Cerita Kehidupan yang Menginspirasi dan Menghibur by Rin Muna a.k.a Vella Nine

Tuesday, February 11, 2025

Perfect Hero Bab 107 : Istri Idaman || a Romance Novel by Vella Nine

 


“Kenapa minta maaf? Kamu sadar salahmu apa?”

 

Harry menengadahkan kepala menatap orang yang berdiri menjulang di hadapannya. “Ma … maaf, Pak Ye! Saya nggak bermaksud mengambil Amara. Dia yang terus mengejar dan menjerat saya untuk masuk ke dalam hidupnya. Saya bisa meninggalkan dia sekarang juga.”

 

Yeriko tersenyum sinis. “Kamu tahu kalau Amara sudah punya tunangan?”

 

Harry menganggukkan kepala.

 

“Tahu tunangannya siapa?”

 

Harry mengangguk lagi. “Chandra Muchtar,” jawabnya lirih.

 

“Kamu tahu Chandra Muchtar itu siapa?”

 

Harry menganggukkan kepala.

 

“Dia bisa bikin bisnis ayah kamu bangkrut hanya dengan satu coretan tangannya. Ngerti maksudnya?”

 

Harry menganggukkan kepala. “Saya minta maaf. Saya bersedia meninggalkan Amara sekarang juga.”

 

Yeriko tersenyum sinis. Ia membungkukkan tubuhnya di depan Harry. “Sudah berapa kali kamu nidurin tunangannya Chandra?”

 

“Saya nggak ngitung,” jawab Harry lirih.

 

“Kamu tahu aku ini siapa?” tanya Yeriko sambil menatap lekat wajah Harry.

 

Harry menganggukkan kepala perlahan. “Tuan Yeriko. Yeriko Sanjaya Hadikusuma. Direktur Utama dan CEO Galaxy Group.”

 

Yeriko tersenyum kecil sambil menepuk-nepuk pipi Harry. “Kamu memang beneran pengusaha. Tapi … sayangnya perusahaan yang kamu pegang, nggak bisa menghasilkan uang yang lebih banyak.”

 

Harry mengangguk pelan. Ia tidak bisa mengelak tentang kondisi keuangan perusahaannya. Sebanyak apa pun uang yang bisa ia hasilkan, selalu ia habiskan untuk bersenang-senang.

 

“Aku bisa bantu kamu menghasilkan uang lebih banyak,” tutur Yeriko sambil berjalan menuju sofa dan duduk santai sambil menatap Harry. “Kamu bisa memegang kendali sepenuhnya atas perusahaan ayah kamu dan bisa bikin bisnis kamu meningkat dalam waktu dekat.”

 

Harry tertegun sesaat mendengar ucapan Yeriko. Ia tidak menyangka kalau Yeriko akan memberikan bisnis besar untuk perusahaannya. Ia langsung terlihat sumringah. Ia bangkit dan langsung menghampiri Yeriko.

 

“Apa beneran bisa?” tanya Harry.

 

Yeriko mengangguk kecil. “Bukan hal yang sulit untuk seorang Tuan Ye,” jawab Yeriko angkuh.

 

“Gimana caranya?” tanya Harry.

 

Yeriko langsung memberi isyarat pada Riyan untuk memberikan dokumen yang telah ia persiapkan sebelumnya.

 

Riyan langsung menyodorkan dokumen tersebut ke hadapan Harry.

 

“Apa ini?” tanya Harry sambil mengernyitkan dahinya.

 

“Baca!” perintah Yeriko.

 

Harry langsung membuka dokumen tersebut dan membacanya.

 

“Gimana?” tanya Yeriko.

 

Mata Harry  berbinar melihat dokumen yang ada di tangannya. “Ini beneran?” tanyanya saat melihat nilai uang yang begitu banyak.

 

Yeriko menganggukkan kepala. “Kamu bisa dapetin semua itu. Asal kamu mau setuju dengan syaratnya.”

 

Harry menganggukkan kepala. Selain mendapatkan banyak uang, ia juga bisa menguasai sepenuhnya perusahaan milik ayahnya. Ia akan memiliki banyak uang untuk bersenang-senang.

 

“Aku bakal ninggalin Amara sekarang juga!” tegas Harry. “Pulpen mana pulpen?” tanyanya pada Riyan. Ia tak sabar menandatangani dokumen yang ada di tangannya.

 

“Aku nggak minta kamu buat ninggalin Amara,” sahut Yeriko.

 

“Eh!? Terus?” Harry menaikkan kedua alisnya. Ia bingung karena tidak mengerti sama sekali maksud hati Yeriko. Bukankah ia telah berselingkuh dengan Amara dan menyebabkan Chandra menderita? Kenapa Yeriko justru tidak menginginkan Harry meninggalkan Amara?

 

“Uang yang aku kasih ke kamu ini, harus kamu gunakan untuk menikahi Amara secepatnya!” pinta Yeriko.

 

“Hah!? Menikah!?” Harry menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

 

“Kenapa? Keberatan? Aku bisa bikin perusahaan kamu maju atau bangkrut dalam sekejap!” tegas Yeriko.

 

“Jangan, Pak Ye! Aku bakal ngurus pernikahanku sama Amara malam ini juga,” sahut Harry.

 

“Bagus. Setelah sah menikah, kamu dan Amara harus nemuin Chandra di rumah sakit. Tunjukkan ke Chandra kalau kalian sudah resmi menjadi sepasang suami istri!” pinta Yeriko.

 

Harry langsung membelalakkan matanya. “Tapi … apa itu tidak akan memperburuk keadaan Chandra?”

 

“Soal Chandra, aku jauh lebih tahu dia daripada kamu!” tegas Yeriko.

 

“Baik, Pak Ye!” Harry menganggukkan kepala dan menuruti semua perintah Yeriko.

 

Yeriko menatap Harry dingin. Ia langsung melemparkan pena ke hadapan Harry. “Setelah semuanya selesai, jangan pernah muncul ke hadapan Chandra lagi!”

 

Harry mengangguk dan langsung menandatangani dokumen yang sudah ada di tangannya.

 

Yeriko tersenyum puas. Ia langsung meminta Harry segera keluar dari kamarnya.

 

“Pak Bos, mau nginap di sini atau pulang?” tanya Riyan begitu Harry pergi.

 

“Pulang.”

 

“Oh, oke. Mau saya antar?”

 

“Nggak usah. Aku pulang sendiri aja.”

 

Riyan menganggukkan kepala.

 

Yeriko bangkit dan keluar dari kamar hotel. Ia bergegas meninggalkan hotel dan pulang ke rumahnya.

 

Sesampainya di rumah, Yeriko melihat Yuna yang sudah tertidur pulas di sofa ruang tamu. Ia tersenyum kecil sambil menghampiri Yuna. Menatap istrinya beberapa saat dan mengecup keningnya.

 

Yuna membuka matanya perlahan saat ia merasakan sentuhan di keningnya. Ia langsung duduk begitu melihat Yeriko sudah ada di hadapannya. “Sudah pulang?” tanya Yuna.

 

Yeriko mengangguk sambil tersenyum. “Kamu nungguin aku pulang?”

 

Yuna menganggukkan kepala sambil merapikan rambutnya.

 

“Kenapa nggak nunggu di kamar aja?”

 

“Kalau aku nunggu di kamar, aku nggak akan tahu kamu pulang,” jawab Yuna sambil bangkit dari sofa. “Aku bikinkan minum dulu. Kamu pasti capek kan?”

 

Yeriko menganggukkan kepala. Ia menatap tubuh Yuna yang berjalan menuju dapur. Ia tersenyum kecil. Ada rasa bahagia yang tak bisa ia ungkapkan saat istrinya memberikan perhatian kecil kepadanya. Ia tidak menyangka kalau Yuna rela tidur di sofa hanya untuk menunggunya pulang ke rumah.

 

“Ada urusan apa di hotel malam-malam? Ketemu klien?” tanya Yuna sambil menyuguhkan susu jahe ke hadapan Yeriko.

 

Yeriko menganggukkan kepala. “Aku lagi ngelarin masalah Chandra?”

 

“Chandra?” Yuna mengerutkan dahinya.

 

“Iya. Amara sama selingkuhannya itu ada di dalam kamar hotel.”

 

“Kamu ngintipin orang lagi berhubungan…?”

 

Yeriko tersenyum kecil. “Nggaklah. Aku cuma ngajak Harry ketemu setelah mereka bersenang-senang.”

 

“Terus?”

 

“Aku suruh dia menikahi Amara secepatnya.”

 

“What!? Kamu gila ya!?

 

“Gila kenapa?”

 

“Bukannya itu bakal memperburuk kondisi Chandra? Kalau dia tahu, dia bakal tambah sakit.”

 

Yeriko tersenyum kecil. “Sakitnya cuma sebentar. Setelah itu, dia bakal ngelupain Amara dan nggak akan berharap lagi.”

 

“Kamu sadis banget, sih?” celetuk Yuna.

 

“Sadis gimana? Bagus kan? Jadi, Chandra udah nggak perlu berharap lagi sama Amara kalau Amara sudah nikah sama cowok lain.”

 

“Tapi, Yer … ini terlalu kejam. Aku nggak sanggup ngebayanginnya. Dia aja belum sembuh karena tahu kalau tunangannya selingkuh. Gimana kalau dia tahu si Amara lebih milih cowok lain?”

 

“Tenang aja! Dia itu cowok. Nggak bakal baperan kayak cewek,” sahut Yeriko.

 

Yuna menghela napas. “Ya udah, deh. Terserah kamu. Gimana baiknya aja menurut kamu.”

 

Yeriko tersenyum kecil sambil menyesap minuman yang telah dibuatkan istrinya.

 

“Mau mandi sekarang? Aku siapin air hangat.”

 

Yeriko menarik lengan Yuna dan memeluk Yuna ke pangkuannya.

 

“Suami kamu baru aja sampai rumah. Apa nggak ada sambutan yang lebih manis lagi dari susu jahe ini?” tanya Yeriko sambil menempelkan hidungnya ke hidung Yuna.

 

“Mmh … apa ya?” sahut Yuna sambil menahan tawa.

 

“Pura-pura nggak tahu pula.” Yeriko langsung mengecup bibir Yuna.

 

Yuna tersenyum kecil dan balas mengecup semua wajah Yeriko berkali-kali. “Aku siapin air hangat dulu buat kamu mandi,” pamitnya sambil bangkit dari pangkuan Yeriko.

 

Yeriko tersenyum sambil menganggukkan kepala. Ia merasa kalau Yuna sangat mengagumkan dan terus memberikan perhatian lebih untuknya. Sejak masuk ke rumah ini, Yuna telah memberikan banyak kehangatan untuknya dan keluarganya.

(( Bersambung ... ))

Thanks buat temen-temen yang udah setia baca Perfect Hero sampai di sini. Makasih banyak untuk apresiasi yang begitu besar. Jangan sungkan sapa aku di kolom komentar ya!

Happy Eid Mubarak! Minal Aidzin Wal Faidzin, Mohon maaf lahir dan batin ...

 

 

Much Love,

@vellanine.tjahjadi

 

 

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas