Showing posts with label Esai. Show all posts
Showing posts with label Esai. Show all posts

Saturday, October 5, 2024

Penulis Pengendali Moral Bangsa

 




Zaman semakin maju, tapi kualitas moral manusia semakin mundur. Banyak penyimpangan sosial yang saat ini dianggap normal. Kenapa? Apa pengaruh terbesarnya dan bagaimana dampak yang timbul dari normalisasi penyimpangan sosial?

Bicara tentang moral, tentunya kita akan membicarakan tentang pedoman hidup seseorang. Tentang perbuatan baik yang harus dilakukan dan perbuatan buruk yang harus ditinggalkan. Moral, satu kata yang terlihat sepele, semu, tidak bisa disentuh, tetapi memiliki pengaruh besar bagi kehidupan. Sayangnya, moral yang seharusnya semakin baik seiring dengan perkembangan zaman, justru semakin menurun, bahkan bisa dibilang jeblok.

Moral memiliki tatanan penting dalam menjalankan roda kehidupan manusia. Oleh karenanya, orang-orang penting harus memiliki moral yang baik, supaya seluruh dunia bisa menjadi lebih baik. Tetapi hal ini tidak bisa terjadi karena kerusakan moral terjadi secara global di seluruh dunia. Bahkan, orang-orang yang duduk di kursi penguasa tertinggi, memiliki kualitas moral yang buruk. Indikatornya ialah terjadinya banyak korupsi, kolusi, dan nepotisme di dalam sebuah negara.

Ketika sebuah bangsa memiliki pemimpin bermoral buruk, maka bangsa tersebut akan mudah hancur tanpa berperang dengan negara lain. Artinya, pemimpin yang tidak bermoral sedang menghancurkan masa depan bangsanya sendiri.

Contoh kasus yang marak terjadi ialah perang argumentasi antar pemimpin hingga pemimpin negara yang tidak beretika dalam berkomentar dan dianggap sebagai hal lumrah oleh para pendukungnya. Bukankah hal ini menjadi sumber utama rusaknya moral bangsa? Tapi semua seolah dianggap wajar hingga menjadi panutan negatif bagi rakyatnya.

Ditambah lagi dengan literatur buruk yang tertulis abadi untuk masa depan. Kenapa aku bilang buruk? Karena ada banyak penulis nakal yang melahirkan tulisan-tulisan bakal. Tulisan nakal  melahirkan penyimpangan sosial yang dinormalisasi. Terlebih, tulisan zaman sekarang adalah tulisan yang sangat mudah diakses oleh semua kalangan. Sehingga, tidak menutup kemungkinan kalau kita akan bertemu dengan tulisan-tulisan nakal yang memengaruhi pola pikir dan aktivitas sosial manusia.

Kita bisa mengambil contoh dan pelajaran dari kasus skandal video syur antara guru dan murid di Gorontalo pada tahun 2024. Hubungan terlarang antara siswi SMA dan gurunya itu kerap menjadi bahan bacaan yang disajikan oleh penulis di sebuah platform baca online. Beberapa penulis memilih untuk menormalisasi penyimpangan sosial dengan menjadikannya tokoh utama. Tokoh utama yang melakukan perbuatan buruk ditulis sebagai hal yang normal, bahkan mendapat dukungan penuh dari penulisnya dengan dalih menyajikan cerita dari sudut pandang yang berbeda.

Semakin maraknya tulisan-tulisan yang melibatkan siswa-siswa sekolah dengan konten dewasa di dalamnya, tentunya akan memengaruhi pemikiran dan perilaku sosial di masyarakat. Terlebih, hal-hal negatif yang beredar di media sosial justru menjadi konten yang “viral” dan dikejar oleh banyak orang demi sebuah kepopuleran.

Maraknya konten negatif yang viral adalah indikator perilaku masyarakat sebagai target market atau pasar atas konten tersebut. Ketika konten negatif yang viral, artinya selera mayoritas masyarakat ialah konten-konten yang negatif. Sehingga, konten positif kerap tenggelam dan tidak menjadi perhatian masyarakat.

Konten negatif tidak hanya dalam bentuk foto dan video di media sosial. Platform menulis yang pengkaryanya dianggap sebagai seseorang yang melek literasi dan memiliki intelektual tinggi, ternyata juga banyak yang menyajikan konten-konten negatif. Konten negatif dalam bentuk narasi panjang atau novel juga menjadi salah satu selera tertinggi masyarakat. Artinya, pola pikir dan selera masyarakat atas konten-konten negatif sudah menjadi makanan sehari-hari dan dianggap wajar.

Konten berupa tulisan adalah sumber utama dari segala konten-konten yang beredar. Sebelum menjadi sebuah video yang menarik, tentunya seseorang harus memiliki kemampuan untuk menulis dan mengolah informasi tersebut. Foto dan video, merupakan hasil dari sebuah literatur. Ketika literatur baik, maka kualitas foto, video, dan film akan sebaik literatur di suatu negara.

Baik konten tulisan maupun video, semuanya bisa dikendalikan oleh penulis. Karya-karya seorang penulis, akan menjadi sebuah panutan (role model) bagi banyak penikmatnya. Penikmat yang hari ini membaca atau menonton, mungkin akan melahirkan sebuah karya yang mirip atau bahkan sama dengan karya-karya yang mereka nikmati sebelumnya. Di sinilah, peran penting seorang penulis dalam mengendalikan moral bangsa. Penulis yang menyuguhkan karya-karya bermoral baik, tentunya akan menghasilkan pembaca yang bermoral baik pula.

Dalam beberapa kesempatan, aku berkeliling ke toko buku. Mencari buku-buku tentang etika dan moral. Sayang, aku tidak menemukannya. Seingatku, aku pernah membaca buku tentang etika kepenulisan saat aku masih kecil. Bahkan, di sekolah diajari tentang “Budi Pekerti” yang membuat terbiasa mengenal baik-buruk suatu keadaan atau peristiwa.

Siapa orang paling berkuasa yang bisa mengendalikan beredarnya buku-buku di masyarakat? Ya, pemerintah. Ketika pemerintah mengeluarkan program peluncuran buku-buku tentang etika dan moral dengan jumlah yang banyak, tentunya akan memengaruhi pasar dan pola pikir pembacanya. Sayangnya, pemerintahan saat ini justru khawatir jika rakyatnya terlalu pandai dan bermoral baik. Karena mereka tidak akan bisa menyetel rakyat untuk membuat kekuasaan mereka abadi dan penyimpangan yang mereka lakukan dianggap wajar oleh masyarakat.

Menormalisasi sebuah penyimpangan sosial, akan melahirkan kebiasaan korupsi, kolusi, nepotisme, dan lain-lain. Setelah mengamati perubahan sosial selama beberapa tahun belakangan ini, sumber pengendali moral terbesar adalah pada naskah kepenulisan. Saat ini, kualitas naskah kepenulisan sangat menurun drastis secara konteks. Penulis yang memilih di jalur yang benar, tidak mendapatkan atensi dari masyarakat banyak. Hanya orang-orang tertentu yang memiliki tingkat intelektual tinggi yang membacanya karena mereka sudah pandai memilah dan memilih bahan bacaan.

Selera mayoritas masyarakat adalah gambaran besar tentang karakter sebuah bangsa. Kita tidak bisa mengendalikan sepenuhnya dan mengubahnya dalam waktu singkat. Tapi, kita bisa mengupayakannya dengan mengendalikan beredarnya naskah-naskah buku yang tidak baik dan bermoral. Saat ini, banyak buku dewasa yang dijual bebas, bahkan bisa dibaca secara gratis. Aku lebih setuju ketika buku-buku dewasa itu bisa dikurasi secara ketat agar tidak sembarang orang bisa menuliskan adegan-adegan dewasa secara eksplisit. Buku-buku dewasa dengan konten-konten berbahaya juga seharusnya diberikan akses khusus atau diberikan tarif harga tinggi agar tidak dibaca oleh anak-anak remaja. Hal ini, tentunya menjadi upaya yang baik untuk mengendalikan moral masyarakat.

Mungkinkah kita akan membiarkan anak-anak kita yang hari ini belum lahir, mengalami kerusakan moral pada 20 tahun mendatang karena literature tentang etika, moral, dan tata krama sudah sangat langka. Dari mana anak-anak kita akan belajar tentang begitu indahnya masa depan, jika yang kita suguhkan adalah kehancuran?

Untuk para penulis pemula, jika ingin memutuskan menjadi penulis, maka jadilah penulis yang baik untuk masa depan. Semua tulisan bertujuan untuk memengaruhi pola pikir manusia. Maka, hadirkanlah tulisan-tulisan yang memberikan pengaruh positif pada dunia.Karena kita tidak punya cara lain untuk mengendalikan moral bangsa selain dari sisi agama, satu-satunya harapan adalah para penulis masa depan.

 

 

 

 

 

 

 

BIODATA PENULIS




Namaku Walrina, biasa dipanggil Rin Muna. Aku memiliki 2 nama pena, yakni  Vella Nine (khusus karya novel) dan Rin Muna. Aku lahir pada tanggal 09 November 1991 di pondok kecil yang menjadi rumah tinggal kedua orang tuaku. Sekolah di SDN 038 Samboja, SMP Negeri 15 Balikpapan dan SMA Negeri 06 Balikpapan. Saat ini masih menempuh pendidikan Sastra Inggris di Universitas Terbuka. Aku sangat suka menulis novel panjang dengan ratusan atau ribuan episode.

Pada 18 Februari 2018, aku mendirikan Taman Bacaan Masyarakat Bunga Kertas. Sekarang telah berubah menjadi Yayasan Rumah Literasi Kreatif yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan.

 

 


Beberapa karya yang telah aku tulis:

1.      20 Buku Antologi Puisi, Cerpen, Esai, dan Dongeng terbitan FAM Publishing

2.      Buku Novel "Perfect Hero" - Novelindo Publishing, 2022

3.      Buku Novel "I am Here, Mr. Rich" - Novelindo Publishing, 2022

4.      Then Love by Vella Nine - Novelme, 2019

5.      Perfect Hero by Vella Nine - Novelme, 2020 [1.373.366 kata]

6.      Perfect Hero Seri 1 versi cetak by Vella Nine - Novelindo Publishing, 2022

7.      Perfect Hero 2 by Vella Nine - Novelme, 2021 [ 572.955 kata] 

8.      Shaum Me by Vella Nine - Novelme, 2021

9.      I am Here, Mr. Rich by Vella Nine - Novelme, 2022 [410.769 kata]

10.  I am Here, Mr. Rich Seri 1 versi cetak by Vella Nine - Novelindo Publishing, 2022

11.  Menikahi Lelaki Brengsek by Vella Nine

12.  Suami untuk Istri by Vella Nine - Fizzo, 2022 [ 617.400 kata]

13.  Assalamualaikum, Ya Habib by Vella Nine - Fizzo 2022

14.  Mrs. Rose & Mr. Rich by Vella Nine - Fizzo, 2023

15.  Catch Me Mr. Ghevin by Vella Nine – Fizzo, 2023

16.  Magang 90 Hari by Vella Nine – Fizzo, 2023

17.  The Cakra by Vella Nine – Fizzo, 2024

18.  Semua karya di dalam blog pribadi www.rinmuna.com

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas