Sumber Ilustrasi : kaltim.tribunews.com |
"Bilamana satu kali sudah terminum air Sungai Mahakam, pasti akan meminumnya untuk kedua kalinya." — [Oemar Dachlan, "Sungai Pertama di Indonesia yang Dikenal dalam Sejarah: Mahakam," (Jakarta: Harian Berita Buana, 13 Juni 1978) dalam Oemar Dachlan, Kalimantan Timur dengan Aneka Ragam Permasalahan dan Berbagai Peristiwa Bersejarah yang Mewarnainya, (Jakarta: Yayasan Bina Ruhui Rahayu, 2000), hlm. 120-121.]
Peribahasa di atas bermakna, barangsiapa yang datang berkunjung pertama kali di Samarinda dan wilayah Kutai lalu meminum air Sungai Mahakam, maka cepat atau lambat ia pasti akan kembali lagi pada masa mendatang.
Entah siapa yang pertama kali mencetuskan mitos ini. Sebagian orang mengungkapkan latar belakangnya berdasarkan beberapa kejadian yang kebetulan sama dengan mitos ini.
Ada beberapa cerita yang terdahulu dan sekarang yang kebetulan kisah hidupnya sama dengan mitos tentang air Sungai Mahakam. Mulai dari presiden pertama RI, yakni Ir, Soekarno dan beberapa pejabat negara lainnya.
Tidak hanya kalangan pejabat, rakyat biasa juga ada yang mengalami hal sama. Termasuk beberapa orang yang aku kenal. Contohnya, salah seorang atasan kerjaku yang berasal dari Pulau Jawa. Beliau pergi merantau ke Samarinda untuk mencari pekerjaan. Kemudian, ia kembali ke Pulau Jawa hingga beberapa tahun menetap di Pulau Jawa. Lebih dari sepuluh tahun kemudian, ia kembali ke Kalimantan Timur karena perusahaan tempat ia bekerja menempatkannya di wilayah Kutai Kartanegara.
Namun, tidak semua mitos itu benar. Tidak semua orang pula kembali ke Samarinda atau Kutai. Tidak ada mitologi yang sempurna, selalu ada celah dan kelemahan menurut pola pikir rasional. Menurut Muhammad Sarip dalam bukunya Sejarah Sungai Mahakam di Samarinda dari Mitologi ke Barbarisme sampai Kemasyhuran, ada kemungkinan mitos keajaiban air Mahakam sengaja dimunculkan generasi terdahulu agar generasi kemudian tetap menjaga serta melestarikan 'kesucian' air Sungai Makaham dengan tidak menjadikannya sebagai tempat sampah, kotoran dan limbah.
Nenek moyang kita terdahulu adalah orang-orang yang pandai membaca masa depan. Mereka tahu akibat yang ditimbulkan apabila generasi masa depan tidak dapat merawat dan menjaga alam sekitar. Terutama sungai dan laut yang tidak bisa kita lihat dengan mudah. Bisa jadi, saat ini sampah, kotoran dan limbah sudah menumpuk di dasar sungai dan kita tidak menyadarinya karena tidak terlihat dari daratan. Oleh karenanya, orang tua terdahulu memunculkan mitos sebagai salah satu cara leluhur menjaga kelestarian alam, ilmu pengetahuan serta adat istiadat.
Kalau menurut kamu, bener nggak sih adanya mitos tentang keajaiban air Mahakam ini?
Ada nggak yang pernah mengalaminya?
Buat yang sudah mengalami sendiri atau punya teman yang mengalami hal sama dengan mitos air Mahakam, silakan share pengalaman dan ceritanya di kolom komentar ya!
Sumber Referensi:
Buku Sejarah Sungai Mahakam di Samarinda dari Mitologi ke Barbarisme sampai Kemasyhuran karya Muhammad Sarip
0 komentar:
Post a Comment