Cerita Kehidupan yang Menginspirasi dan Menghibur by Rin Muna a.k.a Vella Nine

Sunday, February 16, 2025

Perfect Hero Bab 139 : Oh ... Netizen ...!

 


Yuna kembali bekerja seperti biasanya. Ia merasa sedikit canggung karena gosip yang menerpa dirinya. Yah, meski tak ada teman satu departemen yang membahas tentang rumor yang beredar di media. Ia tetap saja khawatir. Ia justru lebih banyak menerka-nerka sendiri karena tidak ada yang berspekulasi tentang dirinya.

 

“Hei, kenapa ngelamun?” tanya Icha sambil menepuk pundak Yuna.

 

“Eh!? Nggak, kok.”

 

“Nggak gimana? Dari tadi bengong aja. Ke kantin yuk!” ajak Icha. “Udah waktunya makan siang, nih.”

 

“Eh!? Cepet banget?” sahut Yuna sambil melihat jam dinding yang ada di ruangannya. Rasanya, ia baru duduk beberapa menit. Tapi waktu sudah menunjukkan jam makan siang.

 

“Apanya yang cepet?”

 

“Jam istirahatnya,” jawab Yuna.

 

“Kamu sih, kebanyakan ngelamun.”

 

“Huft, aku bener-bener nggak tahu harus gimana ngadepinnya. Kamu tahu sendiri, media sudah memberitakan kalau aku ...”

 

“Ah, sudahlah. Nggak perlu dibahas!” pinta Icha. “Aku tahu kamu nggak salah. Lebih baik, kita makan aja!”

 

“Tapi, Cha. Media udah nyebar rumor kalau aku ini orang ketiga dibalik retaknya hubungan Yeriko dan Refi. Aku bener-bener nggak tahu kalau Refi itu artis yang lumayan tenar. Kamu lihat aja penggemarnya dia nyerang aku semua.”

 

“Yun, aku nggak pernah lihat kamu selemah ini. Yang aku kenal, Ayuna adalah gadis cantik yang penuh semangat dan berani menghadapi apa pun.”

 

“Huft, entahlah. Masalah kali ini bener-bener bikin aku nggak percaya diri. Refi itu cewek yang licik. Dia bisa memutar balikkan fakta ke media dan bikin semua penggemarnya nyerang aku. Dia juga manfaatin penyakitnya buat ngambil perhatian Yeriko. Pengen banget aku cabik-cabik mukanya yang sok baik itu!” seru Yuna kesal.

 

Icha tertawa kecil sambil menatap Yuna.

 

“Kenapa malah ketawa? Ada yang lucu?”

 

Icha menggelengkan kepala. “Aku pikir, jadi istri orang tampan dan kaya raya itu bakal bahagia banget. Ternyata, cukup melelahkan karena banyak saingannya.”

 

“Iya juga sih. Kalau aku masih pacaran sama Yeriko, wajar aja sih mereka deketin Yeri. Tapi ... Yeriko itu udah nikah. Mereka masih aja godain suami orang. Kamu tahu, waktu acara Fashion Show kemarin, banyak model yang caper ke Yeri. Padahal, udah tahu kalau aku ini istrinya. Ngeselin, kan?”

 

“Yun, suami kamu itu bukan orang biasa. Kalau emang kamu beneran cinta dan pengen hidup sama dia buat selamanya. Kamu harus menyiapkan mental kamu. Bisa jadi, bukan cuma satu Refi yang kamu hadapi.”

 

“Mmh ... bener juga sih. Aku cuma takut hatinya Yeriko goyah. Pernikahan kami baru seumur jagung dan banyak banget masalah yang harus kami hadapi.”

 

“Sabar ya! Semuanya pasti berlalu. Anggap aja, ini jalan menuju kebahagiaan. Setiap masalah, pasti ada jalan keluarnya. Saat ingin naik ke atas, semua anak tangga harus dilalui, baru bisa sampai ke tujuan.”

 

Yuna tersenyum menatap Icha.

 

“Kenapa lihatin aku kayak gitu?” tanya Icha.

 

“Gimana hubungan kamu sama Lutfi?”

 

“Eh!? Kenapa mengalihkan pembicaraan?”

 

“Mmh ... pantes aja Lutfi tergila-gila sama kamu. Ternyata, kamu memang wanita yang mengagumkan.”

 

“Apaan sih!?” Icha tersipu menanggapi ucapan Yuna. “Aku sama dia cuma temenan.”

 

“Sekarang temenan, besok demenan.”

 

“Iih ... kamu nih!?” seru Icha sambil mencubit pundak Yuna.

 

“Idih, kok nyubit sih?”

 

“Udah, ah. Ke kantin yuk! Aku laper nih.” Icha langsung menarik lengan Yuna keluar dari ruang kerjanya.

 

“Aha ... kamu nggak mau ngaku ya?”

 

“Ngaku apaan?”

 

“Hubungan kamu sama Lutfi? Dia udah nembak kamu atau belum?”

 

“Kalau dia nembak aku, mati dong akunya.”

 

“Iih ... bukan itu! Aku serius!” dengus Yuna.

