Cerita Kehidupan yang Menginspirasi dan Menghibur by Rin Muna a.k.a Vella Nine

Monday, February 17, 2025

Perfect Hero Bab 146 : Melawan Godaan || a Romance Novel by Vella Nine

 


“Yun, suami kamu ke mana?” tanya Andre saat mereka dalam perjalanan ke rumah sakit.

 

“Lagi meeting ke Malang. Kenapa, Ndre?”

 

“Bukan itu maksud aku.”

 

“Terus?”

 

“Aku udah lihat berita di internet sejak lima hari yang lalu. Apa suami kamu nggak bisa ngatasi ini? Setiap hari, berita tentang kamu makin menjadi-jadi. Bukannya Refina itu mantan Yeriko? Suami kamu nggak sanggup ngadepin mantan pacarnya sendiri?”

 

Yuna menarik napas dalam-dalam. “Kamu tahu sendiri kalau Yeriko orangnya sibuk. Berita yang tersebar di media, lama-lama akan tenggelam dengan sendirinya.”

 

“Tenggelam gimana? Beritanya semakin parah. Kamu dan Yeriko memilih untuk diam dan si Refina semakin merajalela.”

 

“Nanti kalau dia udah capek juga berhenti sendiri.”

 

“Dia mungkin bisa berhenti. Tapi, jari netizen nggak akan berhenti sampai kamu dan Yeriko bisa ngasih klarifikasi soal berita yang beredar. Apa susahnya buat Yeriko ngakuin kamu sebagai istrinya?”

 

“Semua orang juga udah tahu kalau aku istrinya Yeriko.”

 

“Semua orang? Orang kantor kamu dan kantornya Yeriko? Gimana sama netizen yang nggak tahu sama sekali hubungan kamu dan Yeriko?”

 

“Mmh ...” Yuna menggigit jemari tangannya.

 

“Kamu sadar nggak sih, Yun? Yeriko itu nggak beneran cinta sama kamu. Di saat kayak gini, dia bahkan nggak peduli sama sekali sama kamu. Dia bisa pergi buat nolongin cewek itu. Tapi dia nggak bisa melindungi istrinya sendiri. Cowok kayak gitu masih aja mau kamu pertahankan?”

 

“Yeriko bukan laki-laki yang seperti itu. Dia penyayang dan bertanggung jawab,” tutur Yuna.

 

“Bertanggung jawab?” Andre tertawa kecil. “Di saat kayak gini, dia ada di mana sekarang?”

 

Yuna bergeming.

 

“Kamu boleh cinta sama dia, tapi jangan bego, Yun!”

 

“Ndre, kamu jangan bikin aku makin pusing!” pinta Yuna sambil memijat keningnya yang berdenyut.

 

Andre menghela napas, ia menghentikan mobilnya tepat di depan ruang IGD dan membawa Yuna masuk.

 

“Mbak, tolong temen saya!” minta Andre pada petugas medis yang sedang berjaga.

 

“Baik. Silakan tunggu di luar ya, Mas!”

 

Andre mengangguk dan segera keluar.

 

Yuna langsung mendapat perawatan selama beberapa menit. Setelah membersihkan dan membalut lutut Yuna, petugas medis memperbolehkan Yuna keluar.

 

“Oh ya, Mbak. Ini resep obat yang harus ditebus di apotek.” Petugas medis memberikan selembar kertas resep kepada Yuna.

 

Yuna mengangguk sambil tersenyum. “Makasih!”

 

Petugas medis tersebut mengangguk sambil tersenyum ramah. “Semoga lekas sembuh!” ucapnya sambil membantu Yuna keluar menggunakan kursi roda.

 

Andre yang menunggu di luar ruangan langsung bangkit begitu melihat Yuna sudah keluar dan mendapat perawatan. Matanya tertuju pada secarik kertas yang dipegang Yuna.

 

“Resep?”

 

Yuna mengangguk.

 

“Biar aku yang ambil.” Andre merebut kertas dari tangan Yuna. Kemudian mendorong kursi roda Yuna dan membawanya bersama menuju tempat pengambilan obat.

 

“Makasih ya, udah repot-repot bantuin aku!” ucap Yuna saat Andre sudah mengambil obat dan memberikannya pada Yuna.

 

Andre tersenyum dan berjongkok di hadapan Yuna. “Nggak perlu sungkan! Bukannya kita teman baik dari dulu?”

 

Yuna tersenyum ke arah Andre. Ia berharap, Andre tetap menganggapnya sebagai teman baik.

 

“Yun ...!” panggil Andre lirih.

 

“Ya.”

 

“Aku nggak rela kalau kamu harus menjalani hidup kayak ini. Apa kamu nggak mau mempertimbangkan lagi hubungan kamu sama Yeriko?” tanya Andre.

 

“Maksud kamu?”

 

“Yeriko bukan laki-laki biasa. Banyak cewek yang ngejar dia. Banyak masalah yang harus kamu hadapi karena dia. Sedangkan dia, nggak peduli sama perasaanmu sedikitpun. Dia bahkan nggak bisa nolong kamu keluar dari masalah ini.”

 

“Ndre, aku percaya sama dia sepenuhnya.”

 

“Yun, apa kamu nggak mau menjalani hidup yang lebih bahagia lagi?”

 

“Aku sudah sangat bahagia.”

 

Andre tertawa kecil. “Kamu udah terluka kayak gini, masih bilang bahagia? Kamu itu terlalu baik atau bodoh sih, Yun? Bellina nindas kamu, suami kamu diam aja. Sekarang, mantan pacar dia nindas kamu, dia juga nggak ngelakuin apa-apa. Diam aja kayak gitu?” seru Andre kesal.

 

Yuna menarik napas dalam-dalam sambil menatap wajah Andre. “Ndre, dia bukan nggak mau bantu aku. Dia selalu mau bantu, tapi aku yang nggak mau menyulitkan dia. Dia cukup sibuk dengan pekerjaannya dan ...”

 

“Pekerjaan dia lebih penting dari kamu?”

 

Yuna terdiam.

 

“Yun, aku rela kamu memilih bersama siapa pun asalkan kamu bahagia. Aku nggak rela lihat kamu kayak gini. Kamu cinta sama dia. Apa dia beneran cinta sama kamu?”

 

Yuna tersenyum mendengar pertanyaan Andre. “Dia cinta banget sama aku dan aku percaya sama dia.”

 

“Yun, kenapa sih kamu masih nggak sadar juga kalau Yeriko cuma mempermainkan kamu aja? Kalau dia beneran cinta sama kamu, dia pasti melindungi kamu.”

 

Yuna menggigit bibir bawahnya. Ucapan Andre ada benarnya juga. Yeriko tak kunjung mengambil tindakan menghadapi Refi. Apa memang benar kalau Yeriko masih menyimpan rasa cintanya untuk Refi?

 

“Yun, aku janji bakal bikin kamu bahagia dan melindungi kamu asalkan kamu mau berpisah sama Yeriko,” tutur Andre sambil menggenggam tangan Yuna.

 

Yuna langsung menepis tangan Andre. “Sorry, Ndre. Aku ini istrinya Yeriko, bukan pacarnya dia. Hubungan kami serius di bawah naungan ijab kabul. Bukan untuk main-main!” tegas Yuna. “Aku akan tetap bertahan, sesulit apa pun rintangan yang harus kami hadapi.”

 

Andre menatap iba ke arah Yuna. Yuna sangat berprinsip. Dalam kondisi yang buruk pun ia tak mampu mengambil hati Yuna. Ia tidak bisa mempengaruhi Yuna untuk segera meninggalkan suaminya.

 

“Yun, dari tadi aku cari kamu. Sekalinya di sini.” Icha tiba-tiba muncul di hadapan Yuna.

 

“Iya, lagi nebus obat.”

 

“Nggak dirawat?” tanya Icha.

 

Yuna menggelengkan kepala. “Cuma luka sedikit aja. Masa mau di-opname?”

 

Icha tersenyum kecil.

 

“Mmh ... aku beli minum dulu. Kalian mau minum apa?” tanya Andre.

 

“Sembarang aja, Ndre,” jawab Yuna.

 

Andre tersenyum dan bergegas pergi.

 

“Kamu izin juga? Aku baik-baik aja kok, Cha.”

 

Icha menganggukkan kepala. “Yeriko nyuruh aku ke sini.”

 

Yuna mengernyitkan dahi. “Yeriko?”

 

“Iya. Tadi aku telepon dia buat ngasih tahu keadaan kamu. Dia nyuruh aku ke sini.”

 

Yuna tertawa kecil. “Dia berlebihan banget. Padahal, kakiku cuma lecet doang.”

 

“Mmh ... kayaknya dia cemburu sama Andre.”

 

Yuna langsung menepuk dahinya. “Kumat lagi cemburunya,” gumam Yuna.

 

“Itu karena dia sayang sama kamu, Yun.”

 

Yuna meringis sambil menatap Icha.

 

“Yun, kamu nggak papa?” Yeriko tiba-tiba muncul dan langsung menghampiri Yuna yang masih duduk di kursi roda.

 

Yuna mengangguk. “Aku nggak papa, cuma luka sedikit aja.”

 

 “Kamu bener-bener bikin aku khawatir.”

 

“Aku nggak papa, kok. Kamu udah selesai meeting?”

 

“Aku balik duluan. Riyan yang nge-handle di sana.”

 

“Sorry! Bikin kerjaan kamu berantakan.”

 

“Nggak sama sekali. Kenapa kamu nggak kabarin aku? Malah si Icha yang telepon aku?”

 

“Aku nggak mau ganggu kerjaan kamu. Lagian, aku cuma lecet sedikit aja, kok,” jawab Yuna sambil tersenyum manis.

 

Yeriko tersenyum, ia mengecup kening Yuna perlahan. “Maaf, aku nggak bisa melindungi kamu. Aku janji, bakal nyelesaikan semuanya secepatnya.”

 

Yuna mengangguk.

 

Icha tersenyum menatap Yuna dan Yeriko yang terlihat begitu manis.

 

Di ujung koridor, Andre menatap kemesraan Yuna dan Yeriko. Ia menertawakan dirinya sendiri yang terlihat begitu bodoh. Mencintai seorang wanita yang jelas-jelas telah menjadi istri pria lain. Ia menarik napas dalam-dalam, menghembuskannya perlahan dan melangkah menghampiri Yuna dan Yeriko.

 

“Ini minuman untuk kalian.” Andre menyodorkan kantong plastik berisi botol air mineral.

 

Yeriko langsung menoleh ke arah Andre. Mereka tak saling menyapa, namun tatapan keduanya sama-sama dingin. Ada peperangan yang tak mampu dilihat oleh orang lain.

 

(( Bersambung ... ))

 

Makasih udah baca sampai sini. Tunggu part-part manis di cerita selanjutnya ya ...

 Jangan lupa kasih Star Vote juga biar aku makin semangat nulis dan bikin ceritanya lebih seru lagi. Makasih buat yang udah kirimin hadiah juga. Jangan sungkan buat sapa aku di kolom komentar ya! Kasih kripik ... eh, kritik dan saran juga ya!

 

 

Much Love

@vellanine.tjahjadi

 

 

 

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © 2025 Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas