Thursday, July 7, 2022

Calligrapher Team Desa Beringin Agung Tahun 2022

 




Alhamdulillah, setiap tahunnya aku masih diberi kepercayaan untuk mengirimkan kafilah dari Desa Beringin Agung untuk ikut berpartisipasi dalam lomba MTQ (Mushabaqah Tilawatil Qur'an)


Setiap tahunnya pula, kafilah dari desa selalu berubah-ubah. Terkadang, sulit untuk menemukan bakat-bakat baru yang memiliki jiwa berkompetisi. Ada banyak orang yang cerdas, pandai dan memiliki keterampilan, tapi tidak banyak dari mereka yang memiliki keberanian untuk berkompetisi di dunia luar.

Terlebih, pandemi selama dua tahun ini membuat anak-anak remaja lebih asyik dengan dunia digital dan gadget yang setiap hari di tangan. Mereka lebih banyak berdiam diri di dalam sebuah ruang dan tidak banyak bergerak. Membuat mereka kurang berinteraksi dan bersosialisasi dengan sesamanya dan membuat mereka tidak memiliki kepercayaan diri saat berada di luar ruangan.

Oleh karena itu, Rulika menjadi salah satu tempat ekslusive yang hanya diminati oleh kalangan tertentu. Karena tidak semua anak mau dan berani untuk ikut berkompetisi. Bagiku, mereka tidak perlu memiliki bakat yang tinggi. Asalkan mereka berani untuk maju dalam kompetisi, maka mereka adalah pemenang yang sesungguhnya atas rasa takut dalam diri mereka sendiri.






Aku bahagia karena masih memiliki kesempatan untuk mendampingi mereka dalam proses pengembangan diri. Tidak ada yang instan di dunia ini, kecuali mie instan. Mie instan pun masih harus melalui proses pemasakan untuk bisa dikonsumsi dengan baik dan memiliki cita rasa yang enak.

Begitu juga dengan proses seni kaligrafi ini. Semuanya butuh proses dan anak-anak remaja adalah target yang paling baik sebagai proses untuk pengembangan diri dan belajar.

Karena semua yang ada di sini adalah hasil pembelajaran otodidak. Tidak ada guru khusus yang mengajari anak-anak kaligrafi. Aku sendiri hanya berusaha menyediakan fasilitas semampuku dengan bantuan dari desa untuk pengadaan peralatan kaligrafi. Semua keterbatasan ini, membuat kami tidak bisa berkembang cepat seperti peserta-peserta dari daerah lain. Tapi semua anak-anak tetap bersemangat untuk belajar menjadi lebih baik lagi.

Semoga, tahun-tahun berikutnya semakin banyak anak-anak remaja yang mau bergabung dengan Rulika untuk sama-sama belajar menjadi remaja yang jauh lebih baik untuk masa depan mereka.
Rulika terbuka untuk siapa saja yang mau belajar dan berkarya. 
Aku bukan pembimbing atau guru bagi mereka. Aku hanya seorang pendamping yang akan mendengarkan apa pun yang mereka butuhkan dan aku akan berusaha membantu sesuai dengan kemampuanku. 
Aku hanya manusia biasa, kemampuanku sangat terbatas.
Hebatnya mereka adalah karena mereka sendiri, bukan karena aku.
Jatuhnya mereka adalah kesalahanku yang tidak mampu memberikan dukungan terbaik untuk mereka.
Semoga ke depannya, akan ada orang yang lebih peduli pada pengembangan bakat anak-anak remaja, selain aku.

Terima kasih untuk cerita yang begitu membanggakan ...!
Aku akan perkenalkan anak-anak yang selalu aktif belajar dan berkarya di Rumah Literasi Kreatif.

Salam kenal semuanya ...!














Mohon doa dan dukungannya supaya mereka tetap aktif berkarya!



Much Love,


@rin.muna

Tuesday, July 5, 2022

WARNING !!! Waspada Penipuan Mengatasnamakan PT. Alam Jaya Persada dan Darwin Indigo

 






Karena aku pernah bekerja di PT. Alam Jaya Persada dan menjadi PIC selama 7 tahun di sana, nomer ponselku masih terpampang nyata dan menjadi sasaran banyak orang untuk melakukan konfirmasi terkait kontrak kerja, supply barang dan lain-lain.
Tapi akhir-akhir ini, aku disibukkan dengan banyaknya orang yang mengkonfirmasi bahwa mereka ditawari kerjasama untuk pembelian pulsa karyawan PT. Alam Jaya Persada oleh Bapak Darwin Indigo.
Alhasil, aku udah kayak CS PT. Alam Jaya Persada yang harus menjelaskan panjang lebar bahwa tidak ada tunjangan pulsa untuk karyawan PT. Alam Jaya Persada.
Karena aku udah capek melayani belasan orang yang tertipu, maka dari itu aku tulis semuanya di blog ini supaya orang yang menjadi korban atau target selanjutnya bisa membaca tulisan ini terlebih dahulu. Aku nggak mau setiap hari buang-buang waktu untuk menjelaskan sesuatu yang seharusnya bukan aku yang menjelaskannya. Walau bagaimana pun, aku resign dari PT. Alam Jaya Persada secara baik-baik dan aku tetap ingin menjaga nama baiknya.