 

“Mmh ... kemarin, dia ada nyatain perasaannya sih.”

 

“Terus? Terus?” Yuna melangkahkan kaki sambil terus menatap Icha karena penasaran dengan kisah cinta dua orang yang memiliki karakter berbeda.

 

“Yah ... gitu,” jawab Icha sambil mempercepat langkahnya.

 

“Yah gitu?” Yuna menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Maksudnya apa? Apa ...? Mereka udah jadian!” seru Yuna sambil mengejar Icha.

 

“Cha, kamu udah jadian sama Lutfi?” tanya Yuna makin penasaran.

 

“Kamu mau makan apa?” tanya Icha saat mereka sudah masuk ke kantin.

 

“Sembarang kamu aja.”

 

“Kok, sembarang?”

 

“Aku pemakan semua,” sahut Yuna kesal. Ia mengedarkan pandangannya dan melihat beberapa orang yang menatapnya sambil berbisik-bisik.

 

Icha tertawa kecil. “Kamu cari tempat duduk dulu! Biar aku yang ambilkan makanan buat kamu.”

 

Yuna mengangguk, ia segera mencari tempat untuk duduk. Beberapa menit kemudian, Icha sudah menghampiri Yuna sambil membawakan makanan.

 

“Mentang-mentang istrinya orang kaya. Mau makan aja minta ambilin sama orang lain,” celetuk Rani yang kebetulan melintas bersama Lian.

 

Yuna pura-pura tidak mendengarkan ucapan Rani. “Kenapa lagi ini orang? Si Linda udah dipecat. Pasti si Belli yang bikin Rani ikut campur urusanku,” batin Yuna.

 

“Eh, kamu kenapa mau aja disuruh-suruh sama dia? Emangnya dibayar berapa?” tanya Rani sambil menatap Icha.

 

“Aku nggak perlu dibayar. Aku ngelakuin ini atas keinginanku sendiri karena Yuna sahabatku.”

 

“Sahabat?” Rani melirik Lian yang sudah duduk di salah satu meja yang agak jauh dari mereka. “Kamu sadar nggak kalau lagi dijadiin jongos sama dia?”

 

Yuna menarik napas dalam-dalam. “Ran, aku nggak pernah ngusik hidup kamu. Lebih baik, kamu temenin bos kamu itu makan!”

 

“Bener ya kata Belli. Kamu tuh cewek paling sombong di dunia. Mentang-mentang jadi istrinya bos GG. Eh, bukannya selingkuhan ya? Lumayan licik juga. Rela jadi orang ketiga demi dapetin harta.”

 

Yuna bangkit dan mendelik ke arah Rani. “Kamu jangan sembarangan ngomong! Nggak ada bukti kalau aku selingkuhannya Yeriko!”

 

“Nggak ada? Buktinya udah jelas, Refi udah bikin pernyataan ke media. Dia sendiri yang bilang kalau kamu adalah orang ketiga yang bikin hubungan dia dan Yeriko hancur.”

 

“Iya, bener. Kamu bahkan tega maksa Refi lompat dari atas gedung supaya dia nggak kembali lagi sama Yeriko. Kamu takut kelakuan asli kamu terbongkar?” Salah seorang karyawan menimpali.

 

“Aku nggak ada nyuruh dia lompat dari atas gedung!” sahut Yuna kesal. “Lagian, aku nggak ada di sana waktu kejadian. Gimana bisa aku nyuruh dia lompat?”

 

“Bisa aja kan kamu memang sudah mengancam dia sebelumnya?”

 

“Iya. Aku kira, kamu tuh baik, Yun. Kamu jahat banget, Yun!”

 

“Nggak nyangka kalau kamu sampai mau membunuh orang lain demi harta.”

 

“Demi bisa jadi istri bos GG, kamu sampai menggunakan cara kotor.”

 

“Cantik-cantik tapi hatinya busuk. Pura-pura baik dan polos itu cuma kedok doang.”

 

Yuna mengedarkan pandangannya. Ia menatap beberapa orang yang terus menyerangnya dengan kalimat yang begitu menusuk hatinya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya.

 

Komentar netizen di media sosial, benar-benar seperti ribuan anak panah yang menghujam tubuhnya. Yuna terduduk di kursi sambil menutup kedua telinga. Ia sangat berharap kalau sekarang ini telinganya tidak bisa mendengar apa pun. Setiap kata yang masuk ke telinganya, seperti racun yang siap mematikan jantung dan seluruh organ dalam tubuhnya. “Oh, God! Save me!” bisik Yuna sambil memejamkan mata.

 

(( Bersambung ... ))

 

Yuna pasti kuat kan? So, jangan sampai ketinggalan baca part selanjutnya ya ...!

 Jangan lupa kasih Star Vote juga biar aku makin semangat nulis dan bikin ceritanya lebih seru lagi. Makasih buat yang udah kirimin hadiah juga. Jangan sungkan buat sapa aku di kolom komentar ya! Kasih kripik ... eh, kritik dan saran juga ya!

 

 

Much Love

@vellanine.tjahjadi

 

 

 

 

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas