Cerita Kehidupan yang Menginspirasi dan Menghibur by Rin Muna a.k.a Vella Nine

Sunday, February 16, 2025

Perfect Hero Bab 137 : Menjaga Hati || a Romance Novel by Vella Nine

 


“Malam ini, kamu nggak akan pergi keluar tengah malam lagi kan?” tanya Yuna sambil memeluk tubuh Yeriko di tempat tidur.

 

Yeriko menggelengkan kepala.

 

“Kalau terjadi sesuatu, jangan biarin aku nggak tahu apa-apa!” pinta Yuna sambil menatap wajah suaminya.

 

“Iya, Sayangku!” sahut Yeriko sambil mencubit hidung Yuna.

 

“Huft, aku nggak tahu ada berapa Refina lagi di luar sana yang harus aku hadapi.”

 

“Hmm ... aku juga harus menghadapi Andre dan Lian. Pria agresif yang secara terang-terangan mau ngambil kamu dari aku. Apa kamu pikir, mereka itu nggak melelahkan? Kamu mau nyerah gitu aja hanya karena Refi?”

 

Yuna menggelengkan kepala.

 

Yeriko menghela napas sambil mengelus pundak Yuna. “Sudahlah. Kita lupakan mereka semua. Lebih baik memikirkan hubungan kita. Oh ya, gimana dengan persiapan pernikahan?”

 

“Semuanya bagus,” jawab Yuna. “Mmh ... aku masih takut.”

 

“Takut kenapa?”

 

“Sepertinya, Refi bener-bener mau ambil kamu dari aku.”

 

“Huft, kenapa sih kamu masih aja mikirin Refi lagi?”

 

“Aku masih nggak habis pikir aja. Kenapa dia bisa mau bunuh diri? Kenapa kamu juga harus ada di sana? Kalian berdua punya masa lalu dan kamu masih peduli sama dia.”

 

“Aku cuma menganggap dia sebagai teman. Walau bagaimanapun, aku nggak akan bisa membiarkan orang lain bunuh diri gitu aja.”

 

“Gimana kamu bisa ada di sana juga?” tanya Yuna.

 

“Pihak rumah sakit yang telepon aku.”

 

“Kenapa kamu?”

 

“Karena ...” Yeriko menelan ludah dengan susah payah.

 

“Karena apa?”

 

“Karena Refi yang minta aku datang ke sana.”

 

“Jadi, alasan dia bunuh diri memang karena kamu?”

 

Yeriko menganggukkan kepala. “Dia juga depresi karena sekarang kakinya cacat.”

 

“Hmm ... sebenarnya, aku kasihan lihat kondisi Refi. Dia pasti sangat tertekan. Tapi, apa dia harus mengambil suamiku?”

 

Yeriko tersenyum kecil. “Nggak ada satu orang pun yang bisa ambil aku dari kamu. Begitu juga sebaliknya.”

 

Yuna tersenyum sambil mengeratkan pelukannya. “Rencana kamu selanjutnya apa?”

 

“Aku sudah suruh Riyan carikan pengobatan terbaik untuk Refi. Masih ada sepuluh persen kemungkinan untuk sembuh.”

 

“Sepuluh persen? Bukannya itu kecil banget?”

 

“Walau cuma satu persen, aku akan tetap mengusahakan pengobatan untuk dia. Kita masih bisa berusaha.”

 

“Andai nggak berhasil dan dia nggak bisa sembuh, apa kamu akan tetap bertanggung jawab sama masa depan dan mengambil dia jadi istri kamu?”

 

“Aku akan tetap bertanggung jawab sama masa depan dia. Nggak harus menjadikan dia sebagai istriku. Sampai kapan pun, kamu adalah istriku satu-satunya.”

 

Yuna tersenyum menatap Yeriko. “Makasih. Aku percaya sama kamu.”

 

“Harus!” sahut Yeriko sambil mencubit hidung Yuna.

 

Yuna tersenyum sambil menenggelamkan wajahnya di dada Yeriko.

 

Yeriko menarik wajah Yuna menghadap ke wajahnya. “Kalau gitu, sekarang kita fokus berusaha bikin Ye kecil. Gimana?”

 

Yuna tersenyum sambil menganggukkan kepala.

 

Yeriko langsung mengulum bibir Yuna dan mengajaknya bercinta semalaman.

 

 

 

Keesokan harinya ...

 

Yuna memicingkan mata saat sinar matahari pagi menerpa wajahnya. Setiap jam tujuh pagi, tirai kamar Yeriko akan terbuka secara otomatis. Sehingga Yuna sudah mengetahui jam berapa ia terbangun.

 

Yuna menatap wajah Yeriko yang masih terlelap sambil memeluk tubuh Yuna. Ia melepas lengan Yeriko hati-hati dan bangkit dari tidurnya.

 

“Mau ke mana?” tanya Yeriko sambil menarik lengan Yuna.

 

“Mau mandi. Aku udah terlambat ke kantor.”

 

“Hari ini nggak usah kerja!” pinta Yeriko sambil menarik tubuh Yuna kembali ke dalam pelukannya.

 

“Eh!? Kenapa?”

 

“Aku masih ngantuk banget. Nggak bisa antar kamu pergi kerja,” jawab Yeriko sambil memejamkan mata.

 

“Aku bisa naik taksi.”

 

“Nggak usah. Kamu istirahat aja di rumah. Aku sudah izin ke kantormu.”

 

“Eh!? Kenapa harus izin? Aku masih bisa masuk kantor, kok.”

 

“Kita nggak tidur semalaman. Sekarang, kita tidur dulu!” pinta Yeriko sambil memeluk kepala Yuna ke dadanya.

 

Yuna tersenyum kecil sambil memainkan ujung jari telunjuknya di dada Yeriko yang telanjang.

 

“Hmm ... tidur! Jangan bangunkan si kecil lagi!”

 

Yuna tersenyum kecil, ia memejamkan matanya kembali.

 

( You still have all of my ... You still have all of my ... You still have all of my heart ...)

 

Yuna bangkit dari tempat tidur dan langsung meraih ponsel yang ia letakkan di samping tempat tidurnya. Ia memicingkan mata melihat nama yang tertera di layar ponsel dan langsung menjawab telepon.

 

“Halo ...! Kenapa, Jhen?” tanya Yuna sambil memejamkan matanya.

 

“Kamu masih tidur?” tanya Jheni balik.

 

“He-em.”

 

“Ini udah jam sembilan, Yun. Kamu nggak kerja?”

 

“Nggak,” jawab Yuna sambil menggeleng pelan.

 

“Kamu baik-baik aja kan?”

 

“Iya. Aku baik-baik aja. Kenapa?”

 

“Sudah baikan sama Yeriko?”

 

“He-em.” Yuna menganggukkan kepala.

 

“Baguslah. Tapi ...”

 

“Tapi apa?” tanya Yuna.

 

“Refi bikin ulah lagi.”

 

“Hah!? Maksud kamu?”

 

“Ternyata Refi cukup populer karena prestasi seninya di luar negeri. Penggemar dia di media sosial juga banyak, Yun. Dia bikin pernyataan kalau ...”

 

“Kalau apa?” tanya Yuna penasaran.

 

“Mmh ... kamu baca sendiri aja ya! Aku kirim tautan dan foto beberapa majalah dan koran yang udah naikkan beritanya.”

 

“Oke. Makasih ya!”

 

“He-em.” Jheni langsung menutup telepon dan mengirimkan beberapa tautan dan headline di beberapa koran dan majalah.

 

 

 

-Orang Ketiga di Balik Kandasnya Hubungan Cinta Refi dan Yeriko-

 

-Alasan Artis Cantik Refina Bunuh Diri, Dipaksa oleh Orang Ketiga-

 

-Inilah Sosok Orang Ketiga dibalik Retaknya Hubungan Refi dan Yeriko-

 

 

 

“Hah!? Ini berita keterlaluan banget,” gumam Yuna. Ia langsung menoleh ke arah Yeriko yang masih berbaring di sampingnya.

 

“Yer ...!” panggil Yuna sambil menyentuh lengan Yeriko.

 

“Hmm ...”

 

“Baca!” pinta Yuna sambil menyodorkan ponselnya ke wajah Yeriko.

 

“Baca apa?” tanya Yeriko sambil memejamkan mata.

 

“Iih ... buka dulu matanya!”

 

“Nggak bisa. Mataku masih lengket banget. Baru bisa terbuka kalau dicium,” sahut Yeriko sambil tersenyum.

 

Yuna sangat kesal, tapi malah tersenyum menatap Yeriko. Ia langsung mencium kedua mata suaminya agar membuka mata secepatnya.

 

Yeriko membuka mata perlahan sambil menatap wajah Yuna. Ia menarik tengkuk Yuna dan langsung mengecup bibir Yuna yang mungil.

 

“Baca apa?” tanya Yeriko sambil meraih ponsel dari tangan Yuna.

 

“Itu. Refi bikin ulah lagi.”

 

Yeriko langsung membelalakkan matanya begitu membaca headline berita yang ditunjukkan oleh Yuna.

 

“Masih ada lagi.” Yuna menunjukkan beberapa artikel yang memojokkan dirinya sebagai orang ketiga dalam hubungan Refi dan Yeriko.

 

Yeriko langsung menatap Yuna. “Kamu jangan terpengaruh sedikitpun!” pinta Yeriko. “Kita hadapi sama-sama. Oke?”

 

Yuna menganggukkan kepala sambil tersenyum ke arah Yeriko.

 

“Aku bakal cari cara buat hadapi Refi dan media. Ini sudah keterlaluan. Bisa-bisanya dia nyebar gosip kayak gini.”

 

“Huft, kayaknya Refi memang mau ngajak berantem,” tutur Yuna.

 

“Kamu jangan terpancing sedikitpun. Aku bakal selesaikan masalah ini secepatnya.”

 

Yuna menganggukkan kepala. Ia sangat percaya pada suaminya. Yeriko pasti bisa menyelesaikan semuanya dengan baik. Mereka bukan lagi pasangan kekasih, tapi pasangan suami-istri. Sudah seharusnya, mereka menghadapi semuanya bersama-sama.

 

“Kita mandi dan sarapan dulu!” Yeriko bangkit dari tempat tidur.

 

Mereka bergegas mandi dan pergi sarapan.

 

Yeriko langsung menelepon Riyan untuk mencari tahu dalang dibalik pemberitaan media yang telah memojokkan istrinya. Ia tidak akan membiarkan siapa pun melukai istrinya, termasuk Refi.

 

(( Bersambung ... ))

 

Gimana Yeriko akan menghadapi mantan pacar yang menyebalkan?

 Jangan lupa kasih Star Vote juga biar aku makin semangat nulis dan bikin ceritanya lebih seru lagi. Makasih buat yang udah kirimin hadiah juga. Jangan sungkan buat sapa aku di kolom komentar ya! Kasih kripik ... eh, kritik dan saran juga ya!

 

 

Much Love

@vellanine.tjahjadi

 

 

 

 

 

 

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas