Andre dan Nia melangkahkan kaki
masuk ke rumah mewah milik keluarga Hadikusuma. Dua hari sebelumnya, mereka sudah
membuat janji bertemu untuk meminta bantuan dari Yuna dan Yeriko.
Yuna dan Yeriko langsung
menyambut kedatangan Andre dan istrinya. “Tumben kalian sampai main ke sini.
Ada masalah genting banget?” tanyanya saat Andre dan Nia sudah duduk bersama di
sofa ruang tamu.
“Yun, yang aku ceritain waktu
itu. Keluarga Roro Ayu menuntut kami,” jawab Nia sambil dengan mata
berkaca-kaca.
“Hah!? Nuntut gimana?”
Nia menoleh ke arah Andre
dengan perasaan tak karuan. “Nanda nggak mau dengarkan kami dan keluarga Roro
memaksa kami mengembalikan puterinya. Kalau Roro dan Nanda bercerai. Artinya
...”
“Delapan puluh persen kekayaan
kalian akan jadi milik keluarga bangsawan itu?” tanya Yuna.
Nia mengangguk.
“Kenapa bisa seperti ini?”
tanya Yeriko sambil menatap wajah Andre dan Nia bergantian.
“Mas Andre sudah menandatangani
perjanjian dengan keluarga keraton itu. Kami nggak bisa berbuat apa-apa kalau
sampai Nanda dan Ayu bercerai. Kalian tahu, mereka bukan hanya menuntut
keluarga kami secara hukum adat. Tapi juga menuntut Nanda atas kasus pidana dan
perdata. Gara-gara satu anak aja, hidup kaami berantakan,” jawab Nia sambil
menitikan air mata. “Bisa tolong kami, Yun?”
Yuna menghela napas. “Kalian
ceritakan dulu ke kami, bagaimana detail ceritanya supaya kami tahu bagaimana
caranya membantu kalian,” pintanya.
Nia dan Andre mengangguk,
kemudian menceritakan detail perjanjian terpaksa ditandatangani oleh Andre
karena tututan dari pihak keraton kesultanan sangat besar. Mereka tidak mungkin
menghabiskan semua harta mereka, juga tidak mungkin membiarkan putera mereka
masuk penjara karena kasus pemerkosaan terhadap puteri keluarga bangsawan yang
begitu dihormati.
“Setahu aku, kasus pemerkosaan
itu nggak bisa dibawa ke hukum kalau nggak ada bukti. Memangnya, Roro Ayu punya
bukti yang bisa menjerat anak kalian?” tanya Yuna.
Andre mengangguk. “Diam-diam,
Ayu merekam kejadian saat puteraku menodainya. Dia juga melakukan visum dan hasil
pemeriksaan plasenta di kandungannya, positif anak Nanda. Roro Ayu itu diam,
lembut, tapi berbahaya karena terlalu cerdas buat kami.”
“Kami juga tidak menyangka
kalau Roro Ayu mengumpulkan begitu banyak bukti untuk memenjarakan putera kami.
Itulah sebabnya, Mas Andre memilih jalan untuk menandatangani perjanjian itu.
Kami harus menyelamatkan Nanda, juga menyelamatkan masa depan perusahaan kami.” Nia menambahkan.
“Asal mereka nggak bercerai,
kalian aman ‘kan?” tanya Yuna.
Nia dan Andre menganggukkan kepala.
“Astaga ...! Itu mah perkara
gampang. Damaikan aja mereka berdua!” sahut Yuna santai.
“Mereka berdua itu kelihatan
harmonis dan baik-baik saja di depan kami. Kami nggak tahu kalau Nanda
diam-diam masih punya hubungan dengan wanita lain. Mas Edi sangat marah dan dia
minta pernikahan mereka dibatalkan. Itu artinya, kami akan kehilangan semuanya,
Yun. How?”
Yuna menghela napas. “Apa nggak
bisa diselesaikan secara kekeluargaan?”
Nia dan Andre menggeleng. “’Mas
Edi Baskoro itu sifatnya keras. Dia nggak mau berdamai dan meminta kasus
pemerkosaan puterinya dibawa ke hukum,” ucap Andre dengan perasaan tak karuan.
Yuna langsung menyodorkan
segelas air putih ke hadapan Andre. “Minumlah dulu! Nggak ada masalah yang
nggak ada jalan keluarnya, Ndre. Kamu tenanglah supaya bisa berpikir jernih!”
pintanya lembut.
“Buat mereka saling jatuh
cinta, nggak bisa?” tanya Yeriko sambil melirik kesal ke arah Yuna yang terlalu
perhatian meski pada orang lain.
“Yah, mereka terlihat baik-baik
aja di luar. Kami pikir, ada cinta di hubungan mereka, Yun,” ucap Nia sambil
mengusap air matanya.
“Anak-anak memang pandai
berpura-pura supaya orang tua nggak khawatir dan kepikiran. Itu artinya, mereka
sayang dan patuh sama orang tua. Cobalah kamu tegasin Ananda! Jangan terlalu
dimanjain!” pinta Yuna sambil menatap Nia dan Andre.
“Kayak kamu nggak manjain anak
aja,” celetuk Yeriko.
“Hei, walau aku manjain mereka,
mereka tetap mandiri!” sahut Yuna. “Yang paling manja sama aku cuma Okky dan
dia sudah belajar usaha bengkel sejak SMP. Kamu juga manjain dia, kok. Lihat
aja koleksi mobil mewahnya itu! Siapa yang beliin terus kalau bukan kamu!”
“Kamu ...!?” Yeriko menatap
geram sambil menunjuk ke arah Yuna. ia menggeleng-gelengkan kepala sambil
tertawa kecil. “Ndre, perempuan kapan bisa kalah?” bisik Yeriko sambil
mendekatkan bibirnya ke telinga Andre.
Andre ikut tertawa kecil
melihat Yuna dan Yeriko yang kerap berdebat, tapi tetap saja harmonis dan
saling menyayangi hingga mereka menua bersama.
“Jangan bingung dan kayak orang
susah, Ndre!” pinta Yeriko sambil menepuk dan menggenggam pundak Andre.
“Istriku jago kalau jadi Mak Comblang. Kalian pake jasa dia, gih!”
Yuna tergelak mendengar ucapan
Yeriko. “Jasa Mak Comblang Nyonya Ye tarifnya mahal, Booo ...!”
“Berapa sih, Yun? Asal kamu
bisa bikin Roro Ayu dan Nanda nggak berpisah, aku kasih, deh! Daripada kami
kehilangan semua harta kami,” tanya Nia sambil menatap wajah Yuna penuh harap.
Yuna terkekeh geli. “Iih ...
kamu nanggepinnya serius banget, sih? Aku bercanda Nia Sayang. Kalau urusan Mak
Comblang mah gampang. Aku akan ajari kamu bikin mereka tidak terpisahkan.”
“Gimana caranya?” tanya Nia
penasaran.
Yuna mendekatkan bibirnya ke
telinga Nia dan terus membisikkan sesuatu.
“Apa berhasil, Yun?” tanya Nia
setelah ia mendapatkan saran dari Yuna.
Yuna mengangguk.
“Aku nggak tega sama anakku
sendiri, Yun,” ucap Nia lirih.
Yuna menghela napas. “Kamu
harus tega, Nia! Daripada kalian kehilangan semua harta kalian. Salah siapa
tanda tangan perjanjian? Kalian sudah paham sama risikonya ‘kan? Harusnya, kamu
pantau anak kamu itu, dong!”
Nia mengangguk-anggukkan
kepalanya.
Yuna langsung memutar kepala
begitu melihat puteranya melenggang melewati ruang tamu rumah tersebut. “Mau ke
mana, Ky?” serunya.
Rocky menghentikan langkah dan
menoleh ke arah Yuna. “Ke Semarang. Jemput Nadine,” jawabnya.
“Kamu itu pacaran atau nggak
sih sama Nadine?” tanya Yuna. “Tiap minggu jemput dia terus.”
“Aku ini ... sedang berjuang
...” jawab Rocky menggunakan nada lagu “Doa untuk Kamu” milik Aviwkila.
“Semangat berjuangnya, ya!”
seru Yuna sambil tertawa kecil.
Rocky mengangguk sambil
tersenyum. “Bunda mau oleh-oleh apa dari Semarang?”
“Calon mantu,” jawab Yuna
sambil tertawa kecil. “Mampir ke rumah Kak Yui dan Ikko, ya!”
“Siap, Nyonya Bos!” Rocky
memberi hormat ke arah Yuna dan bergegas melangkah pergi.
“Lihat anakku, Ndre! Berjuang
buat dapetin cewek yang kualitasnya gini,” ucap Yeriko sambil mengacungkan
jempol ke arah Andre. “Anakmu ... udah dapet perempuan baik-baik, malah
disia-siakan. Kasih dia berjuang supaya bisa menghargai hubungan
percintaannya!”
“Gimana caranya?” tanya Andre.
“Aku juga pernah berjuang keras, tapi kamu rebut.”
“HAHAHA.” Yeriko tergelak
mendengar ucapan Andre. “Aku terlalu hebat buat jadi lawanmu, Ndre. Kalau mau
bersaing jangan sama aku!”
“Kalah level, ya?” sahut Andre
sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Yeriko terkekeh geli. “Nggak
sih sebenarnya. Yuna aja yang bucin ke aku dari dulu.”
Yuna melebarkan kelopak matanya
menatap Yeriko. “Apaan bucin? Kamu yang bucin ke aku duluan!”
“Udahlah, kalian ini sama-sama
bucin!” sahut Andre sambil menatap Yuna dan Yeriko.
Yuna tertawa kecil dan
bergelayut manja di tubuh Yeriko. “Iya. Aku bucin banget sama laki-laki yang
satu ini. Abisnya, mau gimana lagi. Dia ayahnya anak-anak aku. Kalau nggak
bucin, ntar aku nggak dikasih uang jajan buat liburan ke luar negeri, hihihi.”
Yeriko tertawa kecil sambil
menarik hidung Yuna. “Udah punya cucu, kelakuannya masih aja kayak anak-anak.
Manja banget!”
“Biar aja! Kamu suka aku yang
manja ‘kan? Daripada kamu sibuk manjain yang lain, lebih baik aku aja yang
manja-manja sama kamu,” ucap Yuna sambil memeluk tubuh Yeriko.
Nia dan Andre ikut tersenyum
melihat kemesraan dua orang yang ada di hadapan mereka itu.
“Aku bantu comblangin anak
kalian! Kebetulan, Nadine mau ke sini. Mereka bersahabat ‘kan? Aku akan minta
bantuan Nadine juga.”
“Nadine juga bersahabat sama
Sonny. Kalau Nadine malah comblangin Roro Ayu ke Sonny, gimana?” tanya Nia.
“Berarti, anak kamu nggak jodoh
sama keluarga bangsawan itu. Ikhlasin aja!”
“Ikhlasin harta kita juga? Mana
bisa, Yun,” ucap Nia sambil melipat wajahnya. Ia sudah menggabungkan perusahaan
keluarganya dengan perusahaan keluarga Andre dalam satu aset kekayaan mereka.
Artinya, semua harta mereka akan terkuras habis oleh perjanjian yang terpaksa
ditandatangani sang suami demi menyelamatkan puteranya dari tuntutan hukum yang
dilayangkan keluarga keraton terhadap keluarga mereka.
“Udah, tenang aja! Aku bantu
damaikan kalian. Oke?” ucap Yuna sambil tersenyum manis.
Nia langsung menggenggam tangan
Andre. Ia merasa sangat lega karena Yuna dan Yeriko mau membantunya. Mereka
tidak tahu harus meminta bantuan pada siapa, sebab mengirim sanak saudara malah
membuat emosi besannya semakin memanas. Ia harap, pihak ketiga yang tidak
memiliki hubungan keluarga, bisa menyelamatkan putera dan perusahaannya yang
ikut terancam.
((Bersambung...))
Terima kasih sudah jadi sahabat
setia bercerita!
Yang rindu Mr. Ye & Mrs. Ye
... salam manis dari mereka yang selalu merindukan kalian.
Much Love,
@vellanine.tjahjadi
0 komentar:
Post a Comment