Yeriko berbisik ke telinga Yuna dan membuat Yuna
tersenyum ke arah Bellina yang ada di hadapannya.
Lian merasakan hatinya sangat sakit saat melihat Yeriko
yang memperlakukan Yuna begitu mesra.
“Bel, kamu tahu kan kalau aku sudah menikah dan hidup
bahagia. Jadi, bilang sama calon suami kamu ini supaya nggak ganggu aku lagi!
Bisa kan?” pinta Yuna sambil tersenyum.
Lian membelalakkan matanya mendengar pernyataan Yuna. Ia
tidak menyangka kalau Yuna akan membocorkan keinginannya untuk kembali
bersamanya.
Yuna tersenyum manis ke arah Lian.
“Kamu jangan fitnah aku ya!” sentak Lian.
“Fitnah? Kamu nggak ingat sama apa yang udah kamu lakuin
ke aku kemarin? Bukannya kamu yang mohon-mohon buat balik sama aku lagi? Bahkan
kamu sendiri yang janji kalau mau menceraikan Bellina setelah anak kamu lahir.”
Lian langsung menoleh ke arah Bellina. “Bohong, Bel! Aku
nggak pernah bilang begitu. Dia udah fitnah aku. Kamu tahu kan, dia masih
sayang sama aku dan pengen misahin kita. Makanya, dia ngarang cerita buat
ngerusak hubungan kita.”
“Kamu ini bener-bener nggak tahu diri ya, Yun!” sentak
Bellina.
Yuna hanya tersenyum sinis mendengar ucapan Bellina.
“Apa masih kurang puas sama apa yang kamu dapetin? Kamu
pikir, aku nggak tahu kalau kamu udah jual diri demi pengobatan ayah kamu? Kamu
nikah sama Yeriko, pasti karena ayah kamu yang udah tua dan lumpuh itu kan?”
PLAK ...!
Yuna langsung menampar pipi Bellina. “Jangan bawa-bawa
ayahku!” sentak Yuna. “Aku emang nggak punya apa-apa. Tapi aku masih punya
harga diri. Nggak kayak kamu yang rela ngasih semua tubuh kamu demi harta.”
“Kamu jangan ngomong sembarangan ya!”
“Aku nggak ngomong sembarangan! Mama kamu ... rela
ngebiarin anaknya hamil di luar nikah demi harta. Kamu juga harus ingat kalau
dia juga yang mau jual aku sama laki-laki tua yang cabul itu!” seru Yuna.
“Kalau bukan karena Yeriko yang menyelamatkan aku, mungkin sampai hari ini mama
kamu masih jual aku sama lelaki hidung belang cuma karena uang.”
“Kamu ...!?” Bellina menunjuk wajah Yuna.
“Kenapa? Mau ngelak? Kenyataannya emang kayak gitu, kan?”
Yuna semakin membusungkan dada di hadapan Bellina.
Yeriko tersenyum sinis. “Kamu juga harus tahu kalau sudah
mengambil alih perusahaan Lukmantoro. Laki-laki tua yang ingin menikahi Yuna
dengan paksa. Kamu ngerti kan maksud aku?” tanya Yeriko sambil menaikkan salah
satu alisnya.
Bellina terdiam mendapati tatapan Yeriko yang dingin dan
berbahaya. Jika ia masih terus melawan Yuna dan Yeriko, bisa jadi Yeriko akan
mengambil alih seluruh perusahaannya dan membuat keluarganya bangkrut.
Tapi, setiap kali melihat wajah Yuna, kebencian di dalam
dirinya sangat besar dan tidak bisa berpikir jernih.
“Sudahlah. Lebih baik kita kembali ke aula dan menemui
tamu. Nggak enak kalau terlalu lama meninggalkan mereka,” pinta Mega sambil
menggenggam tangan Bellina.
Bellina masih terus menatap Yuna penuh kebencian. Mega
juga ingin sekali memaki Yuna, namun ia sudah menyadari ancaman dari Yeriko
yang tidak pernah main-main soal bisnis. Ia sudah membaca banyak berita, banyak
perusahaan yang diakuisisi oleh Yeriko.
Yeriko adalah anak muda berbakat dan terkenal sangat
kejam. Ia bisa dengan mudah membuat Wijaya Group jatuh ke tangannya.
KREEK ...!
Suara pintu kamar mandi terbuka, dari balik pintu keluar
seorang gadis cantik yang sudah tidak asing lagi di mata Yeriko.
“Cantika?” Yeriko mengernyitkan dahi menatap Cantika yang
baru saja keluar dari toilet.
Cantika tersenyum kecil sambil menyandarkan tubuhnya di
dinding. Ia sengaja menyalakan rokok dan menghisapnya perlahan. Ia menikmati
setiap hisapan rokoknya sambil menonton pertengkaran yang terjadi antara Yuna
dan Bellina.
“Istri kamu sangat hebat dan mengagumkan,” tuturnya tanpa
mengalihkan pandangannya dari lantai yang ada di hadapannya.
Yuna langsung menoleh ke arah gadis cantik yang
memujinya. Ia tidak menyangka kalau wanita yang ia duga selingkuhan Yeriko,
justru mengetahui dirinya adalah istri Yeriko, bahkan melontarkan pujian
kepadanya.
Bellina mengernyitkan dahi menatap Cantika yang terlihat
sangat elegan dan angkuh. “Kamu siapa? Nggak usah ikut campur urusan orang
lain!” sentaknya.
Cantika tersenyum sinis, ia melangkah perlahan
menghampiri Bellina. “Kamu sudah lupa aku ini siapa?” tanyanya sambil
mendekatkan wajahnya ke wajah Bellina.
Bellina terdiam. Ia menelan ludah saat Cantika
menghampiri dan mengitari tubuhnya. Belum selesai urusannya dengan Yuna dan
Yeriko, ia harus berhadapan dengan Cantika yang membuatnya sangat ketakutan.
Cantika tersenyum kecil menatap Bellina. Ia mengangkat
dagu Bellina dengan jari telunjuk agar Bellina menatap wajahnya. “Sekarang
takut?” tanyanya angkuh.
Bellina tidak menyahut. Bibirnya bergetar dan ia tidak
berani melakukan apa pun. Ia hanya berusaha membuang pandangannya dan tidak
ingin menatap Cantika.
Yuna heran melihat Cantika dan Bellina, sepertinya mereka
memiliki rahasia yang tidak ia ketahui. Melihat reaksi Bellina, sudah bisa
dipastikan kalau mereka pernah berseteru sebelumnya.
“Dia siapa? Kenapa Bellina ketakutan gitu?” bisik Yuna di
telinga Yeriko.
Yeriko mengedikkan bahunya. “Nggak tahu. Aku cuma kenal
dia sebagai klienku aja.”
“Apa dia klien yang penting dan berpengaruh di
perusahaan?” tanya Yuna lagi.
Yeriko menganggukkan kepala.
Yuna menahan tawa, ia merasa sangat senang karena
akhirnya ada seseorang yang membantunya melawan Bellina.
“Kenapa malah ketawa?” tanya Yeriko lirih.
“Nggak papa. Lucu aja.”
Yeriko tersenyum kecil menatap Yuna yang berdiri di
sampingnya.
Cantika tersenyum sinis ke arah Bellina. Ia menghisap
rokok yang ada di tangannya dan menghembuskan asap rokok tersebut ke wajah
Bellina.
Lian langsung mendorong tubuh Cantika. “Kamu jangan
sembarangan sama istriku! Dia lagi hamil dan nggak boleh kena asap rokok.”
Cantika tertawa kecil menanggapi ucapan Lian. “Aku nggak
lihat dia lagi hamil,” sahutnya. “Lagian, aku lihat beberapa hari lalu dia
masih minum alkohol. Bukannya wanita hamil nggak boleh konsumsi alkohol?”
Lian langsung menoleh ke arah Bellina. Sementara Bellina
langsung menggelengkan kepala untuk mengelak ucapan Cantika.
“Huft, kalau emang beneran kamu hamil, kamu harus
benar-benar mengerti caranya menjaga janin kamu ini,” tutur Cantika sambil
menatap perut Bellina.
Yuna tersenyum kecil menanggapi ucapan Cantika. “Oh ya,
aku juga baru ingat. Beberapa waktu lalu, Lian ngajak Yeriko makan malam
bareng. Dia juga minum anggur merah.”
Yeriko langsung menoleh ke arah Yuna. Ia juga mengingat
hal itu.
“Oh ... jangan-jangan, kamu emang nggak sayang sama janin
kamu itu dan pengen bikin dia rusak?” tanya Yuna.
“Bukan dia yang nggak sayang, tapi ayah dari calon bayi
itu,” sahut Yeriko. “Dia ada di sana dan nggak mencegah Bellina untuk minum
alkohol.”
Yuna langsung tersenyum kecil. “Aha ... bener juga.
Jangan-jangan, kamu emang pengen bikin Bellina keguguran dan ngajak aku balikan
sama kamu kan?” dengus Yuna ke arah Lian.
“Kamu ini cocoknya jadi pengarang cerita!” sentak Lian.
“Nggak usah mengada-ngada.”
“Iya. Lagian, aku cuma pura-pura minum anggur untuk
menghormati kalian aja,” sahut Bellina.
Yuna tersenyum sinis. “Kami nggak perlu sandiwara cuma
untuk dapetin hormat dari kalian!”
“Gimana dengan ini?” tanya Cantika sambil memutar video
Bellina yang sedang berada di bar bersama dua orang sahabatnya dan asyik
menikmati alkohol.
Bellina membelalakkan matanya dan berusaha merebut ponsel
Cantika.
Cantika tersenyum sinis sambil menjauhkan ponselnya dari
Bellina. “Orang yang berbohong sekali, akan membuat kebohongan berikutnya untuk
menutupi kebohongan yang sudah ia buat.”
“Lain kali jangan seperti itu lagi dan sayangi kehadiran
anak kita!” pinta Lian pada Bellina.
Bellina menganggukkan kepala. “Maaf, aku sama sekali
nggak kepikiran soal itu. Tapi, aku sudah periksa ke dokter dan kandunganku
baik-baik aja.”
Lian tersenyum menatap Bellina. “Syukurlah.”
Bellina balas tersenyum. Ia merasa sangat senang karena
Lian telah mempercayai dirinya. Lian tidak boleh mengetahui kalau ia hanya
pura-pura hamil agar Lian segera menikahinya. “Sorry ...! Cuma dengan cara
ini, kamu mau mempercepat pernikahan kita,” bisik Bellina dalam hatinya.
Lian langsung merengkuh kepala Bellina dan mengecup
keningnya. Walau bagaimanapun, Bellina adalah calon ibu dari anaknya dan ia
tidak akan membiarkannya berada dalam kesulitan.
Makasih yang udah baca
“Perfect Hero” yang bakal bikin kamu baper bertubi-tubi. Jangan malu buat sapa
aku di kolom komentar ya! Kasih kripik ... eh, kritik dan saran juga ya!
Selamat menjalankan ibadah puasa!
Much Love
@vellanine.tjahjadi
0 komentar:
Post a Comment