Oleh karena itu, buat kalian semua yang punya bisnis jualan pulsa atau punya kenalan yang bisnis pulsa, kalian wajib share tulisan aku ini supaya kalian nggak jadi korban selanjutnya!
Ini semua demi kebaikan bersama supaya tidak ada lagi korban yang tertipu. Karena sudah banyak yang konfirmasi kalau mereka ada yang tertipu sampai puluhan juta.






Aku adalah eks. admin PT. Alam Jaya Persada (Samboja, Kalimantan Timur). Nomor ponselku memang dipakai untuk PIC karena di perkebunan memang tidak ada nomor khusus kantor. Karena bekerja cukup lama, mau tidak mau aku memang harus merelakan nomorku digunakan sebagai nomor PIC yang melayani semua transaksi di perusahaan baik internal maupun eksternal. 
Karena sudah resign 5 tahun lalu, tentunya aku tidak nyaman jika harus diusik untuk urusan perusahaan yang bukan lagi menjadi ranahku atau bagian hidupku. So, aku harap tulisan ini bisa membuat kalian semua tahu bahwa kalian tidak perlu mengkonfirmasi ke nomorku lagi karena jelas-jelas semua itu adalah penipuan.

Sebagai informasi, Bapak Darwin Indigo adalah putera dari Maratua Sitorus dan merupakan orang yang masuk ke dalam daftar rich people di Indonesia. Profile beliau terekspose sejak kasus minyak goreng mahal menjadi polemik di Indonesia. 
Itulah salah satu sebab mengapa profile beliau digunakan untuk penipuan. Saat ini, banyak sekali sindikat penipuan mengatasnamakan orang-orang besar untuk melancarkan aksinya dan mendapatkan kepercayaan dari korban. Kalian semua harus lebih berhati-hati lagi!

Sebagai karyawan yang pernah bekerja di salah satu anak perusahaan milik Pak Darwin dan keluarga, saya mengetahui jika Top Management atau executive yang level direktur ke atas, tidak akan semudah itu dihubungi dan memiliki nomor yang tersebar ke mana-mana. Karena di perusahaan besar sudah ada Humas atau Public Relation yang sudah mengurus semuanya. Mustahil jika orang dengan nama besar itu begitu mudah menghubungi orang luar dengan nomor pribadi. Karena saat aku bekerja di sana, semua transaksi perusahaan dilakukan secara private melalui sistem perusahaan terintegrasi. Tidak semudah itu bisa mendapatkan nomor ponsel Pak Darwin Indigo.

Pak Darwin Indigo juga tidak pernah menangani PT. Alam Jaya Persada secara langsung karena PT. AJP adalah anak perusahaan kecil di bawah naungan Group Perusahaan besar yang ia miliki. Semua urusan perusahaan sudah ditangani oleh belasan direktur yang ada di bawahnya. Yang menjadi penanggung jawab di site hanya sampai ke level manager saja. Orang besar seperti beliau tidak akan mengurus langsung perusahaan kecil selevel PT. Alam Jaya Persada.








Jadi, saya mohon dengan sangat kepada kalian semua untuk tidak menghubungi nomor kontak saya lagi. Saya harap, ini cukup untuk menjadi sebuah penjelasan bahwa orang yang meminta kerjasama untuk pengisian pulsa karyawan bukanlah Bapak Darwin Indigo dan tidak ada hubungannya dengan PT. Alam Jaya Persada. Sebab, tunjangan pulsa hanya diberikan pada level asisten manager ke atas dan diberikan secara langsung kepada staff atau melalui proses reimbursment.

Demikian penjelasan singkat dari saya. Semoga tulisan ini bermanfaat dan meminimalisir korban penipuan yang telah terjadi.

Jika kalian peduli dengan keluarga dan teman-teman sekitar, kalian bisa bagikan postingan ini supaya mereka semua lebih waspada dan tidak mudah percaya dengan oknum yang mengatasnamakan Pak Darwin Indigo.




Salam santun,


@rin.muna

Sunday, June 19, 2022

Sajadah Usang dan Hebatnya Kekuatan Sedekah

 



 

Saking miskinnya, aku punya sajadah nggak pernah ganti. Bahkan sudah sobek di sisi-sisinya pun masih aku pakai.

Yah, mau gimana lagi. Mau beli sajadah baru, tapi kalah sama kebutuhan hidup. Lagipula, ini sajadah masih bisa terpakai dan sangat layak meski aku memilikinya sejak aku duduk di bangku SMP.

 

Sajadah kecil ini punya sejarah besar dalam hidupku. Menemani setiap hari-hariku sejak masih remaja hingga kini. Bisa dikatakan, barang ini adalah barang yang tidak hilang dan rusak selama belasan tahun.

Sejadah ini bukan aku beli dengan uangku sendiri. Aku mendapatkannya sekitar tahun 2007 dari seorang donatur saat aku tinggal di panti asuhan. Tidak tahu siapa donatur yang sudah memberikan sajadah hari itu, siapa pun dia, amalannya tentu akan terus mengalir hingga kini.

 

Kenapa? Karena sajadah pemberian donatur ini masih aku pakai sampai sekarang. Dari aku SMP, sampai aku sudah punya dua anak, aku masih menggunakannya setiap hari. Tentunya, amalanku itu juga akan mengalir kepadanya setiap aku beribadah.

Sehebat itu kekuatan sedekah, meski nilainya tidak seberapa, manfaatnya bertahan begitu lama dan menjadi amalan jariyah.

 

Hal kecil ini mengajarkan aku tentang sedekah. Sedekah tidak harus berbentuk uang. Sedekah juga bisa berbentuk barang seperti sajadah ini. Bahkan, bisa bermanfaat hingga bertahun-tahun.

 

Sampai saat ini, aku belum memiliki keinginan untuk mengganti sajadahku. Selain nggak punya uang, sejadah ini juga masih bagus dan aku sayang banget sama barang ini. Buatku, dia punya nilai yang sangat tinggi karena sudah menjadi kawan suka-duka selama bertahun-tahun. Menjadi tempatku bersujud saat aku sedang berada di titik terendah dalam hidupku. Terkadang bisa menjadi selimut yang menghangatkan saat malamku begitu sepi dan kedinginan.

 

Kalau kamu gimana? Punya barang sederhana yang pernah kamu sedekahkan ke orang lain dan orang itu masih menggunakannya sampai sekarang?

 

 

 

 


Saturday, June 18, 2022

Bab 12 - Tak Bisa Berkutik

 

 




Nanda mondar-mandir di ruang tamu rumahnya puluhan kali sambil menunggu Roro Ayu pulang ke rumahnya. Ia tidak tahu apa yang dilakukan oleh istrinya di luar sana hingga membuat kedua orang tuanya murka. Ia sangat kesal karena merasa dipermainkan oleh wanita yang terlihat tenang, lembut dan penurut itu. Yang lebih parahnya lagi, ia tidak mengetahui sama sekali perihal perjanjian antara keluarga Perdanakusuma dan keluarga bangsawan Keraton Surakarta yang jelas-jelas merugikan salah satu pihak.

“Ay, kamu ini ngapain aja sih? Sudah jam sembilan malam, kenapa belum pulang juga? Ngapain aja sama Sonny?” gerutu Nanda sambil menggaruk kepalanya dengan gelisah.

Perasaan Nanda semakin tak karuan saat sebuah mobil berhenti di depan pagar rumahnya. Ia buru-buru berlari keluar dari rumah dan melihat Ayu keluar dari dalam mobil tersebut.

“Thank’s ya udah antarin aku!” ucap Ayu sambil menatap Sonny yang duduk di balik kemudi.

Sonny mengangguk sambil tersenyum ke arah Ayu yang menatapnya dari luar kaca mobil yang ia buka. “Salam untuk Nanda, ya!”

Ayu mengangguk. “Mau masuk dulu?”

Sonny menggeleng. “Lebih baik aku nggak pernah ketemu dia. Takut nggak bisa nahan emosi,” ucapnya sambil tertawa kecil.

Ayu tersenyum kecut menatap wajah Sonny. Pria yang selalu ia nantikan dan rindukan selama beberapa tahun belakangan ini. Semua impiannya kandas dalam semalam hanya karena ulah pria yang — sialnya, malah menjadi suaminya.

“Nggak usah sedih! Nanda pasti bisa bahagiain kamu. Aku pulang dulu, ya! Next time ... kalau aku pulang ke Surabaya, kamu masih mau ketemu sama aku ‘kan? Sebagai teman.”

Ayu mengangguk sambil tersenyum manis.

Sonny balas tersenyum. Ia segera menutup kaca mobilnya saat melihat Nanda berlari ke arahnya dan bergegas pergi meninggalkan Ayu yang masih berdiri di depan pagar rumahnya hingga mobil Sonny benar-benar menghilang dari pandangannya.

Ayu menghela napas kecil. Ia membalikkan tubuhnya tak bersemangat. Melangkah perlahan dengan berat hati untuk masuk ke dalam rumah yang lebih cocok disebut neraka dunia dalam kehidupannya.

“Ngapain aja sama Sonny sampai jam segini?” tanya Nanda sambil menatap serius ke arah Ayu.

“Ngobrol,” jawab Ayu santai sambil melangkah masuk ke dalam rumahnya.

“Ngobrolin apa dari waktu makan siang sampai jam setengah sepuluh malam?” tanya Nanda.

