Rawpixel |
Hai ...!
Met sore...
Ceritanya hari ini dari Plukme Friends aku dapet tugas buat ngasih
clue untuk latihan menulis.
Entah kenapa terlintas begitu saja kalimat "Literasi
Digital" dalam otakku.
Dan aku sendiri masih sulit mencari ide tentang literasi digital ini.
Dan aku sendiri masih sulit mencari ide tentang literasi digital ini.
Hmm... sebenarnya dengan menulis di sebuah platform , aku sudah
dikategorikan berliterasi secara digital.
Literasi digital sendiri diartikan sebagai kemampuan individu
dalam menggunakan teknologi digital untuk mengakses informasi secara digital,
mengelola, mengintegrasi, menganalisa dan mengevaluasi informasi dengan
baik sehingga bisa membedakan informasi antara fakta dan hoax. Bukan hanya itu,
dengan literasi digital diharapkan dapat membangun sebuah pengetahuan baru.
Literasi digital dirasa sangat penting karena memberikan banyak kemudahan kepada masyarakat. Segala hal menjadi mudah termasuk bertransaksi jual-beli secara online. Bahkan, banyak masyarakat yang lebih memilih untuk belanja online karena lebih menghemat waktu dan biaya.
Literasi digital sendiri memiliki beberapa dampak bagi setiap
penggunanya yang dibagi menjadi 8 bagian:
1. Creativity
Dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, mampu
mengasah kemampuan penggunanya dalam berkreatifitas. Misalnya menjadi konten
kreator, video grafis, game accelerator, termasuk dalam membuat website seperti
platform Plukme yang sedang kita pakai ini.
2. Collaboration
Dengan mudahnya akses informasi, kita lebih mudah untuk
mengenal seseorang dari dunia luar. Bahkan berkolaborasi menciptakan sebuah
komunitas kreatif. Saat ini sudah banyak yang bisa berkolaborasi dengan
pengkarya di luar negeri. Sebab dunia digital, kita selalu merasa lebih dekat
dengan banyak user.
3. Critical Thinking and Evaluation
Di sini pengguna internet dan dunia digital diminta
untuk bisa berpikir kritis dan mampu mengevaluasi setiap informasi. Tidak
semata-mata di lahap mentah-mentah tanpa mengolahnya terlebih dahulu. Sehingga
lebih banyak tersebar berita-berita hoax, dan sulit membedakannya sebab banyak
user yang latah dan dengan mudahnya jarinya menekan tombol share. Padahal,
berita yang beredar belum tentu kebenarannya.
4. Cultural and Sosial Understanding
Memahami budaya sosial di masyarakat menjadi semakin
mudah. Contohnya saja ketika admin Plukme memberikan kompetisi menulis dengan
tema "Tradisi Menjelang Ramadan". Wow...! Di sini aku bisa menemukan
beragam budaya yang unik. Jika bukan karena mudahnya mengakses informasi hingga
ke seluruh dunia. Mungkin, aku tidak akan pernah tau apa itu kesenian "Ebeg".
Kemungkinan juga aku tidak akan pernah tahu bagaimana pesona keindahan raja
ampat.
5. Curate Information
Pengguna internet diharapkan dapat mengkurasi setiap informasi
yang masuk. Mampu mengelola konten-konten positif dan membuang jauh-jauh konten
negatif. Bukankah di setiap platform selalu ada menu report untuk melaporkan
konten-konten negatif berbau pornografi, sara dan radikalisme. Aku bahagia
mengenal Plukme, karena admin Plukme mampu mengkurasi dengan baik setiap
tulisan yang masuk. Juga kebijakan pengguna/user yang dengan sigap melaporkan
pada admin jika menemukan indikasi kecurangan dan tingkah laku negatif
user.
6. E-Safety
6. E-Safety
Aku rasa ini sudah tau semua ya! E-Safety juga menjadi bagian
terpenting dalam menggunakan literasi berbasis digital ini. Kalau di Plukme aku
rasa jauh dari konten-konten negatif. Tapi, bagaimana dengan platform lain?
Itulah sebabnya kita tetap harus melakukan pengawasan terhadap penggunaan
internet. Mengawasi anak-anak dalam mengakses suatu informasi. Agar tak mudah
terpengaruh dengan isu sara dan radikalisme. Terutama pembatasan akses
konten-konten negatif. Saya senang Kementerian Komunikasi dan Informasi sudah
banyak membantu mencegah beredar luasnya konten negatif dengan memblokir
situs-situs berbau pornografi. Kalau masih ada yang berusaha membobol situs
itu. Itu mah emang orangnya aja yang memang pengen masuk ke dunia negatif.
7. Practical and Functional Skills
Aku rasa yang satu ini penting bagi generasi muda untuk mampu
bersaing dengan dunia kerja. Mereka harus memiliki skill yang baik dan bisa
diterima di masyarakat dengan baik pula. Tidak sekedar mencari informasi dan
sumber referensi, tapi juga harus mampu mempraktikan dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini bisa didapat dalam berliterasi digital, di mana seorang
anak diajarkan untuk berinteraksi, memecahkan masalah, mengatur strategi dan
membuat perencanaan yang baik. Biasanya dihadirkan dalam sebuah game online
berkelompok atau video grafis yang mengajak antar user untuk saling
berinteraksi.
8. Proficient Communicator
Ha ini sangat penting bagi penulis seperti aku. Eh! Emang aku
penulis? Sory lidahku keseleo. Hmm... lebih tepatnya aku yang hobi menulis.
Karena profesiku bukanlah seorang menulis. Tapi, aku memang sedang belajar
menulis. Belajar untuk berkomunikasi dengan pembaca. Komunikasi yang baik
tentunya. Untuk menjadi Proficient Communicator memang tidak mudah. Tapi,
hampir semua teman-teman sudah melakukannya. Menyampaikan informasi begitu apik
untuk dapat dipahami dan dicerna dengan mudah oleh pembacanya.
Hmm... Apa ini sudah kepanjangan ya?
Aku harap teman-teman mau berkenan memberikan pengetahuannya tentang literasi digital.
Aku harap teman-teman mau berkenan memberikan pengetahuannya tentang literasi digital.
Sebagai bahan referensi dan diskusi untuk
saya.
Sebab literasi digital itu sangatlah luas.
Dengan bermain Plukme seharian saja kita sudah
mendapatkan banyak manfaat dan sudah berliterasi.
Secara langsung kita memperoleh informasi dari
penulisnya. Dapat berinteraksi dengan baik dengan penulisnya sekaligus. Mampu
menganalisa dan mereview tulisan kawan-kawan. Hanya dengan mengunjungi
postingannya saja, kita sudah mengajak penulis berinteraksi dengan kita.
Banyak sekali manfaat gawai dalam dunia
digital ini. Oleh karenanya, gunakanlah kemudahan dunia digital ini dengan
bijak. Jika bukan kita yang memfilter setiap konten yang masuk, lalu siapa
lagi?
Bermain internet juga harus memperhatikan
peraturan platform, juga undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik
(ITE). Mari kita buat dunia digital kita menjadi dunia yang nyaman. Jauh dari
konten-konten negatif yang merusak moral generasi penerus bangsa.
Salam Literasi!
Oh ya, sebagai informasi bahwa Literasi di
Indonesia di bagi menjadi enam pola dasar literasi, yakni:
1.
Literasi Baca & Tulis
2.
Literasi Berhitung
3.
Literasi Sains
4.
Literasi Financial / Keuangan
5.
Literasi Digital
6.
Literasi Budaya dan Kewargaan
Enam literasi ini masih beranak-pinak lagi.
Untuk lebih jelasnya bisa surfing di google.com tentang dunia literasi.
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisanku.
0 komentar:
Post a Comment