“Eh,
ada berita hot dan fresh banget!” seru salah seorang karyawan kantor saat
mereka baru saja tiba.
“Apaan?”
“Kamu
nggak tahu apa yang lagi viral di Facebook?”
“Nggak.
Apa tuh?”
“Makanya,
agak gaul dikit! Semalam, ada orang mau bunuh diri dari atap gedung rumah
sakit.”
“Serius?
Terus, gimana orangnya? Jadi bunuh diri?”
“Nggak.
Karena tiba-tiba ada pahlawan ganteng yang nyelamatin orang itu.”
“Kamu
tahu dari mana?”
“Lihat
di Facebook. Ada videonya, udah viral banget dan dibagikan sampai ratusan
kali.”
Semua
orang langsung melihat postingan di Facebook yang sedang menjadi bahan
perbincangan netizen karena aksi heroik seseorang menyelamatkan nyawa orang
lain.
“Iih
... gila! Cowoknya ganteng banget!”
“Katanya
sih, cewek yang diselamatkan ini pacarnya.”
“Serius?”
“Iya.
So sweet banget kan?”
“Romantis
banget!”
“Semua
orang di dunia maya, pada komentar gitu. Mereka pasangan yang serasi. Cantik
dan ganteng. Tapi, kenapa ceweknya mau bunuh diri ya?”
“Nggak
tahu juga. Pasti ada hal buruk yang terjadi dan bikin dia mau bunuh diri.
Jangan-jangan, karena diputusin sama cowok itu. Hahaha.”
“Eh,
Wait! Kok, kayaknya ... muka cowok ini nggak asing ya?”
“Mmh
... iya, juga. Ini kayak ...”
“Pagi
...!” sapa Yuna yang baru saja masuk ke dalam ruangan.
Semua
orang langsung menoleh ke arah Yuna tanpa berkata-kata.
“Ada
apa?” tanya Yuna sambil menatap semua orang yang memandangnya aneh.
“Yun,
duduk dulu, deh!” pinta Icha. Ia langsung menarik lengan Yuna dan mengajaknya
duduk di meja kerja Yuna.
“Ada
apa sih, Cha?” tanya Yuna penasaran.
“Mereka
lagi bicarain kejadian viral yang terjadi semalam.”
“Oh
ya? Pantesan aja mukanya pada tegang semua.”
“Kamu
nggak tahu?”
“Apa?”
tanya Yuna melongo.
“Ini.”
Icha menyodorkan ponselnya. Memperlihatkan sebuah video yang sedang viral
tersebut ke hadapan Yuna.
Yuna
terkejut melihat video yang tergambar jelas kalau itu adalah wajah suaminya. Ia
menonton video tersebut hingga usai. Kemudian, mulai menjelajahi
komentar-komentar netizen tentang aksi heroik suaminya tersebut. Banyak sekali
yang memuji kedua pasangan tersebut dan beberapa komentar yang sangat menusuk
hatinya.
“Yun,
ini beneran suami kamu?” tanya Icha hati-hati.
Yuna
mengangguk lemas. Ia menyerahkan ponsel Icha kembali. Kemudian merogoh
ponselnya sendiri dari dalam tas. “Kirimin link-nya ke aku, Cha!” pinta Yuna.
Icha
mengangguk dan langsung mengirimkan tautan video yang sedang viral kepada Yuna.
“Yun,
bukannya Pak Ye itu suami kamu? Kenapa sekarang diberitain pacaran sama cewek
lain?” tanya salah seorang karyawan yang ada di ruangan tersebut.
Yuna
menarik napas dalam-dalam kemudian tersenyum ke arah semua teman kantor yang
menatapnya. “Itu semua cuma rumor,” ucapnya sambil tersenyum.
“Tapi,
suami kamu itu kan sosok yang diinginkan semua wanita. Banyak wanita yang
pengen jadi pasangannya. Nggak menutup kemungkinan, dia menikah lagi,” sahut
salah seorang karyawan.
Yuna
menghela napas mendengar ucapan dari salah satu rekannya. Perasaannya semakin
tak karuan.
“Iya
juga, sih. Bisa aja kan Pak Ye itu berpoligami. Secara, dia tampan dan kaya.
Aku juga mau walau jadi istri kelima,” celetuk yang lain.
Icha
menatap Yuna yang memijat keningnya. “Yun, nggak usah dihirauin omongannya
mereka!” bisik Icha.
Yuna
mengangguk kecil. Ia menarik napas beberapa kali agar perasaannya bisa lebih
tenang. Semakin ia berusaha menghibur dirinya sendiri, ia semakin merasa tidak
tenang. Pikirannya terus melayang jauh ke tempat di mana Refi berada. Refi
benar-benar menjadi ancaman bagi hubungannya dengan Yeriko.
Yuna
terduduk lemas di meja kerjanya. Telinganya masih terus mendengar desas-desus
tentang suaminya dan Refi. Ia langsung menjatuhkan kepalanya ke atas meja
begitu saja.
Icha
yang melihatnya, langsung menghampiri dan mengelus kepala Yuna. “Yun, jangan
terlalu dipikirkan! Netizen emang suka melebih-lebihkan sesuatu. Semua pasti
bakal baik-baik aja!”
Yuna
mengangguk kecil. Ia membuka tautan yang dikirimkan oleh Icha dan membaca
komentar satu per satu. “Huft, kenapa sih komentar mereka nyesek banget buat
aku?” ucapnya lirih. Tak terasa, air mata hangat keluar dari sudut-sudut
matanya.
“Udah,
Yun! Nggak usah dibacain terus. Bikin perasaan kamu makin sedih aja,” tutur
Icha lirih.
Yuna
tak menghiraukan ucapan Icha. Ia masih terus penasaran dengan komentar
orang-orang tentang aksi heroik suaminya itu. Semua orang memuji keberanian
Yeriko yang telah menyelematkan Refi. Ia merasa sangat senang saat suaminya
mendapat pujian yang baik.
Namun
Yuna merasa sedih saat membaca komentar yang mengatakan kalau Yeriko dan Refi
adalah pasangan yang serasi dan sangat romantis. Bagaimana hatinya tidak
terluka melihat suaminya digosipkan bersama dengan wanita lain.
“Cha,
aku mau pulang duluan. Aku nggak enak badan. Mau periksa ke rumah sakit
sekalian jenguk ayahku.” Yuna mengangkat kepala dan langsung bangkit dari
tempat duduknya.
Icha
menganggukkan kepala. “Izin ke kepala Departemen ya!”
Yuna
menganggukkan kepala. Setelah mendapat izin dari kepala departemennya, ia
bergegas memesan taksi dan keluar dari kantornya.
Selama
di perjalanan, Yuna tak bisa menghentikan air matanya. Rasa takut kehilangan
yang pernah hadir dalam benaknya, kini menjadi semakin besar saat mengetahui
suaminya bersama dengan mantan pacar yang juga cinta pertamanya.
“Mbak,
sudah sampai,” tutur supir taksi saat mobilnya sudah berhenti di depan rumah
sakit tempat ayah Yuna mendapat perawatan.
Yuna
bergeming, pikirannya masih melayang jauh memikirkan hubungannya dengan Yeriko.
“Mbak...!”
panggil supir taksi lagi sambil menoleh ke arah Yuna. “Udah sampai.”
“Eh!?”
Yuna langsung mengusap air matanya. “Iya, Pak. Makasih ya!” Ia mengeluarkan
beberapa lembar uang dari dalam dompet dan bergegas keluar dari taksi.
“Kembaliannya,
Mbak!”
“Ambil
aja, Pak!” balas Yuna. Ia melangkahkan kakinya masuk ke rumah sakit. Menyusuri
koridor yang sepi dan berjalan menuju ruang rawat ayahnya.
Perlahan,
Yuna menghampiri ayahnya yang terbaring di atas ranjang. Kini, kondisi ayahnya
jauh lebih baik dari sebelumnya. Walau usianya sudah semakin tua, wajahnya
terlihat segar dan badannya lebih berisi dari sebelumnya. Perkembangannya juga
semakin baik walau tangan dan kakinya belum bisa berfungsi.
Yuna
tersenyum, ia duduk di samping Adjie sambil memerhatikan wajah ayahnya. “Yah
...!” panggilnya lirih. Guratan wajah ayahnya, membuatnya tak bisa menahan air
mata.
“Ayah
cepet sembuh ya! Aku kangen main sama ayah,” tutur Yuna sambil mengelus rambut
ayahnya. Ia memerhatikan rambut Adjie, beberapa rambut putih telah tumbuh,
menjadi saksi waktu-waktu yang telah dihabiskan ayahnya berbaring di ranjang
rumah sakit.
“Yah…
Ayah tahu kalau sekarang aku sudah bersuami dan hidup dengan baik. Dia
memperlakukan aku dan ayah dengan sangat baik,” tutur Yuna sambil terisak. Ia
tak mampu mengungkapkan penderitaan yang sedang dialaminya kini.
Yuna
berusaha menahan air mata, mengusap air matanya berkali-kali. Namun, air mata
itu justru semakin mengalir deras.
“Yah,
saat aku terluka ... ayah adalah orang pertama yang akan menyembuhkan lukaku.
Ayah nggak akan membiarkan siapa pun menyakiti puteri ayah. Sekarang, aku
bahkan nggak punya siapa-siapa lagi. Aku nggak tahu harus menyandarkan hidupku
pada siapa. Aku terlalu lelah...” bisik Yuna sambil menjatuhkan kepalanya di
samping kepala ayahnya.
“Ayah
... aku nggak sanggup jika harus menjalani semuanya sendiri lagi. Aku nggak
akan sanggup menerima kenyataan saat suamiku harus berbagi hati dengan wanita
lain. Aku harus gimana?” batin Yuna sambil menangis.
Yuna
bangkit sambil mengusap air matanya. “Yun, kamu nggak boleh lemah!” bisiknya
sambil tersenyum. “Ayuna, anak ayah harus kuat. Bukankah begitu?” ucapnya
sambil tersenyum menatap wajah ayahnya.
Yuna
berusaha untuk tersenyum lebar walau air matanya masih terus menetes. Ia
mengambil ponsel dan kembali membuka tautan yang dikirim Icha untuk melihat
perkembangan video Yeriko yang sedang viral di dunia maya.
- Halaman ini tidak tersedia –
Yuna
mengernyitkan dahi. “Kenapa link-nya nggak bisa dibuka lagi?” tanyanya sambil
mencoba membuka link tersebut berkali-kali.
Yuna
langsung menelepon Icha untuk menanyakan perihal tautan yang dikirim oleh Icha.
“Halo...!”
sapa Icha begitu panggilan telepon Yuna tersambung.
“Halo,
Cha! Kenapa link yang kamu kirim nggak bisa dibuka lagi ya?”
“Iya,
Yun. Kayaknya, postingan videonya udah dihapus sama pemilik akunnya.”
“Why?”
“Nggak
tahu.”
“Oh.
Oke.” Yuna langsung mematikan sambungan teleponnya. Perasaannya semakin
tak karuan. Ia tahu bagaimana suaminya, sepertinya memang ada hal yang ingin
disembunyikan Yeriko darinya.
Yuna
menghela napas. Ia mematikan ponsel dan bergegas pergi menuju makam ibunya.
Nantikan kisah selanjutnya
yang bakal lebih seru lagi ...
Jangan lupa kasih Star Vote juga biar aku
makin semangat nulis dan bikin ceritanya lebih seru lagi. Makasih buat yang
udah kirimin hadiah juga. Jangan sungkan buat sapa aku di kolom komentar ya!
Kasih kripik ... eh, kritik dan saran juga ya!
Much Love
@vellanine.tjahjadi
0 komentar:
Post a Comment