“Ngobrolin banyak hal tentang masa lalu dan masa depan,” jawab Ayu. Ia langsung melangkah melewati tubuh Nanda begitu saja.

“Mampir hotel dulu sama dia?” tanya Nanda sambil menatap punggung Ayu yang hampir mencapai pintu rumahnya.

Ayu langsung menghentikan langkahnya sejenak. Ia benar-benar kesal dengan pertanyaan Nanda yang seolah-olah sedang menuduhnya melakukan hal-hal yang tidak senonoh. Ia ingin marah, tapi hatinya terlalu lelah untuk berdebat dengan suaminya itu. Ia memilih untuk melangkahkan kakinya kembali masuk ke dalam rumah.

“Yu ... Ayu!” seru Nanda sambil mengejar langkah kaki Ayu. “Jawab pertanyaanku, Yu!”

“Nggak penting,” sahut Ayu lirih.

Nanda langsung menyambar pergelangan tangan Ayu dan menarik tubuh wanita itu hingga merapat ke tubuhnya.

“Apa sih, Nan? Mau kamu apa?” tanya Ayu sambil menatap serius ke wajah Nanda.

“Kamu ngapain aja sama Sonny sampai pulang semalam ini?” tanya Nanda.

“Menurutmu?” tanya Ayu balik sambil menatap wajah Nanda penuh keberanian.

Nanda terdiam saat bayangan wajahnya masuk ke dalam manik mata Ayu. Perasaannya tak karuan saat sorot mata itu menyiratkan sebuah kepiluan. “Shit!” umpatnya dalam hati karena semua emosinya tiba-tiba luruh di hadapan wanita itu.

“Nan, apa karena kamu begitu sama Arlita ... kamu anggap aku juga seperti itu?” tanya Ayu dengan mata berkaca-kaca.

Nanda  terdiam mendengar pertanyaan Ayu.

“Aku capek berdebat terus sama kamu, Nan. Kalau kamu mau tahu aku ngapain aja sama Sonny, kamu bisa telepon dia dan tanya langsung ke dia. Masih punya nomernya ‘kan?” tanya Ayu sambil menatap tajam ke arah Nanda.

Nanda terdiam. Sejak kasus kehamilan Ayu terkuak, ia tidak memiliki keberanian untuk menghadapi sahabatnya itu.  Merenggut tunangan sahabatnya dengan cara biadab adalah hal yang tidak pernah terpikirkan olehnya. Dan yang lebih parahnya lagi, ia tidak memiliki keberanian untuk meminta maaf secara personal kepada Sonny.

Ayu menghela napas pelan. Ia melepaskan genggaman tangan Nanda perlahan dan melangkah perlahan menuju ke kamarnya.

Nanda menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia mondar-mandir di sana dengan perasaan tak karuan. Hidupnya yang terbiasa santai dan sesukanya, berubah hanya dalam sekejap sejak ia melakukan kesalahan besar dalam hidupnya. Ia bahkan tidak memiliki keberanian untuk menemui Sonny. Ia benar-benar tidak punya muka dan tidak tahu harus mengawali dengan kata apa jika berhadapan dengan Sonny.

Drrt ... drrt ... drrt ...!

Nanda merogoh ponsel dan menatap nama Arlita yang masuk ke sana. Tanpa pikir panjang, ia langsung mematikan panggilan telepon dari wanita itu.

Nanda menghela napas. Ia berlari-lari kecil untuk meredakan emosinya sebelum ia masuk ke dalam kamar untuk menemui Ayu.

“Yu ...!” panggil Nanda lembut sambil menghampiri Ayu yang baru saja keluar dari kamar mandi dan sedang mengeringkan rambutnya.

“Hmm.” Ayu menyahut sambil menyambungkan kabel haid dryer ke stopkontak.

Nanda langsung mengambil alih hair dryer itu dan membantu Ayu mengeringkan rambutnya.

Ayu langsung memperhatikan wajah Nanda dari balik cermin yang ada di hadapannya. Sudah hampir tiga bulan mereka tinggal di satu rumah dan baru pertama kalinya Nanda membantunya mengeringkan rambut.

“Yu, aku boleh tanya sesuatu?” tanya Nanda sambil memperhatikan rambut Ayu yang terasa sangat lembut dengan aroma buah yang segar.

“He-em,” sahut Ayu sambil mengangguk kecil.

“Ada perjanjian apa antara keluargaku dan keluarga keratonmu?” tanya Nanda sambil melirik Ayu dari balik cermin.

Ayu menelan saliva begitu mendengar pertanyaan Nanda. Ia pikir, pria ini tidak akan pernah peduli dengan apa pun di dunia ini. Ia terlalu takut untuk menghadapi kenyataan pahit di masa depan sehingga ia memilih untuk menuruti keinginan kedua orang tuanya.

“Yu, are you hear me?” tanya Nanda lirih karena Ayu masih saja bergeming di tempatnya.

Ayu mengangguk.

“Jawabannya?” tanya Nanda sambil menatap wajah Ayu penuh harap.

“I don’t know,” jawab Ayu sambil mengedikkan bahunya.

“Mama Nia bilang, keluarga menuntut banyak hal agar kalian tidak memenjarakanku. Apa semua saham dan harta keluarga kami yang sedang kalian incar?” tanya Nanda sambil menatap serius ke arah Ayu.

Ayu menggeleng lagi. “Aku nggak tahu soal detail tuntutannya. Aku hanya minta satu syarat dari Bunda Rindu supaya aku mau menikah denganmu.”

“Apa syaratnya?”

“Kalau kita bercerai, semua harta kekayaan keluargamu akan menjadi milikku,” jawab Ayu sambil tersenyum.

“Aku nggak nyangka kalau kamu sejahat ini, Ay,” sahut Nanda sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Ayu tersenyum miring. “Sekuat apa pun aku berusaha menjadi baik, kamu akan tetap melihatku sebagai orang jahat. Aku bukan orang yang harus terlihat baik di depan semua orang, Nan. Kalau kamu nggak suka punya istri kayak aku, kita cerai aja dan aku bisa mendapatkan harta keluarga kamu secepatnya.”

“Kamu ...!?” Nanda gelagapan mendengar ucapan Ayu. “Kenapa kamu setega ini sama aku, Yu?”

“Harusnya pertanyaan itu aku yang melontarkannya untuk kamu, Nan.”

Nanda menghela napas. “Tell me, apa yang harus aku lakukan untuk kamu?”

“Tinggalkan Arlita,” jawab Ayu singkat.

“Yu, kita sama-sama mencintai ...”

“I know, Nan. But, we are marriage. Kita ini bukan pacaran. Buat apa rumah tangga ini kalau kamu masih tidak mau melepaskan Arlita? Ada berapa lagi wanita yang kamu pelihara di luar sana?”

“Kamu sendiri, udah putus sama Sonny?”

“Kamu yang sudah bikin kami putus,” jawab Ayu. Ia tetap saja masih tidak bisa memaafkan perbuatan Nanda yang telah membuat semua impiannya dengan Sonny terenggut begitu saja.

Nanda terdiam mendengar jawaban Ayu. Ia benar-benar tidak berdaya jika Ayu telah membuatnya terikat seperti ini. Entah bagaimana cara Ayu melakukannya. Membuat papanya menandatangani perjanjian gila seperti itu, pastilah bukan hal kecil yang dilakukan oleh wanita yang terlihat begitu tenang ini. Apa yang dilakukan Ayu di belakangnya, membuatnya benar-benar tidak bisa berkutik.



((Bersambung...))

 

Jangan lupa sapa di kolom komentar biar author makin semangat nulisnya!

 

 

 

 

 

 

 

 


Manasik Haji 2022 Kecamatan Samboja Diwarnai Hujan Deras

 






Samboja, 04 Juni 2022

Tahun ini adalah tahun pertama penyelenggaraan Manasik Haji setelah 2 tahun terhenti karena pandemi Covid-19. 
Aku merasa sangat bersyukur karena anakku mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kegiatan manasik haji ini.
Anak-anak terlihat antusias untuk mengikuti kegiatan ini dan para orang tua juga ikut bersemangat melihat anak-anak mereka berada di kegiatan ini.
Sayangnya, Manasik Haji yang dilakukan untuk pertama kalinya setelah pandemi, justru diwarnai hujan deras saat proses penyelenggaraan baru saja dimulai.
Karena Livia berada di kloter ketiga dan sudah terlanjur hujan, akhirnya anak-anak harus melaksanakan proses manasik haji dalam keadaan diguyur hujan dan membuat mereka basah kuyup.
Meski begitu, tidak menyurutkan semangat anak-anak untuk mengikuti kegiatan ini hingga selesai. Semua anak tetap antusias mengikutinya dan tetap terlihat ceria. Wajah-wajah mereka tetap saja menikmati derasnya hujan karena fitrah mereka sebagai anak-anak memang senang bermain hujan-hujanan.






Demikian cerita kecil dari pengalaman saya bersama anak. Salam kenal dari Ananda Livia. Mohon doanya semoga dia bisa menjadi anak yang sholehah dan berguna bagi keluarga, agama dan bangsa.



Much Love,

@rin.muna




My Whises

 



Setiap manusia memiliki harapan dan mimpi yang ingin menjadi kenyataan. Begitu juga denganku. Aku ingin sekali semua harapan-harapanku bisa menjadi sebuah kenyataan.

Jika ditanya harapanku apa, jawabannya sangat banyak. Tapi kali ini aku ingin bercerita tentang dua harapan besar yang ingin sekali menjadi sebuah kenyataan. Harapan yang pertama, aku ingin sekali menjadi penulis novel yang terkenal, bukuku dibaca oleh banyak orang di dunia. Yang kedua, aku ingin sekali menginjakkan kaki ke kota Mekkah dan kota-kota lain di seluruh dunia untuk belajar banyak hal. Menjadi penulis yang mendunia dan berkeliling dunia adalah harapan terbesarku.

Dua harapan ini terdengar sangat konyol dan tidak mungkin. Tapi aku akan tetap berusaha untuk mengejar dan mewujudkan mimpi-mimpi itu hingga menjadi sebuah kenyataan. Andai harapan-harapan itu tidak menjadi nyata, aku sudah menghidupkannya di dalam dunia mimpi dan pikiranku. Membayangkannya saja aku sudah merasa sangat bahagia, apalagi impian itu bisa terwujud.

Jika harapan-harapanku itu terwujud. Aku ingin bercerita pada anak-anakku dan seluruh dunia bahwa tidak ada hal yang tidak mungkin jika kita mau berusaha keras untuk mewujudkannya.




____________________________________________________________________



Every human being has whises  and dreams that want to be come true. So am I. I wish all my whises could come true.

When asked what I hope for, the answer is very much. But this time I want to tell you about two big hopes that really want to be come true. The first hope, I really want to be a famous novelist, my book is reading in the world of many people. Second, I really want to going to the city of Mecca and other cities around the world to learn many things. Becoming a worldwide writer and traveling in the world is my greatest whises.

These two whises hear ridiculous and impossible. But I will keep trying to pursue and make my dreams come true. If my whises never come true, I have brought them to life in the world of my dreams and my mind. Just imagining it makes me feel very happy, moreover that dream could be  true.

If my wishes come true. I want to tell with my children and the whole world that nothing is impossible if we work hard to make it happen.





Saturday, May 28, 2022

Opening Celebration by Rogo Wijoyo Agung | Ultah ke-37 Desa Beringin Agung

Opening Celebration  Beringin Agung Village 37th Birthday


 


28 Mei 2022


Rogo  Wijoyo Agung adalah salah satu paguyuban seni dari tiga paguyuban seni kuda lumping di Desa Beringin Agung.

Paguyuban seni ini berdiri sejak tahun 2019 dan berhasil memberikan kontribusi di masyarakat dalam hal pengembangan seni dan budaya daerah. 

Paguyuban seni Rogo Wijoyo Agung dipimpin oleh Bapak Sudiono. Beliau dan rekan-rekannya sangat peduli terhadap perkembangan seni dan budaya daerah. Sehingga, membawa kesenian dari Pulau Jawa untuk dilestarikan di Pulau Kalimantan.



Dalam acara perayaan ulang tahun desa tahun ini, Rogo Wijoyo Agung tidak hanya menampilkan Tari Pegon  dan Tari Barong yang menjadi ciri khas tarian Jawa Timur. Tapi juga menampilkan atraksi-atraksi lain yang menghibur masyarakat.


Rogo Wijoyo Agung menjadi tarian tradisional pembuka untuk acara ulang tahun Desa Beringin Agung yang akan dilaksanakan selama 3 hari 3 malam (28-30 Mei 2022)


Pelaksanaan tari-tarian tradisional selama 3 hari 3 malam ini adalah salah satu bentuk apresiasi pemerintah desa kepada 3 paguyuban seni kuda lumping asal Desa Beringin Agung yang telah memberikan kontribusi dalam masyarakat.



Paguyuban seni kuda lumping yang ada di Desa Beringin Agung semuanya adalah paguyuban yang didirikan atas asas gotong-royong dan rasa kepedulian terhadap masyarakat. Sebab, tidak semua daerah memiliki hubungan sosial antar-masyarakat yang baik yang bisa menghasilkan sebuah komunitas/kelompok/paguyuban yang aktif menjadi pegiat kesenian daerah dan menunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.


Semoga, kerukunan warga Desa Beringin Agung terus terjaga. Selalu menghasilkan prestasi dan menjaga nama baik Desa Beringin Agung secara lokal, nasional dan internasional.



Sampai di sini dulu tulisan kecil dari saya.

Jangan lupa main ke Desa Beringin Agung and finded much love from the peoples in here ...‼️



Much Love,


Rin Muna


Friday, May 6, 2022

My Favorite Place [E-Learning; Writing Task. Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemahan]

 

MY FAVORITE PLACE

www.rinmuna.com


I have a favorite place to hang out. It’s a popular place in the city. It’s a KFC (Kentucky Fried Chicken) and my favorite place is a KFC Coffee in Jl. Gajah Mada, Balikpapan City. It’s a great place for lunch, drink coffee, write a story, discussion and celebrate of birthday.

In a fasade, there are four tables for smooking area. In this area, smokers can relax with the cigarettes without disturbing other custumers.

This place, full of glasses in the right and in front of. The main door is a glass door. In the next door, many table for customer, chair and sofa. In the right is a playground for children. My daugther’s really like playing here. After lounge, there are a counter. I can order some food and beverages in the counter. In the left, there are toilet and wastafel. In the left, there is a stairway to the rooftop. It’s a great room. We relax in here while looking at the bustling city streets. There is a space that can be booked for birthday celebrate and the like.

It’s a great place! Relax and free wifi. I can spend my whole day in this place.


Tuesday, April 26, 2022

Biasakan Anak Mandiri, Bukan Nggak Sayang‼️



Pagi-pagi sekali, aku sempatkan untuk mengintip gadget milik anakku.

Beberapa hari lalu, aku memang mengajarinya untuk membalas pesan, cara mengisi absen dan mengirimkan tugas yang diberikan oleh Ibu Guru lewat group Whatsapp.


Alhamdulillah, hanya kuberikan contoh sekali dan dia langsung apply tanpa banyak tanya-tanya lagi.
Dia sudah bisa membaca dan mengerti dengan baik pesan dari ibu gurunya. Bisa membalas pesan, dan mengirimkan tugasnya secara mandiri. Tidak lagi dibimbing oleh ibunya.

Kenapa sih masih kecil kok dibiarkan main hape sendiri?

Ya. Karena anak harus dibiarkan mandiri. 
Aku adalah salah satu orang tua yang menginginkan anak-anaknya bisa mandiri. Melakukan kegiatannya sehari-hari tanpa banyak meminta bantuan dari ibunya.

Kenapa?

Karena, akan ada saat di mana kita tidak bisa bersama anak. Akan ada momen di mana kita harus meninggalkan anak. Entah itu karena ada keperluan penting, pekerjaan atau bahkan saat sedang sakit.

Jadi, anak sudah terbiasa mengurus kebutuhannya sendiri.

Sejak usia lima tahun, aku sudah membiasakan Livia melakukan semuanya sendiri. Aku hanya akan membantu saat dia merasa kesulitan atau memang belum mamph mengerjakannya. Seperti memasak, aku belum berani melepas dia di dapur sendirian. Masih harus aku awasi meski ia sudah belajar untuk masak sendiri.

Untuk hal-hal yang sekiranya dia bisa lakukan sendiri, aku berusaha untuk tidak mencampurinya.

Membiarkan dia mandiri dan tidak sedikit-sedikit membantu saat belajar, cukup efektif untuk dia mengeksplorasi dirinya sendiri. Dia tidak terlalu bergantung padaku dan rasa ingin tahunya semakin tinggi karena aku lebih banyak memberinya pertanyaan daripada dia yang banyak bertanya. Dia akan mencari sumber jawaban dari buku atau orang-orang di sekelilingnya yang ia anggap tahu.


Oleh karenanya, aku memang membiarkan dia bereksplorasi sendiri dan tetap dalam pengawasan. Sehingga, aku juga terkejut saat melihat chat yang dia kirim ke grup untuk gurunya. Aku bahkan masih belum percaya kalau dia sudah pandai membalas pesan. Hal ini membuatku sedikit lega karena akhirnya anakku sudah mulai mandiri, bisa mengerjakan tugasnya sendiri dan mengirimnya. Tidak begitu merepotkan orang tua kecuali untuk hal-hal yang masih sulit untuk ia jangkau.

Mie Gelas untuk Arga



Pagi ini, matahari sudah meninggi. Aku bahkan belum menyelesaikan cucianku saat putera kecilku terbangun dari tidurnya.

Setiap bangun pagi, Putraku selalu meminta makanan atau minuman. Mungkin, perutnya terasa sangat lapar saat baru saja bangun dari tidurnya.

"Ma ...! Macak mie ...!" seru Arga kecil sambil menghampiriku.

"Mau makan mie?" tanyaku sambil menatap lembut wajah puteraku.

"He-em." Ia mengangguk. Tak sabar meminta aku memasakkan mie instan untuknya.

Hari ini masih bulan puasa. Tidak ada makanan lain yang kubuat di dapur selain nasi. Itu pun tidak banyak. Hanya masak satu gelas untuk aku sahur dan makan kedua anakku yang belum berpuasa.

Aku bergegas menuju dapur. Sayangnya, tidak ada mie instan yang bisa aku masak. Karena kesibukanku mengurus rumah sambil bekerja, membuat aku kerap lupa menyetok makanan untuk anak-anakku.

Aku bergegas meraih dompet yang aku letakkan di atas lemari dapur.

"Sial!" umpatku dalam hati. Di dompetku, hanya ada selembar uang dua puluh ribuan. Hanya tinggal ini saja sisa uangku dan harus aku bagi-bagi untuk keperluan lain.

Sebagai seorang penjahit kecil, penghasilanku tidak seberapa. Tidak setiap hari mendapatkan pelanggan, tidak setiap hari pula aku mendapatkan uang untuk kebutuhan sehari-hari anakku.

Terkadang, aku masih harus pinjam uang pada adikku agar aku bisa membelikan sekaleng susu untuk Arga. Dia sangat suka susu cokelat. Dan dia tidak mau diberi susu formula meski rasa cokelat. Maybe, dia tahu kemampuan mamanya hanya bisa membelikan susu kaleng yang harganya cuma sepuluh ribuan.

Karena sisa uangku yang menipis dan tidak tahu kapan akan mendapatkan uang lagi, aku harus membagi uang dua pulih ribu ini untuk kebutuhan makan beberapa hari ke depan. Entah sampai kapan. Sampai aku bisa mendapatkan uang lagi dari hasil menjahit yang tidak bisa aku tentukan jumlahnya.

Akhirnya, aku memilih untuk membelikannya Mie Gelas saja. Kenapa? Karena harganya murah dari mie instan biasanya. Ini juga cukup untuk makan Arga karena aku selalu menambahkan nasi supaya dia bisa kenyang.

Di saat seperti ini, uang dua puluh ribu memanglah harus cukup untuk beberapa hari. Aku tidak begitu banyak keperluan. Semua keinginanku masih bisa aku tahan. Tapi kebutuhan anak-anakku, aku tidak mungkin tega menahannya. Setiap hari, aku masih bisa bersyukur karena bisa berbuka dengan segelas teh hangat dan dua butir kurma. Itu saja. Tidak banyak makanan yang aku beli saat Ramadan. Karena aku juga sedang berlatih menahan nafsu (keinginan) untuk memakan banyak makanan yang padw akhirnya lebih sering mubazir.

Kata orang, berkah bulan Ramadan adalah ketika kita makan sahur sedikit, berbuka puasa sedikit, tapi perut kita selalu kenyang dan tidak merasa sedang menjalankan ibadah puasa. Jauh berbeda dengan kondisi kita saat sedang tidak berpuasa.

Karena itulah aku bisa menjadi lebih berhemat pengeluaran. Tidak banyak biaya yang aku keluarkan untuk kebutuhan sehari-hari. Jadi, uang dua puluh ribu ini pasti cukup untuk bertahan beberapa hari ke depan.
Aku belikan saja mie gelas untuk Arga supaya dia bisa tetap makan, bisa tetap kenyang dan tidak rewel karena tidak ada makanan lain yang bisa ia makan.

Sederhana saja, tapi itu sudah cukup membuatku bahagia. Setidaknya, aku tidak membiarkan anak-anakku kelaparan. Aku juga tidak takut kalau keluarga kecilku akan kelaparan karena aku percaya kalau Allah akan selalu ada untukku dan menolong anak-anakku.

Ramadan tahun lalu, ketakutan ini pernah membayangiku. Bagaimana jika aku tidak bisa memberikan makanan dan pakaian yang layak untuk anak-anakku? Bagaimaba jika aku tidak bisa memberikan pendidikan yang baik dan berkualitas untuk anak-anakku kelak.

Sebab, semuanya harus aku tanggung dan pikul seorang diri. Hingga akhirnya Ramadan kali ini menjadi Ramadan pertama kali yang aku jalani bersama dengan dua anakku saja sebagai seorang single mom. 

Aku tidak sedih. Aku bahkan selalu tersenyum pada anak-anakku meski mereka hanya bisa makan dengan sesuap nasi dan garam, nasi dan kecap atau nasi dengan ikan asin. Rasanya, hidupku lebih berarti dan berharga. Setidaknya, tidak ada lagi belati yang menusukku dari belakang saat kedua tanganku sedang berdarah-darah memperjuangkan masa depan anak-anakku, memperjuangkan mereka agar bisa hidup layak dan diterima dengan baik di masyarakat. 

Aku sendiri sudah lelah dikucilkan, dihina dan dipandang sebelah mata karena terlahir dari keluarga miskin. Itulah sebabnya, aku tidak ingin anak-anakku juga dipandang sebelah mata oleh teman-teman sebayanya. Aku ingin, mereka bisa menjalani hidup normal, bersosialisasi dengan baik dan mendapatkan banyak cinta dari orang-orang di sekelilingnya.


Meski hari ini aku hanya bisa memberi makan mie gelas untuk Arga, tapi aku yakin kalau Tuhan akan memberi rezeki lain hingga bisa membuatnya merasakan nikmatnya makan daging.


Untuk para single mom yang sedang berjuang di luar sana, jangan menyerah!
Ingatlah! Anak-anak akan tetap bahagia bersama ibunya. Mereka akan tetap bahagia meski tidak pernah melihat ayahnya. Sebab, ibu juga bisa menjadi sosok ayah yang sempurna untuk anak-anaknya dalam memberikan kebutuhan dan kasih sayang. 

Be Strong!
Karena Mie Gelas untuk Arga ini adalah semangatku untuk bisa memberikan hal yang lebih baik lagi untuk esok hari.



Terima kasih sudah bersedia membaca ceritaku ...!
Jangan bersedih!
Karena aku menuliskan kisah ini dengan senyuman dan harapan yang lebih baik lagi di masa depan.



Much Love,


Rin Muna


Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas