Friday, February 22, 2019

Puisi | Suasana Pedesaan | M. David | Taman Bacaan Bunga Kertas



Source: pixabay.com

SUASANA PEDESAAN
Karya : M. David

Pagi yang indah di halaman desaku
Harum wangi padi yang menyenangkan
Hatiku dan warna hijau padi
Dan aliran air yang deras
Di dekat padi berpaduan
Dengan hembusan angin yang menabrak padi
Yang sangat hijau bercampur dengan kicauan burung-burung yang merdu
Banyak orang-orang memanen padi
Banyak orang memancing ikan di aliran sungai

PROFIL PENULIS
Nama                                    : M. David
Tempat, tanggal lahir            : NTT, 17 Agustus 2004
Sekolah                                 : Kelas 6 SDN 036 Samboja
Komunitas                            : Taman Bacaan Bunga Kertas


Puisi | Penjahat Yang Kejam | Diyas Bagas Pratama | Taman Bacaan Bunga Kertas

Source: pixabay.com



PENJAHAT YANG KEJAM
Karya : Diyas Bagas Pratama

Wahai penjahat
Janganlah engkau
Membunuh orang lain
Karena itu perbuatan keji

Kalau bisa bertaubatlah engkau
Jangan sesekali lagi kamu membunuh orang lain
Bagaimana akhiratmu nanti

Kalau kamu kelak
Untuk memasuki neraka
Bagaimana penjahat yang kejam
Itu adalah perbuatan jin
Sekarang juga
Kau
Bertaubatlah si penjahat.

PROFIL PENULIS
Nama                               : Diyas Bagas Pratama
Tempat, tanggal lahir      : Balikpapan, 21 Maret 2007
Sekolah                           : Kelas VI SDN 036 Samboja
Komunitas                      : Taman Bacaan Masyarakat

Puisi | Ayah, Cepatlah Pulang! | Agus | Taman Bacaan Bunga Kertas


Source: pixabay.com


AYAH, CEPATLAH PULANG ...!
Karya : Agus

Ayah
Kau membuatku semangat walaupun aku sedih
Tak pernah kulupakan jasamu sampai selamanya
Ayah
Aku akan semangat jalani hariku yang hebat
Denganmu aku hebat
Ayah
Jikalau pulang aku akan memeluk Ayah
Cepatlah pulang ...!
Aku merindukanmu, Ayah
Cepatlah pulang ...!

PROFIL PENULIS
Nama                               : Agus
Tempat, tanggal lahir      : Beru, 31 Agustus 2005
Sekolah                           : Kelas VI SDN 036 Samboja
Komunitas                      : Taman Bacaan Bunga Kertas

Puisi | Langit Yang Indah | Ilham Mauludin Candra | Taman Bacaan Bunga Kertas

Source: pixabay.com


LANGIT YANG INDAH
Karya : Ilham Mauludin Candra

Langit yang penuh keindahan
Bulan menerangi bumi
Bintang yang berkilap-kilap
Bintang menemaniku berbicara
Bulan menemaniku terlelap
Aku akan menjagamu setiap malamku
Aku menyayangimu seperti ibuku sendiri



PROFIL PENULIS
Nama                               : Ilham Mauludin Candra
Tempat, tanggal lahir      : Samboja, 23 Maret 2007
Sekolah                           : Kelas VI SDN 036 Samboja
Komunitas                      : Taman Bacaan Bunga Kertas

Puisi | Tamanku Yang Indah | Muhammad Syafik | Taman Bacaan Bunga Kertas

Source: pixabay.com


TAMANKU YANG INDAH
Karya : Muhammad Syafik

Wahai tamanku engkau begitu indah
Dan engkau seperti bunga hatiku
Orang-orang sangat menyukaimu
Dan engkau begitu ramai

Engkau memberikan bunga
Yang berwarna-warni
Engkau juga memberikan kebahagiaan

Setiap hariku aku pergi
Menemuimu di setiap pagi
Aku pergi menyiramimu di pagi hari.

