penuh duka.
Sampai kini aku masih setia menanti. Walau kini lebih banyak air mata yang kunikmati.
Tidakkah kamu tahu? Hal sederhana dalam hidup ini adalah ketika menikmati semua suka dan duka.
Jika waktu bisa kembali, mungkin aku tidak akan berjalan ke masa depan.
Namun, Tuhan ciptakan waktu memang tidak akan pernah kembali. Supaya kita tahu, bahwa hidup tidak sekedar tentang hari ini. Tapi juga tentang hari kemarin yang akan menjadi hari esok.
Selamat malam ... semoga mimpi-mimpimu indah dan menyenangkan.
Dan aku akan terus berjalan dalam mimpi.
Terus bermimpi sambil berjalan mewujudkannya menjadi nyata...

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas