Cerita Kehidupan yang Menginspirasi dan Menghibur by Rin Muna a.k.a Vella Nine

Sunday, February 16, 2025

Perfect Hero Bab 134 : Affraid || a Romance Novel by Vella Nine

 


“Eh, ada berita hot dan fresh banget!” seru salah seorang karyawan kantor saat mereka baru saja tiba.

 

“Apaan?”

 

“Kamu nggak tahu apa yang lagi viral di Facebook?”

 

“Nggak. Apa tuh?”

 

“Makanya, agak gaul dikit! Semalam, ada orang mau bunuh diri dari atap gedung rumah sakit.”

 

“Serius? Terus, gimana orangnya? Jadi bunuh diri?”

 

“Nggak. Karena tiba-tiba ada pahlawan ganteng yang nyelamatin orang itu.”

 

“Kamu tahu dari mana?”

 

“Lihat di Facebook. Ada videonya, udah viral banget dan dibagikan sampai ratusan kali.”

 

Semua orang langsung melihat postingan di Facebook yang sedang menjadi bahan perbincangan netizen karena aksi heroik seseorang menyelamatkan nyawa orang lain.

 

“Iih ... gila! Cowoknya ganteng banget!”

 

“Katanya sih, cewek yang diselamatkan ini pacarnya.”

 

“Serius?”

 

“Iya. So sweet banget kan?”

 

“Romantis banget!”

 

“Semua orang di dunia maya, pada komentar gitu. Mereka pasangan yang serasi. Cantik dan ganteng. Tapi, kenapa ceweknya mau bunuh diri ya?”

 

“Nggak tahu juga. Pasti ada hal buruk yang terjadi dan bikin dia mau bunuh diri. Jangan-jangan, karena diputusin sama cowok itu. Hahaha.”

 

“Eh, Wait! Kok, kayaknya ... muka cowok ini nggak asing ya?”

 

“Mmh ... iya, juga. Ini kayak ...”

 

“Pagi ...!” sapa Yuna yang baru saja masuk ke dalam ruangan.

 

Semua orang langsung menoleh ke arah Yuna tanpa berkata-kata.

 

“Ada apa?” tanya Yuna sambil menatap semua orang yang memandangnya aneh.

 

“Yun, duduk dulu, deh!” pinta Icha. Ia langsung menarik lengan Yuna dan mengajaknya duduk di meja kerja Yuna.

 

“Ada apa sih, Cha?” tanya Yuna penasaran.

 

“Mereka lagi bicarain kejadian viral yang terjadi semalam.”

 

“Oh ya? Pantesan aja mukanya pada tegang semua.”

 

“Kamu nggak tahu?”

 

“Apa?” tanya Yuna melongo.

 

“Ini.” Icha menyodorkan ponselnya. Memperlihatkan sebuah video yang sedang viral tersebut ke hadapan Yuna.

 

Yuna terkejut melihat video yang tergambar jelas kalau itu adalah wajah suaminya. Ia menonton video tersebut hingga usai. Kemudian, mulai menjelajahi komentar-komentar netizen tentang aksi heroik suaminya tersebut. Banyak sekali yang memuji kedua pasangan tersebut dan beberapa komentar yang sangat menusuk hatinya.

 

“Yun, ini beneran suami kamu?” tanya Icha hati-hati.

 

Yuna mengangguk lemas. Ia menyerahkan ponsel Icha kembali. Kemudian merogoh ponselnya sendiri dari dalam tas. “Kirimin link-nya ke aku, Cha!” pinta Yuna.

 

Icha mengangguk dan langsung mengirimkan tautan video yang sedang viral kepada Yuna.

 

“Yun, bukannya Pak Ye itu suami kamu? Kenapa sekarang diberitain pacaran sama cewek lain?” tanya salah seorang karyawan yang ada di ruangan tersebut.

 

Yuna menarik napas dalam-dalam kemudian tersenyum ke arah semua teman kantor yang menatapnya. “Itu semua cuma rumor,” ucapnya sambil tersenyum.

 

“Tapi, suami kamu itu kan sosok yang diinginkan semua wanita. Banyak wanita yang pengen jadi pasangannya. Nggak menutup kemungkinan, dia menikah lagi,” sahut salah seorang karyawan.

 

Yuna menghela napas mendengar ucapan dari salah satu rekannya. Perasaannya semakin tak karuan.

 

“Iya juga, sih. Bisa aja kan Pak Ye itu berpoligami. Secara, dia tampan dan kaya. Aku juga mau walau jadi istri kelima,” celetuk yang lain.

 

Icha menatap Yuna yang memijat keningnya. “Yun, nggak usah dihirauin omongannya mereka!” bisik Icha.

 

Yuna mengangguk kecil. Ia menarik napas beberapa kali agar perasaannya bisa lebih tenang. Semakin ia berusaha menghibur dirinya sendiri, ia semakin merasa tidak tenang. Pikirannya terus melayang jauh ke tempat di mana Refi berada. Refi benar-benar menjadi ancaman bagi hubungannya dengan Yeriko.

 

Yuna terduduk lemas di meja kerjanya. Telinganya masih terus mendengar desas-desus tentang suaminya dan Refi. Ia langsung menjatuhkan kepalanya ke atas meja begitu saja.

 

Icha yang melihatnya, langsung menghampiri dan mengelus kepala Yuna. “Yun, jangan terlalu dipikirkan! Netizen emang suka melebih-lebihkan sesuatu. Semua pasti bakal baik-baik aja!”

 

Yuna mengangguk kecil. Ia membuka tautan yang dikirimkan oleh Icha dan membaca komentar satu per satu. “Huft, kenapa sih komentar mereka nyesek banget buat aku?” ucapnya lirih. Tak terasa, air mata hangat keluar dari sudut-sudut matanya.

 

“Udah, Yun! Nggak usah dibacain terus. Bikin perasaan kamu makin sedih aja,” tutur Icha lirih.

 

Yuna tak menghiraukan ucapan Icha. Ia masih terus penasaran dengan komentar orang-orang tentang aksi heroik suaminya itu. Semua orang memuji keberanian Yeriko yang telah menyelematkan Refi. Ia merasa sangat senang saat suaminya mendapat pujian yang baik.

 

Namun Yuna merasa sedih saat membaca komentar yang mengatakan kalau Yeriko dan Refi adalah pasangan yang serasi dan sangat romantis. Bagaimana hatinya tidak terluka melihat suaminya digosipkan bersama dengan wanita lain.

 

“Cha, aku mau pulang duluan. Aku nggak enak badan. Mau periksa ke rumah sakit sekalian jenguk ayahku.” Yuna mengangkat kepala dan langsung bangkit dari tempat duduknya.

 

Icha menganggukkan kepala. “Izin ke kepala Departemen ya!”

 

Yuna menganggukkan kepala. Setelah mendapat izin dari kepala departemennya, ia bergegas memesan taksi dan keluar dari kantornya.

 

Selama di perjalanan, Yuna tak bisa menghentikan air matanya. Rasa takut kehilangan yang pernah hadir dalam benaknya, kini menjadi semakin besar saat mengetahui suaminya bersama dengan mantan pacar yang juga cinta pertamanya.

 

“Mbak, sudah sampai,” tutur supir taksi saat mobilnya sudah berhenti di depan rumah sakit tempat ayah Yuna mendapat perawatan.

 

Yuna bergeming, pikirannya masih melayang jauh memikirkan hubungannya dengan Yeriko.

 

“Mbak...!” panggil supir taksi lagi sambil menoleh ke arah Yuna. “Udah sampai.”

 

“Eh!?” Yuna langsung mengusap air matanya. “Iya, Pak. Makasih ya!” Ia mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompet dan bergegas keluar dari taksi.

 

“Kembaliannya, Mbak!”

 

“Ambil aja, Pak!” balas Yuna. Ia melangkahkan kakinya masuk ke rumah sakit. Menyusuri koridor yang sepi dan berjalan menuju ruang rawat ayahnya.

 

Perlahan, Yuna menghampiri ayahnya yang terbaring di atas ranjang. Kini, kondisi ayahnya jauh lebih baik dari sebelumnya. Walau usianya sudah semakin tua, wajahnya terlihat segar dan badannya lebih berisi dari sebelumnya. Perkembangannya juga semakin baik walau tangan dan kakinya belum bisa berfungsi.

 

Yuna tersenyum, ia duduk di samping Adjie sambil memerhatikan wajah ayahnya. “Yah ...!” panggilnya lirih. Guratan wajah ayahnya, membuatnya tak bisa menahan air mata.

 

“Ayah cepet sembuh ya! Aku kangen main sama ayah,” tutur Yuna sambil mengelus rambut ayahnya. Ia memerhatikan rambut Adjie, beberapa rambut putih telah tumbuh, menjadi saksi waktu-waktu yang telah dihabiskan ayahnya berbaring di ranjang rumah sakit.

 

“Yah… Ayah tahu kalau sekarang aku sudah bersuami dan hidup dengan baik. Dia memperlakukan aku dan ayah dengan sangat baik,” tutur Yuna sambil terisak. Ia tak mampu mengungkapkan penderitaan yang sedang dialaminya kini.

 

Yuna berusaha menahan air mata, mengusap air matanya berkali-kali. Namun, air mata itu justru semakin mengalir deras.

 

“Yah, saat aku terluka ... ayah adalah orang pertama yang akan menyembuhkan lukaku. Ayah nggak akan membiarkan siapa pun menyakiti puteri ayah. Sekarang, aku bahkan nggak punya siapa-siapa lagi. Aku nggak tahu harus menyandarkan hidupku pada siapa. Aku terlalu lelah...” bisik Yuna sambil menjatuhkan kepalanya di samping kepala ayahnya.

 

“Ayah ... aku nggak sanggup jika harus menjalani semuanya sendiri lagi. Aku nggak akan sanggup menerima kenyataan saat suamiku harus berbagi hati dengan wanita lain. Aku harus gimana?” batin Yuna sambil menangis.

 

Yuna bangkit sambil mengusap air matanya. “Yun, kamu nggak boleh lemah!” bisiknya sambil tersenyum. “Ayuna, anak ayah harus kuat. Bukankah begitu?” ucapnya sambil tersenyum menatap wajah ayahnya.

 

Yuna berusaha untuk tersenyum lebar walau air matanya masih terus menetes. Ia mengambil ponsel dan kembali membuka tautan yang dikirim Icha untuk melihat perkembangan video Yeriko yang sedang viral di dunia maya.

 

-        Halaman ini tidak tersedia –

 

Yuna mengernyitkan dahi. “Kenapa link-nya nggak bisa dibuka lagi?” tanyanya sambil mencoba membuka link tersebut berkali-kali.

 

Yuna langsung menelepon Icha untuk menanyakan perihal tautan yang dikirim oleh Icha.

 

“Halo...!” sapa Icha begitu panggilan telepon Yuna tersambung.

 

“Halo, Cha! Kenapa link yang kamu kirim nggak bisa dibuka lagi ya?”

 

“Iya, Yun. Kayaknya, postingan videonya udah dihapus sama pemilik akunnya.”

 

“Why?”

 

“Nggak tahu.”

 

“Oh. Oke.” Yuna langsung mematikan sambungan teleponnya.  Perasaannya semakin tak karuan. Ia tahu bagaimana suaminya, sepertinya memang ada hal yang ingin disembunyikan Yeriko darinya.

 

Yuna menghela napas. Ia mematikan ponsel dan bergegas pergi menuju makam ibunya.

 

(( Bersambung ... ))

 

Nantikan kisah selanjutnya yang bakal lebih seru lagi ...

 Jangan lupa kasih Star Vote juga biar aku makin semangat nulis dan bikin ceritanya lebih seru lagi. Makasih buat yang udah kirimin hadiah juga. Jangan sungkan buat sapa aku di kolom komentar ya! Kasih kripik ... eh, kritik dan saran juga ya!

 

 

Much Love

@vellanine.tjahjadi

 

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas