Cerita Kehidupan yang Menginspirasi dan Menghibur by Rin Muna a.k.a Vella Nine

Thursday, February 13, 2025

Perfect Hero Bab 114 : My Husband is My Hero

 


“Heh!? Nggak akan ada orang yang belain maling kayak kamu!” sentak Anna. “Balikin anting aku sekarang juga!”

 

“Astaga! Anting kamu itu nggak ada sama aku. Kamu jangan main nuduh sembarangan ya! Kalau nggak percaya, cari di tasku!” sahut Yuna sambil menyodorkan tasnya ke hadapan Anna.

 

Anna tertegun melihat tas milik Yuna. Ia menelan ludah karena sangat ingin memiliki tas seperti itu namun harganya selangit.

 

“Kamu ... dapetin tas ini dari mana?” tanya Anna.

 

Yuna tersenyum kecil. “Kenapa? Aku punya sepuluh tas kayak gini. Mau?” sahutnya angkuh.

 

“Nggak usah sombong! Tas KW aja! Paling juga belinya di Mangga Dua,” sahut Anna kesal. Ia tidak ingin terlihat kalah di depan Yuna. Gadis itu terlalu biasa untuk mengenakan barang-barang mewah. “Maling aja belagu!” celetuknya.

 

Yuna menarik napas dalam-dalam. “Jangan sembarangan nuduh ya! Aku sama sekali nggak ada ambil barang kamu. Kalau sampai aku dapet siapa pelakunya, kamu yang bakal aku laporin ke polisi karena udah mencemarkan nama baikku!” ancam Yuna.

 

“Aku nggak takut!” sahut Anna makin kesal. Ia kembali menarik rambut Yuna dan menatap gadis itu penuh kebencian.

 

“Jangan sentuh dia!” sentak Yeriko sambil menepis tangan Anna dan langsung memeluk tubuh Yuna. “Kamu nggak papa?” tanya Yeriko sambil menatap Yuna.

 

Anna membelalakkan matanya saat melihat kehadiran Yeriko. “Pak Yeri?” Matanya langsung berbinar menatap pria tampan yang berdiri di hadapannya.

 

Yeriko menatap tajam ke arah Anna.

 

Beberapa orang terlihat berbisik, beberapa di antara mereka teringat kalau Yuna adalah istri dari Yeriko, seorang pengusaha muda yang sukses dan disegani banyak orang.

 

“Dia siapa?” tanya Anna sambil menunjuk Yuna.

 

“Istriku.”

 

“Istri?” Anna mengernyitkan dahi sambil menatap Yuna dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. “Kenapa istrinya biasa banget?” gumam Anna dalam hatinya. “Masih mending aku ke mana-mana.”

 

“Kalian semua bener-bener nggak punya perasaan! Nuduh orang lain tanpa bukti!” sentak Yeriko.

 

“Kamu tahu kalau ...”

 

“Nggak ada satu hal pun yang aku nggak tahu soal istriku,” sahut Yeriko.

 

Anna langsung tersenyum ke arah Yeriko. “Maaf, Pak Yeri ... aku nggak berniat buat menyakiti dia. Aku cuma ...”

 

Yeriko langsung menatap wajah Yuna. “Kamu baik-baik aja kan?” tanyanya sambil mengamati tubuh Yuna.

 

Yuna menganggukkan kepala.

 

“Kalau sampai ada yang lecet, aku nggak akan ngebiarin orang yang udah melukai kamu, hidup dengan tenang!” tegas Yeriko sambil melirik ke arah Anna.

 

Semua orang terdiam mendengar ancaman Yeriko.

 

“Dia memang terkenal sebagai Raja Iblis Berdarah Dingin. Dia memang kelihatan kejam banget,” bisik salah seorang yang ada di ruangan tersebut.

 

“Iya. Baru kali ini aku lihat langsung Pak Yeri marah.”

 

“Gimana nggak marah kalau istrinya digangguin sama orang lain?”

 

“Kira-kira, beneran dia atau bukan yang ambil antingnya?”

 

“Kayaknya nggak mungkin. Istrinya Pak Yeri, pasti bisa beli anting yang jauh lebih mahal dari antingnya Anna.”

 

Semua orang yang ada di ruangan tersebut terus berbisik membicarakan Yuna dan Yeriko.

 

“Pak Yeri, kenapa ada di sini juga?” tanya Anna sambil bergaya.

 

“Aku jemput istriku buat makan bareng. Kenapa?”

 

Anna tersenyum kecut menatap Yeriko. Ia merasa sangat cemburu karena Yeriko lebih memilih gadis yang terlihat biasa saja. Bahkan, tinggi badan Yuna tidak melebihi tinggi pundaknya. Ia tidak bisa menerima kenyataan kalau seorang pengusaha tampan dan kaya raya itu lebih menyukai Yuna.

 

“Pak Yeri, romantis banget? Bukannya dia penanggung jawab acara ini dan bisa makan sendiri di sini?”

 

Yeriko tersenyum sinis. “Ada yang salah kalau aku mau makan sama istriku sendiri? Kalau aku nggak datang, aku nggak akan pernah tahu kalian semua sudah menindas istriku!”

 

“Ah, Pak Yeri jangan ketus kayak gini!” pinta Anna sambil tersenyum manja. “Pak Yeri sangat tampan dan kaya, harusnya bisa bersikap manis dengan orang lain,” ucap Anna sambil melangkah mendekati Yeriko.

 

“Kamu siapa? Jangan sok kenal!” sentak Yeriko.

 

Anna langsung menghentikan langkahnya saat semua orang di dalam ruangan tersebut menertawakannya. Ia semakin geram karena terlihat sangat konyol. Terlebih harus kalah dengan wanita biasa seperti Yuna.

 

“Pak Bos, ini datanya!” Riyan tiba-tiba masuk dan langsung memberikan ponsel ke tangan Yeriko.

 

“Oke.” Yeriko langsung mengantongi ponselnya dan menatap tajam ke arah Anna. “Kamu jangan pernah main-main sama aku!” ancamnya. “Aku nggak akan ngebiarin kamu menyentuh Yuna sedikitpun!”

 

“Aargh ...! Itu siapa?” bisik salah satu model yang ada di ruangan itu sambil menatap Riyan yang berdiri di belakang Yeriko.

 

“Mungkin, asistennya Pak Yeri,” sahut yang lainnya.

 

“Ganteng banget!”

 

“Bosnya ganteng, asistennya ganteng juga. Ya ampun ...!”

 

“Dia udah nikah atau belum ya?”

 

“Kayaknya sih belum. Masih muda banget, kok.”

 

“Jangan-jangan, udah punya pacar?”

 

“Aku mau jadi pacar keduanya.”

 

“Hadeh, daripada jadi pacar kedua asistennya, mending jadi istri kedua bosnya.”

 

“Hahaha.”

 

Beberapa orang malah sibuk membicarakan kehadiran Riyan. Asisten Yeriko yang masih muda dan tampan.

 

“Udahlah, nggak usah diributkan lagi!” pinta Yuna. “Aku nggak papa, kok.” Yuna tersenyum ke arah Yeriko.

 

“Aku harus membersihkan nama kamu. Nyonya Ye adalah wanita yang terhormat. Tuduhan ini benar-benar nggak berdasar dan sangat memalukan,” sahut Yeriko.

 

Jantung Anna berdegup sangat kencang saat mendengar kalimat yang keluar dari mulut Yeriko. Ia merasa kalau dirinya berada dalam bahaya.

 

Riyan membisikkan sesuatu ke telinga Yeriko. Yeriko langsung mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Ia langsung melangkah perlahan mendekati gadis berambut pendek yang mengenakan kemeja kotak-kotak berwarna black-pink dan rok mini.

 

Seluruh tubuh Sofi gemetaran saat Yeriko melangkah ke arahnya. Ia sangat takut dengan tatapan mata Yeriko yang berapi-api. Kakinya terus melangkah mundur hingga tubuhnya bersandar di dinding. “Kenapa dia? Apa dia tahu kalau aku ...?” batinnya dalam hati.

 

Yeriko terus mendekatkan tubuhnya sambil menatap tajam mata Sofi. Melihat sikap Sofi yang ketakutan, membuatnya semakin yakin kalau gadis itu yang telah memfitnah istrinya. “Mana antingnya!?” tanya Yeriko dengan ekspresi dingin.

 

Semua orang langsung menoleh ke arah Yeriko dan Sofi begitu mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Yeriko.

 

Anna juga ikut terperangah, ia tidak menyangka kalau Yeriko langsung mengajukan pertanyaan tersebut. “Apa beneran dia yang udah ngambil antingku?” tanya Anna dalam hati.

 

Mulut Sofi bergetar. Ia tidak bisa berkata-kata. Tatapan Yeriko yang berapi-api membuatnya tak berdaya.

 

“MANA ANTINGNYA!” sentak Yeriko makin kesal.

 

Sofi berusaha membuka mulutnya, namun seluruh tubuhnya sudah gemetaran. “A ... aku ... ngg ... nggak tahu,” jawab Sofi.

 

Yeriko tersenyum sinis dan berbalik membelakangi Sofi. “Denger semuanya!” seru Yeriko. “Ayuna itu istriku. Dia nggak mungkin tertarik sama anting murahan kayak gitu!” Ia kembali menghampiri Yuna.

 

“Kalau kamu masih nggak mau ngaku,” tutur Yeriko sambil menatap wajah Sofi. “Riyan bakal bikin kamu ngaku!” Ia menoleh ke arah Riyan yang berdiri di belakangnya.

 

Riyan menganggukkan kepala. Ia langsung mengeluarkan rekaman CCTV yang telah ia dapatkan. Dari rekaman tersebut, terlihat seseorang yang keluar dari ruang rias sambil memegang anting-anting kecil milik Anna.

 

“Itu si Sari, kan?” tutur model yang lainnya.

 

“Sari?” Anna semakin penasaran dan ikut melihat hasil rekaman CCTV tersebut.

 

“Iya, itu Sari. Asistennya make-up artist yang udah make-up kita,” sahut model lainnya.

 

“Wah ...! Iya, itu si Sari.”

 

Sofi mengelus dada dan bernapas lega karena rekaman CCTV itu menunjukkan kalau Sari yang telah mengambil anting-anting Anna.

 

Anna langsung menatap Yuna yang berdiri di samping Yeriko. “Maaf, aku sudah nuduh kamu yang ambil anting-antingku!”

 

Yuna tersenyum sinis. Akhirnya, Yeriko telah membuktikan kalau dirinya tidak bersalah dan membuat Anna meminta maaf kepada dirinya. “Aku maafin. Lain kali, jangan nuduh orang sembarangan!”

 

Anna tersenyum sambil menganggukkan kepala. Ia harus bersikap baik di depan Yeriko.

 

 

(( Bersambung ... ))

Terima kasih sudah baca Perfect Hero sampai di sini. Jangan lupa kasih star vote biar aku makin semangat update cerita terbarunya. Thank you so much yang udah ngasih hadiah. I Love you ...

 

 

Much Love,

@vellanine.tjahjadi

 

 

 

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas