Sejak wabah Covid-19 melanda Indonesia. Masker menjadi barang yang langka. Bahkan, tenaga medis kekurangan APD.
Masker dan hand sanitizer menjadi barang yang diburu dan diborong oleh masyarakat. Padahal, masker sekali pakai lebih diutamakan untuk tenaga medis yang rentan dan berisiko tinggi tertular wabah Covid-19.
Aku yang tinggal di kampung, tidak begitu ekstrem seperti di perkotaan. Sehingga, aku sendiri bukan termasuk deretan netizen yang memborong masker, handsanitizer dan sembako.
Tapi, buat adikku yang tinggal di Kota Balikpapan, sangat merasakan dampak dari wabah Covid-19.
Dia harus kerja dari rumah. Sampai menyetok beberapa bahan pangan untuk bisa tetap bertahan di dalam rumah. Dia juga bilang kalau kehabisan masker untuk teman-temannya yang tetap harus bekerja di lapangan.
Kelangkaan masker di kota, membuat dia memintaku membuatkan masker kain untuk ia gunakan.
Yah, awalnya aku hanya membuat masker kain karena pesanan dari dia saja sebanyak 2 lusin. Tapi ternyata, bukan hanya adikku yang di kota yang membutuhkannya. Warga di sekitar juga ikut memesan. Termasuk perusahaan tambang terdekat. Mereka tetap harus bekerja dan menyiapkan APD untuk karyawan-karyawannya.
Alhasil, aku mengajak Mamuja untuk ikut berperan aktif menghadapi wabah Covid-19. Akhirnya, kami membuat masker yang ukurannya lebih besar dan lebih tebal untuk melindungi pernapasan kita dari virus Covid-19 yang penyebarannya sangat cepat.
Mamuja adalah komunitas ibu-ibu kreatif yang aku bentuk setahun lalu. Kami bergerak di bidang sosial. Sehingga, ketika ada satu fenomena seperti wabah Covid-19 ini, kami berupaya untuk ikut berperan. Walau tak banyak aksi yang bisa kami lakukan, tapi setidaknya bisa membantu kesulitan masyarakat sekitar.
Walau memproduksi masker. Kami juga tetap Work From Home. Alhamdulillah, mesin jahit bantuan dari Pertamina Hulu Sanga-Sanga sangat berguna bagi Mamuja dan bisa dibawa oleh anggota ke rumahnya untuk memproduksi masker dari rumah.
Banyak sekali kendala yang harus kami hadapi. Terutama kesiapan modal dan bahan baku yang sulit. Karena kami harus pergi ke kota Balikpapan atau Samarinda untuk mendapatkan bahan baku sementara akses menuju dua kota tersebut dibatasi.
Dengan segal keterbatasan, Mamuja tetap bersemangat memproduksi masker yang merupakan pesanan dari teman-teman.
Saya merasa bersyukur dan berterima kasih dipertemukan oleh teman-teman yang memiliki kepedulian besar terhadap masyarakat sekitar. Tidak hanya mengambil keuntungan semata.
Bagiku, Mamuja adalah orang-orang hebat yang memiliki jiwa sosial tinggi. Harapannya, Mamuja bisa terus berkarya, bermanfaat untuk orang banyak dan dapat mensejahterahkan anggotanya.
Oleh karenanya, aku juga harus lebih aktif dalam memberikan ide-ide baru agar Mamuja tidak berhenti berkarya
salam manis
@rin.muna
0 komentar:
Post a Comment