Hari minggu, 17 Maret 2019 kemarin aku lumayan sibuk dengan kegiatan di rumah. Mulai dari nyuci pakaian sampai beres-beres semua ruangan. Walau setiap hari diberesin, setiap hari pula berantakan karena aku punya anak kecil.
Sementara aku sedang sibuk di dapur, si anak sudah merengek minta diajak jalan keluar karena hari Minggu. Awalnya, dia minta ke Balikpapan karena kangen sama mbahnya. Mengingat jarak antara Balikpapan-Samboja tidak dekat dan perlu waktu ke sana, aku minta Papanya untuk mengajaknya keliling di sekitar rumah saja agar terhibur. Karena kalau ke Balikpapan, terlalu jauh untuk pergi-pulang. Kalau kecapean, nanti emaknya juga yang repot.
Aku langsung teringat dengan kiriman buku yang dititipkan di Samboja Mart. Kebetulan, sabtu kemarin pihak JNE memang sudah menelepon dan mengatakan kalau ada paketan buku dari Karla Wulaniyati dan dititipkan di Samboja Mart. Sudah menjadi hal biasa kalau kurir nggak mau masuk ke desaku. Karena jaraknya memang lumayan, sekitar 7,9 kilometer dengan kondisi jalan yang tidak begitu mulus.
Aku meminta suamiku untuk mengajak anaknya keluar sekalian mengambil paketan buku dari Ummi Karla. Dengan senang hati suami, anak dan adik sepupuku jalan-jalan ke luar rumah. Kebetulan juga hari minggu dan banyak juga orang yang jalan-jalan ke luar.
Beberapa menit kemudian, mereka sudah kembali dengan membawa bingkisan yang dilapisi kertas kado berwarna pink.
Kebetulan, anak-anak yang lain juga sedang berkumpul di taman baca. Jadi, sekalian deh aku mintain foto mereka memegang buku-buku kiriman Ummi Karla. Fotonya langsung aku kirim deh ke Ummi Karla via Whatsapp.
Aku mengenal Ummi Karla dari sebuah platform bernama "Plukme" yang saat ini sedang vakum dengan alasan yang kami tidak mengerti. Akan hadir kembali atau tidak, yang jelas semua teman-teman masih sangat merindukan platform yang hangat itu. Alhamdulillah sampai sekarang kami masih saling bersilaturahmi melalu grup WA yang memang dibuat sebagai ajang silaturahmi dan belajar menulis ketika di platform Plukme. Sampai saat ini, grup ini masih aktif walau menulisnya masih tersebar ke mana-mana. Ada yang menulis di Kompasiana, di Kaskus, di Blog pribadi seperti aku dan beberapa media lainnya. Bagiku, asal tetap bisa belajar menulis dengan baik dan benar. Apa pun platformnya sama saja. Yang penting tulisannya baik dan bisa memberikan manfaat untuk generasi masa depan.
Sebenarnya, aku lebih mengenal anaknya terlebih dahulu yang aktif belajar menulis di platform menulis tersebut. Kelakuan Bije yang rame membuat grup menjadi hidup, walau kadang sering bikin sebel juga. Bije lah yang mengajak Ummi-nya untuk ikut bergabung di grup kepenulisan yang aku buat untuk belajar menulis bersama-sama.
Seiring berjalannya waktu, teman-teman di grup mulai mengetahui kalau aku mempunyai sebuah taman baca yang aku berdirikan secara mandiri, dengan biaya sendiri dan memang masih tertatih karena kurangnya dana untuk kegiatan anak-anak. Maklum saja, aku hanya seorang ibu rumah tangga biasa yang fokus mengurus rumah dan anak. Suamiku juga hanya bekerja di kebun. Tentunya aku harus menyisihkan uang sedikit demi sedikit untuk bisa menambah koleksi buku atau membuat rak buku. Karena kami tidak bisa berharap banyak dari donatur yang tidak menentu datangnya.
Alhamdulillah, seiring dengan niat baikku membuka taman bacaan yang bisa diakses untuk umum. Allah memberikan banyak kemudahan dalam mengiringi setiap langkahku. Selalu ada rezeki yang Allah berikan agar aku bisa tetap aktif mengadakan kegiatan di taman baca.
Hingga hari ini, aku masih banyak belajar tentang dunia literasi dari teman-teman literasi lainnya. Karena aku termasuk baru berkecimpung di dunia literasi ketika aku membuka sebuah taman baca. Tentunya tidak mudah membagi waktu antara aktivitas rumah tangga dan kegiatan anak-anak.
Untuk saat ini, kegiatan rutin di taman baca adalah belajar kaligrafi untuk anak-anak dan membuat kerajinan tangan untuk ibu-ibu.
Bisa dibilang, aku harus membagi waktu dan pikiranku untuk semua hal yang berkaitan dengan kegiatan sosial yang aku buat. Memang belum ada sumber dana yang tetap untuk membiayai operasional taman baca. Karena usahaku sendiri vakum semenjak aku membuka taman baca. Waktu dan pikiranku masih aku fokuskan untuk membangun lebih baik lagi taman bacaan yang aku buat.
Ke depannya aku berharap taman baca bisa menjadi pusat berkreatifitas dan menghasilkan produk-produk (Sumber Daya Manusia) yang baik dan mampu menyejahterakan masyarakats sekitar.
Impian terbesarnya tentu bisa membuka banyak taman baca di tempat lain terutama di wilayah terpencil agar anak-anak desa mendapatkan pengetahuan selayaknya anak-anak yang tinggal di kota.
Terima kasih untuk Ummi Karla Wulaniyati.
Semoga buku-bukunya bermanfaat untuk anak-anak desa yang membacanya dan menjadi amalan jariyah untuk Ummi dan keluarga.
Salam Literasi ...!
Wah Masya Allah ����
ReplyDeleteHai Bunda Ren,,, kita bertemu lagi di sini, hehehe
DeleteSenangnyaaa, jangankan anak-anak aku juga bisa eksaited kalau dapat kiriman buku, hihii
ReplyDeleteHehehe ... iya Ambu... aku juga gitu... wkwkwkwk
Delete