Cerita Kehidupan yang Menginspirasi dan Menghibur by Rin Muna a.k.a Vella Nine

Wednesday, March 19, 2025

Local Hero Pertamina yang Kerap Dijuluki Sebagai Wanita Simpanan Di Kampungnya



Tiba-tiba nemu foto di galeri laptop waktu mau bersih-bersih memori karena semua memoriku udah kepenuhan.

Ini foto waktu aku nginap di Pertamina Patra Land Residence di tanggal 01 Maret 2024.


Disclaimer : Foto-foto aku di hotel atau apartemen itu bukan karena aku jadi wanita simpanan, tapi karena aku dibayar untuk ikut seminar, pelatihan, diskusi, atau ngisi acara.

Mungkin, foto-foto kayak gini yang sering banget bikin aku dibilang wanita simpanan bos-bos. Padahal, aku nggak kenal sama bos siapapun. Kalaupun kenal, itu cuma untuk belajar bisnis atau sharing tentang pengalaman usaha.

Jadi, Sehari sebelumnya, aku ditelpon sama CDO Pertamina Hulu Sanga-Sanga. Semuanya mendadak banget. Beliau juga diinformasikan dadakan. Awalnya, cuma CDO yang mau terbang ke Jakarta untuk kegiatan. Tapi kemudian, Local Hero juga diajak untuk pergi ke tempat acara. Alhasil, sore itu juga dipesanin tiket dan harus berangkat pagi banget karena acara dimulai jam 8 pagi. Jadi, kita udah harus sampai di Jakarta sebelum acara dimulai.
PHSS punya 2 Local Hero binaan di tahun 2024. Artinya, aku tidak sendiri. Aku berangkat bersama seorang CDO (Mas Prass) dan 1 Local Hero asal Samboja juga, yakni Mas Tio (Pengelola Wisata Bekantan Sungai Hitam Lestari) yang bergerak di bidang Ekowisata.
Karena penerbangan pagi banget, nggak memungkinkan lagi kalau berangkatnya jam 2 subuh. Soalnya, CDO kami dari Muara Badak, sedangkan aku di Desa Beringin Agung dan Mas Tio dari Sungai Hitam.
So, kami berangkat sore hari menuju kota Balikpapan dan sampai di Patra Land Residence jam sembilan malam.
Ini pertama kalinya aku masuk ke Patra Land Residence. Mungkin, akan jadi yang pertama dan terakhir seumur hidupku karena aku bukan orang yang bekerja di Pertamina.
Karena datangnya malam, aku ngerasa tempat ini kayak serem banget. Mewah, tapi horor. Karena kebanyakan apartemen tuh kosong. Maklum, cuma orang-orang tertentu yang menginap di tempat ini. Jadi, nggak akan ramai seperti hotel atau apartemen lain. Aku jadi flasback ke masa saat aku masih bekerja di perusahaan dan menginap di Mess Executive. Aku juga jadi teringat ketika aku menerima penghargaan Pemuda Pelopor dan menginap di salah satu villa pelatih yang ada di area stadion Aji Imbut.
Vibes-nya tuh sama. Sama-sama horor karena sepi dan kosong.
Sebenarnya, apartemen ini mewah banget. Udah ada ruang tamu yang luas, ruang makan yang luas, pantry, ruang loundry, dan 3 kamar tidur.
Aku tidur di kamar utama. sedang Mas Prass dan Mas Tio tidur di kamar yang lain. Mereka berdua sempat main keluar, entah ke mana. Dan aku memilih untuk tidak keluar dari kamar karena aku takut.
Alhamdulillahnya, aku masih bisa tidur nyenyak. Mungkin karena aku juga terbiasa dengan suasana sepi. Jadi, lebih nyaman berdiam diri di dalam kamar daripada ngeluyur keluar. Itulah yang selalu aku lakukan setiap kali berkegiatan. Kalau udah baring di kamar, rasanya nyaman banget. Main hape, nonton tv, main laptop, atau teleponan sama anak-anak.
Jam 5 subuh, aku sudah bersiap dan kami langsung pergi ke bandara. Kebetulan, jarak apartemen dan bandara tidak jauh. Tidak harus terjebak macet seperti kota Jakarta. Jadi, kami bisa sampai tepat waktu untuk check-in di bandara.
Alhamdulillah, setiap langkah dan waktu yang aku lalui, semuanya sangat berkesan. Banyak ilmu dan pengalaman hidup yang aku dapatkan.
Aku bertemu dengan 170 Local Hero Pertamina dari seluruh Indonesia di saat aku ingin menyerah pada apa yang selama ini aku perjuangkan. Ternyata, perjuangan mereka jauh lebih berat dari yang aku lakukan. Kalau aku menyerah, artinya aku kalah pada takdir yang sedang direncanakan Allah. Bisa jadi, Allah sedang menyiapkan hadiah di ujung sana. Di tempat di mana aku harus melalui banyak kesulitan lebih dahulu.


Terima kasih banyak untuk pengalaman berharga yang tak terhingga. Aku tidak kaya harta, tapi aku punya intelectual investment (investasi intelektual) yang membuatku dihargai. Investasi intelektual tidal bisa didapat dengan cara yang instan. Butuh proses dan perjuangan keras selama belasan tahun untuk bisa menghasilkan sebuah karakter yang kuat, karakter yang bisa dipercaya oleh orang lain. Yang ketika aku merekomendasikan seserang untuk menjalankan program, mereka berkata, "Kalau bukan Mbak Rin Muna, kami nggak yakin akan bertahan lama."

Benar saja, taman bacaanku "Rumah Literasi Kreatif" kini sudah berusia 7 tahun. Meski setiap harinya harus tertatih menghidupkannya sendirian, tapi masih bisa bertahan selama ini.
Sebab, banyak orang yang ikut membuka taman bacaan, tapi tidak mampu bertahan sampai satu tahun. Karena di sini semuanya murni sosial. Tidak ada keuntungan yang aku dapatkan. Aku merawat dan menjaga buku-buku dengan tulus. Aku belum mampu berkembang lebih luas lagi, masih sebatas bertahan untuk tidak hancur oleh zaman.









0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas