Labels
Thursday, July 7, 2022
Tuesday, July 5, 2022
WARNING !!! Waspada Penipuan Mengatasnamakan PT. Alam Jaya Persada dan Darwin Indigo
Sunday, June 19, 2022
Sajadah Usang dan Hebatnya Kekuatan Sedekah
Saking
miskinnya, aku punya sajadah nggak pernah ganti. Bahkan sudah sobek di
sisi-sisinya pun masih aku pakai.
Yah, mau
gimana lagi. Mau beli sajadah baru, tapi kalah sama kebutuhan hidup. Lagipula,
ini sajadah masih bisa terpakai dan sangat layak meski aku memilikinya sejak
aku duduk di bangku SMP.
Sajadah
kecil ini punya sejarah besar dalam hidupku. Menemani setiap hari-hariku sejak
masih remaja hingga kini. Bisa dikatakan, barang ini adalah barang yang tidak
hilang dan rusak selama belasan tahun.
Sejadah ini
bukan aku beli dengan uangku sendiri. Aku mendapatkannya sekitar tahun 2007
dari seorang donatur saat aku tinggal di panti asuhan. Tidak tahu siapa donatur
yang sudah memberikan sajadah hari itu, siapa pun dia, amalannya tentu akan
terus mengalir hingga kini.
Kenapa?
Karena sajadah pemberian donatur ini masih aku pakai sampai sekarang. Dari aku
SMP, sampai aku sudah punya dua anak, aku masih menggunakannya setiap hari. Tentunya,
amalanku itu juga akan mengalir kepadanya setiap aku beribadah.
Sehebat itu
kekuatan sedekah, meski nilainya tidak seberapa, manfaatnya bertahan begitu
lama dan menjadi amalan jariyah.
Hal kecil
ini mengajarkan aku tentang sedekah. Sedekah tidak harus berbentuk uang. Sedekah
juga bisa berbentuk barang seperti sajadah ini. Bahkan, bisa bermanfaat hingga
bertahun-tahun.
Sampai saat
ini, aku belum memiliki keinginan untuk mengganti sajadahku. Selain nggak punya
uang, sejadah ini juga masih bagus dan aku sayang banget sama barang ini.
Buatku, dia punya nilai yang sangat tinggi karena sudah menjadi kawan suka-duka
selama bertahun-tahun. Menjadi tempatku bersujud saat aku sedang berada di
titik terendah dalam hidupku. Terkadang bisa menjadi selimut yang menghangatkan
saat malamku begitu sepi dan kedinginan.
Kalau kamu
gimana? Punya barang sederhana yang pernah kamu sedekahkan ke orang lain dan
orang itu masih menggunakannya sampai sekarang?
Saturday, June 18, 2022
Bab 12 - Tak Bisa Berkutik
Nanda mondar-mandir di ruang
tamu rumahnya puluhan kali sambil menunggu Roro Ayu pulang ke rumahnya. Ia
tidak tahu apa yang dilakukan oleh istrinya di luar sana hingga membuat kedua
orang tuanya murka. Ia sangat kesal karena merasa dipermainkan oleh wanita yang
terlihat tenang, lembut dan penurut itu. Yang lebih parahnya lagi, ia tidak
mengetahui sama sekali perihal perjanjian antara keluarga Perdanakusuma dan
keluarga bangsawan Keraton Surakarta yang jelas-jelas merugikan salah satu
pihak.
“Ay, kamu ini ngapain aja sih?
Sudah jam sembilan malam, kenapa belum pulang juga? Ngapain aja sama Sonny?”
gerutu Nanda sambil menggaruk kepalanya dengan gelisah.
Perasaan Nanda semakin tak
karuan saat sebuah mobil berhenti di depan pagar rumahnya. Ia buru-buru berlari
keluar dari rumah dan melihat Ayu keluar dari dalam mobil tersebut.
“Thank’s ya udah antarin aku!”
ucap Ayu sambil menatap Sonny yang duduk di balik kemudi.
Sonny mengangguk sambil
tersenyum ke arah Ayu yang menatapnya dari luar kaca mobil yang ia buka. “Salam
untuk Nanda, ya!”
Ayu mengangguk. “Mau masuk
dulu?”
Sonny menggeleng. “Lebih baik
aku nggak pernah ketemu dia. Takut nggak bisa nahan emosi,” ucapnya sambil
tertawa kecil.
Ayu tersenyum kecut menatap
wajah Sonny. Pria yang selalu ia nantikan dan rindukan selama beberapa tahun
belakangan ini. Semua impiannya kandas dalam semalam hanya karena ulah pria
yang — sialnya, malah menjadi suaminya.
“Nggak usah sedih! Nanda pasti
bisa bahagiain kamu. Aku pulang dulu, ya! Next time ... kalau aku pulang ke Surabaya,
kamu masih mau ketemu sama aku ‘kan? Sebagai teman.”
Ayu mengangguk sambil tersenyum
manis.
Sonny balas tersenyum. Ia
segera menutup kaca mobilnya saat melihat Nanda berlari ke arahnya dan bergegas
pergi meninggalkan Ayu yang masih berdiri di depan pagar rumahnya hingga mobil
Sonny benar-benar menghilang dari pandangannya.
Ayu menghela napas kecil. Ia
membalikkan tubuhnya tak bersemangat. Melangkah perlahan dengan berat hati
untuk masuk ke dalam rumah yang lebih cocok disebut neraka dunia dalam kehidupannya.
“Ngapain aja sama Sonny sampai
jam segini?” tanya Nanda sambil menatap serius ke arah Ayu.
“Ngobrol,” jawab Ayu santai
sambil melangkah masuk ke dalam rumahnya.
“Ngobrolin apa dari waktu makan
siang sampai jam setengah sepuluh malam?” tanya Nanda.
“Ngobrolin banyak hal tentang
masa lalu dan masa depan,” jawab Ayu. Ia langsung melangkah melewati tubuh
Nanda begitu saja.
“Mampir hotel dulu sama dia?”
tanya Nanda sambil menatap punggung Ayu yang hampir mencapai pintu rumahnya.
Ayu langsung menghentikan
langkahnya sejenak. Ia benar-benar kesal dengan pertanyaan Nanda yang
seolah-olah sedang menuduhnya melakukan hal-hal yang tidak senonoh. Ia ingin
marah, tapi hatinya terlalu lelah untuk berdebat dengan suaminya itu. Ia
memilih untuk melangkahkan kakinya kembali masuk ke dalam rumah.
“Yu ... Ayu!” seru Nanda sambil
mengejar langkah kaki Ayu. “Jawab pertanyaanku, Yu!”
“Nggak penting,” sahut Ayu
lirih.
Nanda langsung menyambar
pergelangan tangan Ayu dan menarik tubuh wanita itu hingga merapat ke tubuhnya.
“Apa sih, Nan? Mau kamu apa?”
tanya Ayu sambil menatap serius ke wajah Nanda.
“Kamu ngapain aja sama Sonny
sampai pulang semalam ini?” tanya Nanda.
“Menurutmu?” tanya Ayu balik
sambil menatap wajah Nanda penuh keberanian.
Nanda terdiam saat bayangan
wajahnya masuk ke dalam manik mata Ayu. Perasaannya tak karuan saat sorot mata
itu menyiratkan sebuah kepiluan. “Shit!” umpatnya dalam hati karena semua
emosinya tiba-tiba luruh di hadapan wanita itu.
“Nan, apa karena kamu begitu
sama Arlita ... kamu anggap aku juga seperti itu?” tanya Ayu dengan mata
berkaca-kaca.
Nanda terdiam mendengar pertanyaan Ayu.
“Aku capek berdebat terus sama
kamu, Nan. Kalau kamu mau tahu aku ngapain aja sama Sonny, kamu bisa telepon
dia dan tanya langsung ke dia. Masih punya nomernya ‘kan?” tanya Ayu sambil
menatap tajam ke arah Nanda.
Nanda terdiam. Sejak kasus
kehamilan Ayu terkuak, ia tidak memiliki keberanian untuk menghadapi sahabatnya
itu. Merenggut tunangan sahabatnya
dengan cara biadab adalah hal yang tidak pernah terpikirkan olehnya. Dan yang
lebih parahnya lagi, ia tidak memiliki keberanian untuk meminta maaf secara
personal kepada Sonny.
Ayu menghela napas pelan. Ia
melepaskan genggaman tangan Nanda perlahan dan melangkah perlahan menuju ke
kamarnya.
Nanda menggaruk kepalanya yang
tidak gatal. Ia mondar-mandir di sana dengan perasaan tak karuan. Hidupnya yang
terbiasa santai dan sesukanya, berubah hanya dalam sekejap sejak ia melakukan
kesalahan besar dalam hidupnya. Ia bahkan tidak memiliki keberanian untuk
menemui Sonny. Ia benar-benar tidak punya muka dan tidak tahu harus mengawali
dengan kata apa jika berhadapan dengan Sonny.
Drrt ... drrt ... drrt ...!
Nanda merogoh ponsel dan
menatap nama Arlita yang masuk ke sana. Tanpa pikir panjang, ia langsung
mematikan panggilan telepon dari wanita itu.
Nanda menghela napas. Ia
berlari-lari kecil untuk meredakan emosinya sebelum ia masuk ke dalam kamar
untuk menemui Ayu.
“Yu ...!” panggil Nanda lembut
sambil menghampiri Ayu yang baru saja keluar dari kamar mandi dan sedang
mengeringkan rambutnya.
“Hmm.” Ayu menyahut sambil
menyambungkan kabel haid dryer ke stopkontak.
Nanda langsung mengambil alih
hair dryer itu dan membantu Ayu mengeringkan rambutnya.
Ayu langsung memperhatikan
wajah Nanda dari balik cermin yang ada di hadapannya. Sudah hampir tiga bulan
mereka tinggal di satu rumah dan baru pertama kalinya Nanda membantunya
mengeringkan rambut.
“Yu, aku boleh tanya sesuatu?”
tanya Nanda sambil memperhatikan rambut Ayu yang terasa sangat lembut dengan
aroma buah yang segar.
“He-em,” sahut Ayu sambil
mengangguk kecil.
“Ada perjanjian apa antara
keluargaku dan keluarga keratonmu?” tanya Nanda sambil melirik Ayu dari balik
cermin.
Ayu menelan saliva begitu
mendengar pertanyaan Nanda. Ia pikir, pria ini tidak akan pernah peduli dengan
apa pun di dunia ini. Ia terlalu takut untuk menghadapi kenyataan pahit di masa
depan sehingga ia memilih untuk menuruti keinginan kedua orang tuanya.
“Yu, are you hear me?” tanya
Nanda lirih karena Ayu masih saja bergeming di tempatnya.
Ayu mengangguk.
“Jawabannya?” tanya Nanda
sambil menatap wajah Ayu penuh harap.
“I don’t know,” jawab Ayu
sambil mengedikkan bahunya.
“Mama Nia bilang, keluarga
menuntut banyak hal agar kalian tidak memenjarakanku. Apa semua saham dan harta
keluarga kami yang sedang kalian incar?” tanya Nanda sambil menatap serius ke
arah Ayu.
Ayu menggeleng lagi. “Aku nggak
tahu soal detail tuntutannya. Aku hanya minta satu syarat dari Bunda Rindu
supaya aku mau menikah denganmu.”
“Apa syaratnya?”
“Kalau kita bercerai, semua
harta kekayaan keluargamu akan menjadi milikku,” jawab Ayu sambil tersenyum.
“Aku nggak nyangka kalau kamu
sejahat ini, Ay,” sahut Nanda sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Ayu tersenyum miring. “Sekuat
apa pun aku berusaha menjadi baik, kamu akan tetap melihatku sebagai orang
jahat. Aku bukan orang yang harus terlihat baik di depan semua orang, Nan.
Kalau kamu nggak suka punya istri kayak aku, kita cerai aja dan aku bisa
mendapatkan harta keluarga kamu secepatnya.”
“Kamu ...!?” Nanda gelagapan mendengar
ucapan Ayu. “Kenapa kamu setega ini sama aku, Yu?”
“Harusnya pertanyaan itu aku
yang melontarkannya untuk kamu, Nan.”
Nanda menghela napas. “Tell me,
apa yang harus aku lakukan untuk kamu?”
“Tinggalkan Arlita,” jawab Ayu
singkat.
“Yu, kita sama-sama mencintai
...”
“I know, Nan. But, we are
marriage. Kita ini bukan pacaran. Buat apa rumah tangga ini kalau kamu masih
tidak mau melepaskan Arlita? Ada berapa lagi wanita yang kamu pelihara di luar
sana?”
“Kamu sendiri, udah putus sama
Sonny?”
“Kamu yang sudah bikin kami
putus,” jawab Ayu. Ia tetap saja masih tidak bisa memaafkan perbuatan Nanda
yang telah membuat semua impiannya dengan Sonny terenggut begitu saja.
Nanda terdiam mendengar jawaban
Ayu. Ia benar-benar tidak berdaya jika Ayu telah membuatnya terikat seperti
ini. Entah bagaimana cara Ayu melakukannya. Membuat papanya menandatangani
perjanjian gila seperti itu, pastilah bukan hal kecil yang dilakukan oleh
wanita yang terlihat begitu tenang ini. Apa yang dilakukan Ayu di belakangnya,
membuatnya benar-benar tidak bisa berkutik.
((Bersambung...))
Jangan lupa sapa di kolom
komentar biar author makin semangat nulisnya!
Manasik Haji 2022 Kecamatan Samboja Diwarnai Hujan Deras
My Whises
Setiap manusia memiliki harapan
dan mimpi yang ingin menjadi kenyataan. Begitu juga denganku. Aku ingin sekali
semua harapan-harapanku bisa menjadi sebuah kenyataan.
Jika ditanya harapanku apa,
jawabannya sangat banyak. Tapi kali ini aku ingin bercerita tentang dua harapan
besar yang ingin sekali menjadi sebuah kenyataan. Harapan yang pertama, aku
ingin sekali menjadi penulis novel yang terkenal, bukuku dibaca oleh banyak
orang di dunia. Yang kedua, aku ingin sekali menginjakkan kaki ke kota Mekkah
dan kota-kota lain di seluruh dunia untuk belajar banyak hal. Menjadi penulis
yang mendunia dan berkeliling dunia adalah harapan terbesarku.
Dua harapan ini terdengar sangat
konyol dan tidak mungkin. Tapi aku akan tetap berusaha untuk mengejar dan
mewujudkan mimpi-mimpi itu hingga menjadi sebuah kenyataan. Andai
harapan-harapan itu tidak menjadi nyata, aku sudah menghidupkannya di dalam
dunia mimpi dan pikiranku. Membayangkannya saja aku sudah merasa sangat
bahagia, apalagi impian itu bisa terwujud.
Jika harapan-harapanku itu
terwujud. Aku ingin bercerita pada anak-anakku dan seluruh dunia bahwa tidak
ada hal yang tidak mungkin jika kita mau berusaha keras untuk mewujudkannya.
____________________________________________________________________
Every human being has whises and dreams that want to be come true. So am I.
I wish all my whises could come true.
When asked what I hope for, the
answer is very much. But this time I want to tell you about two big hopes that
really want to be come true. The first hope, I really want to be a famous
novelist, my book is reading in the world of many people. Second, I really want
to going to the city of Mecca and other cities around the world to learn many
things. Becoming a worldwide writer and traveling in the world is my greatest whises.
These two whises hear ridiculous
and impossible. But I will keep trying to pursue and make my dreams come true.
If my whises never come true, I have brought them to life in the world of my
dreams and my mind. Just imagining it makes me feel very happy, moreover that
dream could be true.
If my wishes come true. I want to
tell with my children and the whole world that nothing is impossible if we work
hard to make it happen.
Saturday, May 28, 2022
Opening Celebration by Rogo Wijoyo Agung | Ultah ke-37 Desa Beringin Agung
28 Mei 2022
Rogo Wijoyo Agung adalah salah satu paguyuban seni dari tiga paguyuban seni kuda lumping di Desa Beringin Agung.
Paguyuban seni ini berdiri sejak tahun 2019 dan berhasil memberikan kontribusi di masyarakat dalam hal pengembangan seni dan budaya daerah.
Paguyuban seni Rogo Wijoyo Agung dipimpin oleh Bapak Sudiono. Beliau dan rekan-rekannya sangat peduli terhadap perkembangan seni dan budaya daerah. Sehingga, membawa kesenian dari Pulau Jawa untuk dilestarikan di Pulau Kalimantan.
Dalam acara perayaan ulang tahun desa tahun ini, Rogo Wijoyo Agung tidak hanya menampilkan Tari Pegon dan Tari Barong yang menjadi ciri khas tarian Jawa Timur. Tapi juga menampilkan atraksi-atraksi lain yang menghibur masyarakat.
Rogo Wijoyo Agung menjadi tarian tradisional pembuka untuk acara ulang tahun Desa Beringin Agung yang akan dilaksanakan selama 3 hari 3 malam (28-30 Mei 2022)
Pelaksanaan tari-tarian tradisional selama 3 hari 3 malam ini adalah salah satu bentuk apresiasi pemerintah desa kepada 3 paguyuban seni kuda lumping asal Desa Beringin Agung yang telah memberikan kontribusi dalam masyarakat.
Paguyuban seni kuda lumping yang ada di Desa Beringin Agung semuanya adalah paguyuban yang didirikan atas asas gotong-royong dan rasa kepedulian terhadap masyarakat. Sebab, tidak semua daerah memiliki hubungan sosial antar-masyarakat yang baik yang bisa menghasilkan sebuah komunitas/kelompok/paguyuban yang aktif menjadi pegiat kesenian daerah dan menunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.
Semoga, kerukunan warga Desa Beringin Agung terus terjaga. Selalu menghasilkan prestasi dan menjaga nama baik Desa Beringin Agung secara lokal, nasional dan internasional.
Sampai di sini dulu tulisan kecil dari saya.
Jangan lupa main ke Desa Beringin Agung and finded much love from the peoples in here ...‼️
Much Love,
Rin Muna
Friday, May 6, 2022
My Favorite Place [E-Learning; Writing Task. Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemahan]
MY FAVORITE PLACE
www.rinmuna.com |
I have a favorite place
to hang out. It’s a popular place in the city. It’s a KFC (Kentucky Fried
Chicken) and my favorite place is a KFC Coffee in Jl. Gajah Mada, Balikpapan
City. It’s a great place for lunch, drink coffee, write a story, discussion and
celebrate of birthday.
In a fasade, there are
four tables for smooking area. In this area, smokers can relax with the
cigarettes without disturbing other custumers.
This place, full of
glasses in the right and in front of. The main door is a glass door. In the
next door, many table for customer, chair and sofa. In the right is a
playground for children. My daugther’s really like playing here. After lounge,
there are a counter. I can order some food and beverages in the counter. In the
left, there are toilet and wastafel. In the left, there is a stairway to the
rooftop. It’s a great room. We relax in here while looking at the bustling city
streets. There is a space that can be booked for birthday celebrate and the
like.
It’s a great place!
Relax and free wifi. I can spend my whole day in this place.