PROFIL PENULIS
Nama                                    : Muhammad Syafik
Tempat, tanggal lahir      : Beru, 02 Februari 2007
Sekolah                                                : SDN 036 Samboja
Komunitas                          : Taman Bacaan Bunga Kertas

Puisi | Pahlawan | Nur Amalina | Taman Bacaan Bunga Kertas

Source: pixabay.com



PAHLAWAN
Karya : Nur Amalina

Wahai pahlawan sejati
Engkau pembela bangsa ini
Engkau pembela tanah air ini

Engkau memperjuangkan bangsamu
Semi masa depan rakyatmu

Karena kau Indonesia merdeka
Karena kau kami hidup bahagia
Pahlawan
Aku akan mengenang semua jasa yang kau punya




PROFIL PENULIS
Nama                                      : Nur Amalina
Tempat, tanggal lahir             : Samboja, 22 Oktober 2006
Sekolah                                  : Kelas VI SDN 036 Samboja
Komunitas                             : Taman Bacaan Bunga Kertas

Puisi | Pulau Bali | Taman Bacaan Bunga Kertas | Dea Aulia Pratiwi




PULAU BALI
Karya : Dea Aulia Pratiwi

Inilah Pulau Dewata
Bali, namanya
Letaknya di timur Pulau Jawa
Kecil mungil dilihat dalam peta

Orang menyebutnya
Pulau Seribu Pura
Sebab banyak Pura ditemukan di sini
Tempat rakyat beribadat kepada Illahi

Terdapat beberapa kota besar
Singaraja dan Denpasar
Ada Universitas Udayana

Masyarakat hidup gotong-royong
Seperti subak dalam perairan sawah
Bekerja, bekerja tolong menolong
Membangun pulau, tanah air yang indah


PROFIL PENULIS

Nama                               : Dea Aulia Pratiwi
Tempat, tanggal lahir      : Bulungan, 04 Desember 2004
Sekolah                           : Kelas VI SDN 036 Samboja
Komunitas                      : Taman Bacaan Bunga Kertas

Cerpen | Uangnya Ke Mana Ya?

Sumber Gambar: pixabay.com


Hari ini adik sepupuku datang ke rumah. Dia bermaksud menginap beberapa hari karena kami berbeda kota.
Saat dia sedang asyik main gadget, aku mengajaknya untuk keluar sebentar ke jalan provinsi. Sebab, aku memang tinggal di daerah terpencil yang jaraknya sekitar delapan kilometer dari jalan provinsi.
Sepanjang perjalanan, dia ngedumel soal jalanan yang rusak. Aku hanya menanggapi asal-asalan saja.
"Sialan! Nembel jalan kok ya nanggung banget? Putusnya pas di tengah gunung gini. Kenapa nggak dilanjutkan sampe sana sekalian?" umpatnya ketika motor yang kami pakai menghantam gundukan semenisasi sambungan yang terputus di tengah gunung. Sekitar 10 meter, ada lagi gundukan semen tambalan jalan.
"Yah, emang dibikin begitu. Kan lumayan juga, yang 10 meter bisa masuk kantong," celetukku ngasal.
"Asyem ki, malah dikorupsi. Mikirin kantong dewe!"
"Ya iya lah, mikirin kantong dewe. Timbang mikirin kantong orang?" sahutku sambil tertawa terbahak-bahak.
"Otaknya koruptor ya emang gitu. Gak mikirin rakyat kecil!"
"Hehehe ... udahlah jangan ngedumel aja. Rakyat kecil kayak kita ini memang bisanya cuma ngomel doang. Nggak ada yang hiraukan, tetep aja banyak koruptor. Nggak cuma pejabat tinggi, pejabat rendah aja bisa korupsi kalo nggak kuat imannya."
"Iya, sih."
"Padahal daerah ini termasuk daerah kaya loh. Di sini ada perusahaan tambang minyak, tambang batubara, perusahaan kelapa sawit yang lumayan besar. Tapi, pembangunan infrastrukturnya nggak begitu pesat. Uangnya masuk ke mana ya?"
"Nggak tau juga aku, nggak paham politik!" sahut Reza.
"Eh, aku kepikiran sesuatu deh. Gimana kalo kita bikin konten kayak gitu?"
"Konten apaan?"
"Konten buat nyindir pejabat yang korupsi. Ceritanya ... aku jadi pejabat koruptor, kamu jadi rakyat cilik. Kamu berani nggak?" tantangku.
"Berani, lah. Bikin video gitu doangan."
Kami pun menyiapkan perlengkapan video setelah kembali ke rumah.
Kebetulan, sepupuku ini hobi banget nge-vlog walau enggak terkenal.
Naskah dialog juga sudah kami persiapkan untuk membuat video. Sebisa mungkin, kritik terhadap pejabat koruptor bisa tersampaikan dengan baik. Karena aku yang berperan sebagai koruptor. Maka, aku harus membuat orang yang menonton membenci aku sebenci-bencinya. Artinya ... aku berhasil memerankan tokoh koruptor di sini.
Mulai dari korupsi uang seribu rupiah sampai ratusan juta rupiah.
"Jadi koruptor itu enak ya?" tanya Reza usai kami membuat video kreatif.
"Hah!? Sejak kapan korupsi jadi profesi?"
"Lah? Kok profesi sih?"
"Itu tadi kamu bilang jadi koruptor. Biasanya, orang bilang jadi polisi, jadi guru, jadi dokter dan lain-lain. Bukan jadi koruptor!" jelasku.
"Ish ... Mbak ini aneh, lho!" celetuk Reza.
"Hehehe ..." Aku cengengesan.

###

Memang benar, kalau sudah urusan politik, isinya pasti segala tipu daya dan upaya. Yang benar bisa jadi salah, yang salah bisa jadi benar.
Terlebih di era digital yang semakin berkembang dengan pesat. Kita tidak bisa membedakan mana yang jujur dan mana yang berbohong. Bahkan, berita hoax mudah sekali tersebar dan mendoktrin masyarakat luas.
Kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan pemerintah, bisa jadi masyarakatnya juga yang salah. Begitu juga sebaliknya. Semua harus bisa introspeksi diri dan menyadari kekurangan masing-masing agar bisa bersikap lebih baik lagi.

Thursday, February 21, 2019

Kisah Terbentuknya Komunitas Kreatif "MAMUJA" di Samboja


Sumber Ilustrasi : pexels.com/rawpixel

Desa Beringin Agung, Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara.

Hari minggu, tanggal 03 Februari 2019 aku dan beberapa teman ibu-ibu Samboja berinisiatif untuk ngumpul bareng.
Tepat pukul 16.00 WITA, ibu-ibu muda sudah berkumpul di ruangan Taman Bacaan Bunga Kertas. Aku bahagia karena mereka bersedia untuk datang memenuhi undanganku.

Awalnya, aku pesimis ketika akan mengumpulkan ibu-ibu untuk berkumpul. Niat untuk membuat perkumpulan ibu-ibu ini awalnya aku utarakan pada Mbak Anis (Crafter) dan Mbak Rety (Crafter) ketika mereka datang ke Taman Baca untuk meminjam buku. Niatku ini disambut baik oleh mereka dan mereka menyetujui niatku untuk membuat perkumpulan ibu-ibu kreatif.
Akhirnya, aku menghubungi beberapa orang yang ada di kontak WA-ku. Alhamdulillah mereka bersedia untuk hadir. Ada 9 orang yang hadir pada pertemuan pertama itu.
Dari pertemuan tersebut, kami sepakat untuk membentuk sebuah komunitas ibu-ibu kreatif yang diberi nama "MAMUJA". Mamuja sendiri merupakan akronim dari Mama Muda Samboja.

Silahkan lihat video ini untuk melihat kegiatan pertama kami berdiskusi.


Ada beberapa point hasil diskusi yang telah kami rangkum. Hal yang paling penting adalah bagaimana kami bisa membangun solidaritas dan loyalitas untuk saling berkumpul dalam visi dan misi yang sama. Saling memahami kekurangan masing-masing, sebab itu adalah hal yang paling sulit untuk kita lakukan. Kita bisa mempromosikan diri kita lebih baik dari orang lain, namun terkadang kita lupa kalau kita memiliki kekurangan. Oleh karenanya, kita juga harus bisa memahami kekurangan orang lain agar kita bisa seterusnya menjalin silaturahmi yang baik.

Yang penting ibu-ibu mau ngumpul dulu. Ke depannya seperti apa, akan kami diskusikan sambil berjalan. Oleh karenanya, dalam perkumpulan ibu-ibu muda ini belum ada yang namanya struktur organisasi. Belum ada ketua atau bendahara. Semuanya menjadi tanggung jawab bersama. Program kerjanya pun akan kami susun sambil berjalannya kegiatan ini.

Kami berharap bisa terus ngumpul seperti ini sampai seterusnya. Ibu-ibu bisa berkreasi sembari bermain dengan anak-anaknya. Tentunya, kami berharap kegiatan ini bisa memberikan manfaat bagi warga Desa Beringin Agung demi terwujudnya masyarakat yang mandiri dan berkesinambungan. Saya sendiri tidak ingin kegiatan ini hanya hangat-hangat tahi ayam. Maksudnya, hanya eksis di awal-awal kemudian lambat laun semangatnya mengendur. Saling menyemangati dan memotivasi tentunya menjadi salah satu hal utama agar kegiatan komunitas ini dapat berjalan dengan baik.

Dan inilah akhirnya...
Kami membentuk sebuah komunitas Mama Muda Kreatif yang aktif dan produktif. Kami sepakat untuk ngumpul rutin setiap hari Kamis dan Minggu sore. Dengan seringnya hadir atau ngumpul, maka solidaritas dan rasa kekeluargaan akan terbentuk dengan baik.



Terima kasih untuk Mama Muda Samboja ...!
Semoga kita selalu bisa memberikan motivasi dan inspirasi untuk anak-anak penerus bangsa. Menjadi masyarakat yang mandiri dengan pemberdayaan ekonomi kreatif.


37 Kosa-Kata Yang Mendeskripsikan Mimik Wajah (Mata Tokoh) Dalam Cerita

pexel.com/Min An
Hai, teman-teman!
Kalian suka bingung nggak sih kalau bikin cerita saat mendeskripsikan mimik wajah tokoh yang ada di dalam cerita?
Aku kadang suka bingung. Bagusnya gimana ya?
Jadi, aku sering banget cari-cari ilmu kepenulisan baik offline maupun online.
Dan akhirnya aku dapat juga beberapa kosa-kata yang memang sudah nggak asing lagi, karena sering aku temui di dalam buku-buku yang aku baca.

Berikut ini kosa-kata yang cocok untuk menggambarkan kondisi mata pada mimik wajah tokoh dalam cerita:

Mata / Matanya ...

  1. ... melebar
  2. ... berkeling
  3. kelopak ... terkulai.
  4. ... menyipit
  5. ... menyala
  6. ... melesat
  7. memicingkan ...
  8. ... mengerjap
  9. ... berbinar
  10. ... berkelebat
  11. ... berkilat
  12. ... dibakar dengan...
  13. ... menyala dengan...
  14. ... berkedip-kedip
  15. ... bersinar
  16. sudut ... berkerut
  17. memutar bola matanya
  18. ... menatap...
  19. air matanya menggenang
  20. ... basah
  21. ... berkilau
  22. ... mengkilap
  23. ia menahan air mata
  24. menutup ...
  25. dahinya mengerut
  26. garis muncul di antara alisnya
  27. alisnya bertautan
  28. alisnya tersentak bersama-sama
  29. alisnya naik
  30. ... ditutup
  31. memejamkan ...
  32. ia mengangkat alisnya
  33. ... melotot
  34. ... mengintip
  35. ... meneliti
  36. ... mengamati
  37. pupil matanya besar

Sumber : Materi Kepenulisan Online

Baca juga :
Bagaimana Membuat Outline / Kerangka Karangan yang Baik dan Mudah? 

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas