Subhanallah ...
Ini salah satu pembacaku di Jakarta yang setia banget baca tulisan-tulisanku.
Aku jual bab 2rb, dia beli dengan harga 5rb. Pembaca yang lain juga sering
ngasih tip lebih karena mereka suka sama ceritanya dan demi authornya update
banyak.
Dulu, waktu di novelme jual bab cuma Rp 800. Ada 1008 bab buku berjudul
"Perfect Hero". Pembaca harus ngabisin uang sekitar 800rb untuk baca
1 judul bukuku aja. Dan sebagian dari mereka masih ngikutin terus buku-buku
lainnya meski berbayar.
Kalau pembaca yang suka gratisan, nggak bakal mau baca cerita yang berbayar.
Murah aja mereka protes dan pilih baca cerita lain yang gratisan.
Yah, nggak papa sih...
Mereka yang suka baca gratisan, ya hak mereka juga.
Kadang, ada yang bilang ... cerita yang gratis juga kualitasnya nggak kalah
bagus, kok.
Iya, sih. Aku juga sering ngasih cerita gratisan ke pembaca. Tapi, pastinya
beda mood nulis naskah gratisan sama yang berbayar.
Ini bukan soal kualitas ceritanya. Tapi soal selera dan bagaimana cara
menghargai kerja keras authornya.
Nulis itu nggak gampang. Nggak segampang nulis status facebook.
Dari premis, masih harus menciptakan tokoh/karakter, mengatur jalan cerita,
menciptakan konflik dan penyelesaiannya, mengolah perasaan lewat kata-kata,
nyari ide setengah mampus, baca banyak buku referensi bertumpuk-tumpuk dan
sebagainya. Belum lagi kalau mood ilang gara-gara ada yang ganggu, ada
kemalangan, dll. Karena author juga manusia biasa, kok.
Ada beberapa karya yang emang aku tulis exclusive dan berbayar. Tentunya, aku
juga harus mencurahkan semuanya untuk ini dan memberikan bacaan terbaik
untuk pembacaku. Meski cuma 10 orang yang beli, aku tetep ngerasa harus ngasih
bacaan yang paling baik. Karena mereka udah bayar untuk baca ceritaku dan aku
punya utang tanggung jawab.
Apalagi pembacaku itu ternyata ada di kalangan elite yang nggak mau disuguhi
cerita-cerita ringan dengan konflik yang biasa aja. Terlalu klise untuk mereka.
So, kalau nggak mau baca ceritaku yang berbayar, nggak usah julid, yak! Pasar
pembacaku jelas bukan kamu. Karena, masih banyak orang di luar sana yang mau
menghargai karyaku, tanpa tahu siapa aku sebenarnya.
0 komentar:
Post a Comment