Hai ... hai ...!
Apa kabar nih? Semoga selalu baik aja setiap harinya ya...
Oh ya, kali ini aku mau berbagi sedikit cerita. Mmh ... sebagai blogger dan juga penulis novel, tentu ada suka-dukanya dong. Terlebih saat awal-awal belajar nulis dan masuk ke dunia penulisan. Kalau niat menulis sudah berkiblat sama uang, kayaknya nggak bakal jadi penulis yang tangguh. Naskahnya baru ditolak sekali, pasti udah nge-down dan nggak mau nulis lagi.
Yah, awalnya juga aku pernah mikir buat berhenti nulis. Lanjut ngerjain kerjaan sehari-hari aja. Jadi ibu rumah tangga sekaligus menjahit. Lumayanlah bisa dapet-dapet uang jajan buat anak-anak. Daripada ngelamun.
Yang namanya jodoh, emang nggak ke mana. Aku tuh udah muter-muter cari tempat nulis yang paling cocok dan nyaman buat aku. Awalnya, aku nulis di GWP ( Gramedia Writing Project ). Tapi, di sana bener-bener stuck banget naskahku. Selain nggak bisa komunikasi dengan CS, pembacanya juga masih bisa dihitung pakai jari. Bahkan penulis yang penjualan novelnya udah best seller, pembaca di sana nggak banyak. Nunggu digaet sama pihak Gramedia? Kayaknya ... nggak bakalan mungkin deh.
Sampai suatu hari, aku baru menyadari ketika ada teman yang bertanya, "Naskahnya mau diapain setelah diposting di sana, Kak?"
Pertanyaan itu bener-bener bikin aku terpukul. Bener juga. Di sana, emang nggak ada ikatan yang jelas. Berharap editor bakal ngelirik naskah aku? Ngimpi sampai sepuluh tahun ke depan pun rasanya nggak mungkin.
Akhirnya, aku nyoba platform orange yang emang nge-hits di kalangan anak muda, yakni Wattpad. Eh, di sana juga aku nggak begitu nyaman. Jelas kalah dengan mereka yang udah punya nama duluan. Di sana, naskah juga nggak ada editor. Asal nulis aja. Bikin aku sulit untuk berkembang.
Setelahnya, aku coba nulis di Storial. Semua naskah yang ada di Wattpad aku pindahin gitu aja ke Storial. Mmh ... masih sama. Aku nggak punya pembaca di sana dan ngajuin bab berbayar ditolak mulu. So, aku emang nggak bakal dapet apa-apa.
Sampai akhirnya, aku ketemu sama Novelme saat aku udah mulai putus asa karena aku sama sekali nggak punya pembaca. Saat itu, aku ngerasa tulisanku emang bener-bener buruk dan nggak ada yang mau baca.
Saat berada di titik terbawah, Novelme memberikan angin segar untukku. Awalnya, aku tertarik karena ada kompetisi yang hadiahnya lumayan. Sebenarnya, aku bukan ngincar hadiahnya sih. Tapi lebih kayak menantang diri sendiri buat tetep semangat nulis.
Saat itu, aku belum mengenal webnovel. Aku menulis novel yang hanya berisi 12 bab, terdiri dari 37 ribu kata yang aku beri judul "Alluna Wedding Party". Sampai akhirnya, aku bisa merilis webnovel dengan nama pena baru "Vella Nine".
Aku bener-bener nggak nyangka kalau aku bisa dapet uang dari menulis. Di Novelme, aku dapet penghasilan dari penjualan bab berbayar, hadiah pembaca dan bonus bulanan. Dari hasil menulis, aku sudah bisa membeli 1 unit sepeda motor.
Nggak ada yang nggak mungkin kalau kita selalu berusaha dan bekerja keras. Sekarang, aku bahkan berpikir untuk melepaskan semua kegiatanku yang lain dan fokus menjadi full time writer di novelme. Tapi, karena aku masih mencintai dunia seni juga dan banyak orang yang membutuhkanku. Aku akan berusaha menjalani semuanya dengan senang hati. Toh, menulis juga bisa dilakukan sambil bersantai. Bukan pekerjaan yang sulit, hanya saja, butuh riset yang cukup lama dan sedikit rumit.
Di Novelme, hal yang semula nggak mungkin, bisa jadi mungkin.
Ada banyak hadiah dan bonus yang bisa kamu dapetin di Novelme. Di sana, karya kamu juga banyak diapresiasi oleh pembaca. No kaleng-kaleng and no tipu-tipu, deh. Soalnya, aku juga udah ngerasain sendiri. Bisa dapet uang jajan dari menulis webnovel. Pastinya butuh ketekunan dan kerja keras. Tidak mudah menyerah, apalagi ketika dapet kripik pedas, eh ... kritik pedas maksudnya.
Gimana caranya biar novel kita bisa menghasilkan uang?
Yah, harus konsisten update novelnya setiap hari. Karena, pembaca tuh nggak suka kalau nunggunya kelamaan. Jadi, kudu rajin update biar pembaca kita tetap stay dan setia baca tulisan-tulisan terbaru kita. Kita juga harus bisa membangun kedekatan dengan pembaca. Menyapa melalui media sosial atau footnote tulisan kita.
Selain itu, kita juga harus mempelajari selera pasar. Jangan sampai kita bikin tema yang nggak marketable sehingga sulit untuk masuk ke dunia pembaca kita. Soalnya, aku udah ngerasain naskahku ditolak mentah-mentah karena tema yang aku pilih nggak marketable. Hahaha ... Padahal, aku udah ambil tema Romance-Culture yang modern. Tapi, tetep aja ditolak. Jadi, selera pasar sangat berpengaruh sama hasil menulis kita.
Sering melakukan evaluasi pada tulisan kita. Kritik dari pembaca, bisa dijadikan salah satu alat untuk mengevaluasi dan berinovasi agar tulisan kita tidak membosankan dan gitu-gitu aja.
So, buruan gabung ke Novelme dan dapetin bonus-bonusnya hanya bermodalkan gadget dan jari tangan kamu. Stay at home, sambil rebahan bisa menciptakan uang loh.
Cukup sampai di sini tulisan dari aku. Sampai jumpa di tulisan berikutnya ... Zaijian ...!
Salam hangat,
Rin Muna
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete