“Cha ...!” panggil Yuna saat mendengar ponsel Icha berdering.
Icha bergeming, ia hanya melihat sejenak layar ponselnya dan membiarkan
ponselnya tergeletak di atas meja kerjanya. Ia terlihat sangat muram dan tidak
ingin menjawab panggilan yang masuk ke ponselnya.
Yuna tak banyak bertanya. Ia kembali fokus menatap layar komputer dan
meneruskan pekerjaannya. Pikirannya masih saja bertanya-tanya karena sikap Icha
yang sedikit aneh. Ia mengambil dokumen dari laci mejanya.
“Cha, aku boleh tanya sesuatu?”
“Apa itu?”
Yuna menyodorkan dokumen yang ada di tangannya. “Gambar ini ... udah sesuai
apa belum ya? Ada yang perlu diperbaiki lagi atau nggak?”
“Ini denah proyek yang di mana?” tanya Icha sambil melihat judul denah
tersebut. “Oh ... coba kamu diskusi sama Juan! Ini ... denahnya dia yang buat
kan?”
Yuna menganggukkan kepala. “Aku masih bingung, Cha.”
“Bingung kenapa?”
“Aku masih nggak paham sama denah ini,” jawab Yuna.
Icha tersenyum kecil. “Denah ini kan si Juan yang bikin. Coba aja kamu
tanyakan ke dia!”
Yuna mengerucutkan bibirnya. Ia sangat tidak bersemangat untuk
mendiskusikan pekerjaannya dengan Juan. Namun, karena masih ada banyak hal yang
harus ia pelajari. Ia akhirnya menghampiri Juan dan bertanya tentang pekerjaan
yang harus ia tangani ke depannya.
Di saat yang sama, Yeriko duduk di meja kerjanya sambil menatap dokumen
yang baru saja diberikan oleh Riyan. Dari dokumen tersebut, ia bisa mengetahui
kalau Andre memang teman masa kecil Yuna.
Yeriko memijat keningnya. Ia merasa Andre berpotensi mengancam hubungannya
dengan Yuna.
“Yan, apa hubungan mereka?” tanya Yeriko saat melihat profil Rudiantara
yang ada di dalam dokumen yang diberikan oleh Riyan.
“Saat ini, mereka punya kerjasama yang kuat. Andre baru aja kembali dari
Italia. Kalau bukan karena kerjasama dengan perusahaan Rudiantara, dia tidak
akan kembali ke Indonesia. Bisnis yang dia miliki, lebih banyak berada di luar
negeri.”
Yeriko manggut-manggut tanda mengerti. Ia tidak bisa meremehkan Andre
begitu saja. Meski Andre punya potensi besar menjadi saingan terberatnya, ia
tetap tidak akan menyerah begitu saja.
“Beberapa klien Rudiantara sudah datang ke sini dan menjalin kerjasama
dengan perusahaan kita.”
“Bagus!” sahut Yeriko. “Kamu atur semuanya! Saya mau, Andre bisa secepatnya
cabut dari kota ini. Kamu ngerti kan maksud saya?”
Riyan menganggukkan kepala.
“Kalau gitu, kamu bisa lanjutkan pekerjaan kamu lagi!”
Riyan mengangguk dan bergegas kembali ke ruang kerjanya.
Yeriko terus memerhatikan dokumen yang ada di tangannya. Ia makin kesal dan
langsung membanting dokumen tersebut ke atas meja.
“Yer ...!” Tiba-tiba Chandra menerobos masuk ke dalam ruangan Yeriko.
Yeriko langsung mengangkat kepala, ia menatap wajah Chandra yang terlihat
sangat cemas. “Kenapa?” tanyanya.
Chandra langsung duduk di sofa sambil meletakkan amplop cokelat yang ia
bawa. Ia menghela napas dan menundukkan kepala.
Yeriko bangkit dari kursi kerjanya dan melangkah perlahan menghampiri
Chandra. Ia meraih amplop yang dibawa oleh Chandra dan membukanya perlahan.
“Aku nggak tahu kenapa dia masih aja nggak berubah,” tutur Chandra. Ia
memijat keningnya yang berdenyut. Matanya memerah menahan rasa sakit yang
melanda hatinya.
Yeriko melihat foto-foto Amara yang terlihat sangat intim dengan pria lain.
Ia menghela napas sambil menyandarkan punggungnya ke sofa. Ini bukan pertama
kalinya Amara berselingkuh. Namun, Chandra tetap saja memaafkan tunangannya
itu.
“Chan, hal paling baik adalah melepaskan dia.”
Chandra langsung menoleh ke arah Yeriko. “Nggak bisa semudah itu, Yer.”
“Kalau kamu maksa buat bertahan, kamu akan terus-terusan sakit kayak gini.”
Chandra terdiam. Ia masih tidak bisa melepaskan Amara. Namun sikap Amara
telah membuat perasaannya sangat sakit.
“Yer, andai Yuna yang melakukan ini ... apa yang bakal kamu lakuin?”
Yeriko mengernyitkan dahi. “Kenapa bawa-bawa Yuna?”
“Karena kamu sudah nikah sama dia. Setidaknya, kamu tahu gimana rasanya
takut kehilangan.”
“Haduh ...! Chan, cowok jangan mellow gini lah!” tutur Yeriko sambil
merangkul Chandra. “Masih ada cewek lain di luar sana yang jauh lebih baik
lagi.”
Chandra menarik napas dalam-dalam. “Aku harus gimana?”
“Lepasin dia!” pinta Yeriko.
“Aku masih belum bisa ngelepasin dia gitu aja,” sahut Chandra.
“Huft, kamu ini ... kalau masih mau bertahan, bertahanlah! Jangan sampai
aku turun tangan buat ngadepin dia!”
Chandra menelan ludah mendengar ucapan Yeriko. Yeriko tak pernah melihat
laki-laki maupun wanita. Apapun yang dianggap masalah, akan disingkirkan dengan
cara yang keji. Ia tidak mungkin membiarkan Amara, wanita yang dicintainya
harus berhadapan dengan Yeriko.
“Sebelum hubungan kalian lebih jauh lagi. Kalau sudah nikah dan dia masih
aja selingkuh. What are you doing? Pastinya bakal lebih sulit lagi.”
Chandra menganggukkan kepala. “Aku bakal nyoba buat nyadarkan dia dulu.
Semoga aja, dia mau berubah.”
“Chan, kamu itu pria yang baik. Seharusnya mendapat pasangan yang baik
juga. Tuhan sudah menunjukkan gimana dia, harusnya kamu bisa menerima. Tuhan
pasti sudah menyiapkan jodoh yang lebih baik lagi buat kamu.”
Chandra menundukkan kepala. Ia benar-benar tidak tahu apa yang harus ia
lakukan saat ini. Memutuskan hubungannya dengan Amara bukanlah pilihan yang
bisa ia ambil saat ini.
“Eh, daripada pusing mikirin perempuan. Mending kita mabar, yuk!” ajak
Yeriko sambil mengeluarkan ponselnya.
Chandra langsung menoleh ke arah Yeriko. Ia tersenyum dan mengeluarkan
ponselnya. Mereka mulai asyik
bermain game online.
“Knock, Yer!
Knock!” seru Chandra.
“Ah, payah!” sahut
Yeriko.
“Cepetan revive
aku!” seru Chandra.
Akhirnya, Chandra
asyik bermain game online bersama Yeriko. Sejenak melupakan masalah yang terjadi
antara dia dan tunangannya.
Di tempat lain, Andre merasa sangat kesal karena kliennya direbut oleh GG.
“Dia bener-bener mau nantangin aku!?” dengus Andre sambil memukul meja
kerjanya. Ia langsung memanggil asistennya masuk ke dalam ruangannya.
“Ada apa, Pak?”
“Kenapa mereka bisa pindah ke GG?” tanya Andre sambil melempar dokumen ke
hadapan asistennya.
“Eh!?” Asisten Andre langsung mengamati dokumen yang diberikan Andre.
“Kamu selidiki lagi! Apa yang bikin mereka tidak melanjutkan kontrak dengan
perusahaan kita dan memilih bekerja sama dengan Galaxy?”
“Galaxy adalah salah satu perusahaan yang disegani di negeri ini. Dia
memiliki reputasi yang sangat baik.”
“Nggak perlu kamu kasih tahu soal itu!” sentak Andre. “Aku mau, mereka
balik ke perusahaan kita!”
“I ... iya, Pak!”
“Cepat urus!”
Asisten Andre menganggukkan kepala dan bergegas keluar dari ruangan Andre.
Andre duduk di kursi. Ia mengatur napasnya yang penuh amarah. Matanya
menatap tajam dan penuh kebencian pada bayangan Yeriko. “Kamu ... bener-bener
cari masalah sama aku. Bukan cuma ngambil Yuna, kamu juga mulai ngambil
klien-klienku!” tutur Andre sambil mengepalkan tangannya.
“Kamu harus membayar semuanya! Aku nggak akan nyerah gitu aja. Aku bakal
ambil semua yang udah kamu rebut dari aku!”
Andre tidak bisa menahan emosinya. Baginya, Yeriko telah sengaja menabuh
genderang perang dengannya. Dia berniat untuk mengalahkan Yeriko dan merebut
Yuna.
Makasih yang udah baca
“Perfect Hero” yang bakal bikin kamu baper bertubi-tubi. Jangan malu buat sapa
aku di kolom komentar ya! Kasih kripik ... eh, kritik dan saran juga ya!
Selamat menjalankan ibadah puasa!
Much Love
@vellanine.tjahjadi
0 komentar:
Post a Comment