Rabu, 02 Januari 2019 aku menyematkan diri untuk mengunjungi salah satu tempat wisata pantai yang berada di Samboja, Kalimantan Timur. Ketika aku masuk, aku disuguhi pemandangan yang menakjubkan. Yakni, sampah-sampah yang berserakan di mana-mana. Tentunya, ini cukup mengganggu pemandangan di sekitar pantai.
Otakku terus bekerja dan menganalisa. Bagaimana pantai yang sudah ada sejak aku masih kecil ini pengelolaannya tidak begitu rapi. Beberapa kali aku ke sini, cukup bersih dan rapi. Lalu, akan berantakan lagi, kotor lagi. Begitu seterusnya.
Artinya, kesadaran masyarakatnya masih sangat rendah. Terutama kepada para wisatawan yang menghabiskan waktunya berlibur di tempat ini. Mereka datang membawa kebahagian, canda tawa bersama hidangan lezat yang mereka nikmati bersama. Namun, kemudian pergi meninggalkan sampah sebagai kenang-kenangan. Kenapa tidak meninggalkan karya atau souvenir yang indah di tempat ini? Bukankah itu lebih baik dan seharusnya bisa menghargai kalau tempat ini pernah menjadi saksi berbagi canda tawa bersama teman, sahabat dan keluarga?
Video di bawah ini adalah sedikit cuplikan yang aku ambil. Memang sebenarnya aku ingin membuat video untuk menunjukkan indahnya tempat ini. Dan benar saja, tempat ini indah dengan sampah. Semoga ke depannya tempat ini menjadi jauh lebih bersih. Sebab kebersihan bukan hanya tanggung jawab penjaga pantai, tapi juga menjadi tanggung jawab kita semua.
Kemudian, aku teringat pada sebuah film yang aku tonton beberapa waktu lalu yakni film "AQUAMAN" yang menceritakan tentang kehidupan laut Atlantis. Kerajaan laut memerangi daratan karena dianggap manusia hanya merusak kehidupan laut dengan mengirimkan sampah-sampah ke laut. Raja Orm menganggap manusia adalah makhluk jahat yang membuang sampah ke laut sehingga merusak semua makhluk laut. Bukan hanya membunuh makhluk laut dengan sampah, manusia juga membunuh makhluk laut dengan senjata.
Dari film tersebut, sebenarnya ada pesan yang tersurat dan tersirat tentang bagaimana manusia ini menjaga kelestarian lingkungan, bukan hanya di daratan saja, tetapi juga di lautan.
Bisa jadi, tampilan daratan lingkungan kita bersih, indah dan bebas dari sampah. Tapi, ada hal yang tidak kita sadari kalau jutaan ton sampah itu berpindah ke lautan. Ini jelas mengganggu keseimbangan alam dan kehidupan di bawah air.
Sikap ketidakpedulian manusia lah yang akhirnya akan menghancurkan kehidupan menjadi lebih cepat dari yang diperkirakan.
Sampah selalu menjadi masalah di mana-mana. Hampir semua daerah kini telah menyadari tentang bagaimana pengelolaan sampah (recycle) untuk mengurangi sampah yang ada di dunia.
Penggunaan plastik juga sudah diatur sedemikian rupa untuk menekan angka penggunaannya.
Dengan membawa botol minum sendiri ketika pergi berwisata, juga bisa menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi penggunaan sampah botol plastik. Jadi, kita tidak perlu membeli air kemasan yang hampir semua kemasannya berbahan plastik.
Ada banyak alternatif yang bisa kita lakukan agar kita tidak menghasilkan banyak sampah ketika bepergian ke tempat-tempat wisata terutama pantai. Sebab, di pantai kondisi anginnya cukup kencang dan menyebabkan sampah plastik mudah terbang ke mana-mana. Kalau sudah terbawa angin dan masuk ke air, terkadang kita sudah tidak memerdulikannya lagi. Ah, cuma sebiji aja nggak papa. Itulah yang ada dalam benak kita. Padahal sebiji itu baru dari satu orang. Bayangkan kalau ada 1000 pengunjung dalam sehari yang membuang sampah miniman 1 biji. 1000 dikalikan 30 hari sudah jadi 30.000 dalam sebulan. Bagaimana jika itu terjadi selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Tidak heran kalau kemudian laut menjadi tempat menumpuknya sampah-sampah yang digunakan oleh masyarakat.
Supaya bisa mengurangi sampah, kita bisa membawa bekal sendiri dari rumah menggunakan tempat makan yang bisa dicuci dan digunakan lagi. Hal ini tentunya bisa membantu mengurangi penggunaan sampah yang ada di sekitar kita.
Satu lagi, kalau pergi ke tempat wisata ... nikmatilah tempatnya, dan bawalah pulang sampahmu.
Terima kasih ...
Semoga kita semua bisa sama-sama menjaga lingkungan kita dari sampah.
Salam Lestari...!
0 komentar:
Post a Comment