Labels
Akrostik
Artikel
Belajar Bahasa Inggris
Belajar Nulis
Berita
Biografi
Cerpen
Daily
Dongeng
Ekonomi & Bisnis
English Course
Esai
Fashion
Fizzo
Kegiatan
Kompetisi Menulis
Kuliner
Literature
Materi Nulis
My Experience
Novel MLB
Novel ILY Ustadz
Novelme
Opini
Pendidikan
Prestasi
Puisi
Ranting Ranti
Review Aplikasi
Review Drama
Review Novel
Rumah Literasi Kreatif
Sastra
Social and Humanity
Wisata
Wednesday, December 26, 2018
Tuesday, December 25, 2018
Friday, December 21, 2018
Contoh Laundry Design~ BinatuMini Laundry
Dokumen Pribadi |
Sembari menunggu beberapa anak yang datang untuk mengecat rak buku yang sudah dibuat beberapa hari lalu, aku membuat bunga yang merupakan pesanan dari salah satu tetanggaku.
Usai salat jumat, aku langsung bergegas menuju Km.31 untuk mengantarkan bunga pesanan dari salah seorang guru yang akan ia berikan pada seseorang yang spesial di hari ibu.
Sepulang mengantarkan bunga, aku sempatkan terlebih dahulu untuk mampir ke salah satu toko bangunan yang berada di daerah kuala. Aku membeli cat warna biru yang akan digunakan untuk mengecat taman baca.
Setelah pulang ke rumah, keponakanku sudah menjemput karena sebelumnya kami sudah janjian untuk masak bareng.
Hingga menjelang isya' aku baru pulang dari rumah keponakanku. Sangat melelahkan kegiatan hari ini.
Aku langsung membaringkan tubuhku di atas kasur.
Tepat pukul 08.00 seseorang tiba-tiba mengirimkan pesan Whatsapp kepadaku yang isinya minta tolong dibuatkan flyer dan spanduk untuk usaha yang sedang ia rintis.
Aku sudah bilang kalau tidak bisa aku kerjakan sekarang karena banyak yang harus kukerjakan. Namun, pada akhirnya aku melangkahkan kakiku menuju ruangan tempatku biasa mengerjakan hobiku.
Aku membuka laptop dan akhirnya mengklik aplikasi CorelDraw untuk membuat design gambar usaha Laundry milik salah satu tetanggaku.
Taraaa... akhirnya jadi juga design untuk spanduk. Kebetulan pemiliknya adalah Tumini dan dia bilang mau ada namanya di spanduknya. Akhirnya, di kepalaku tiba-tiba saja muncul sebuah kalimat "Binatu Mini" yang berasal dari kata "Bina Tumini". Dua kata ini memiliki 3 makna sekaligus.
Yang pertama, Binatu Mini : artinya adalah usaha binatu kecil-kecilan milik Mbak Tumini.
Kedua, Bina Tumini : artinya usaha ini adalah usahaa binaan mbak Tumini.
Ketiga, nama Tumini ada di dalamnya yang merupakan pemilik dari usaha laundry tersebut.
Keren juga ya?
Hmm,,, gimana menurutmu? Keren nggak si? Karena tiap orang punya penilaian yang berbeda-beda sesuai dengan standar kemampuan masing-masing. Bagiku, ini sudah cukup bagus. Walau aku yakin pasti masih ada yang bilang kalau my design is very bad. Buatku, tetaplah memuaskan dan membanggakan karena aku bisa bikin walau hanya sederhana.
Gambar di atas adalah hasil designku yang disupport dengan karya-karya ilustrasi dari pixabay.com.
Semoga hal ini dapat menambah semangatku untuk terus belajar berkarya dan karya-karyaku bisa diterima di masyarakat walau hanya hal-hal yang sangat sederhana.
~Rin Muna~
East Borneo, 21 November 2018
9 to 1 - 27 a.g.e
Dokumen Pribadi |
Jika angka tertinggi adalah 1, maka aku
sekarang ada di angka 9. Bagiku, angka 9 adalah proses menuju 1. Tuhan adalah
satu-satunya tempatku berlabuh kelak. Setiap manusia punya proses kehidupan.
Tidak bisa serta-merta mmenjadi hebat begitu saja. Ada proses yang harus
dilalui.
Hari ini, 9 November 2018. Tepat di tanggal
dan bulan yang sama aku hadir menatap dunia. Menjadi bocah polos yang bahkan
tidak tahu bagaimana aku harus menjalani hidup. Hidup serba kekurangan
menjadikan aku anak yang kuat. Tetap ceria walau seringkali diterpa kesedihan,
ketakutan dan rasa malu.
Ada rasa syukur yang tak henti aku panjatkan.
Dalam setiap doa, aku tak pernah meminta kebahagiaan untuk diriku sendiri. Ada
orang-orang yang aku perjuangkan. Ada orang-orang yang ingin aku bahagiakan. Walau
aku tahu, aku belum bisa berbuat banyak.
Ada dua orang tua yang usianya sudah senja.
Aku menemani dan merawat mereka sejak usia sekolah dasar. Mereka adalah nenek
dan kakekku. Aku tidak punya banyak uang untuk membahagiakan mereka atau
membalas apa yang sudah mereka berikan. Aku hanya berdoa setiap hari agar
mereka selalu diberikan kesehatan. Tidak diberikan rasa sakit yang amat
menyiksa. Aku ingin semua rasa sakit itu diberikan padaku saja. Jangan pada
tubuh renta yang bahkan setiap hari masih setia menyuguhkan secangkir teh atau
kopi untuk keluarga. Hingga hari ini, mereka masih sehat dan kuucap syukur
untuk apa yang telah aku lalui bersama mereka selama 27 tahun ini.
Ada Ibu yang begitu tegar menghadapi kerasnya kehidupan.
Wanita yang begitu kuat berjuang demi kebahagiaan anak-anaknya. Tak pernah aku
dengar keluhnya selama 27 tahun aku hidup bersamanya. Tak pernah aku dengar
rasa sakitnya selama 27 tahun aku ada di sisinya. Bagiku, Ibu adalah wanita
istimewa yang mengajariku apa arti sebuah perjuangan, pengorbanan, kasih sayang
dan keikhlasan. Seorang wanita yang
hidup tanpa seorang kakak atau adik. Hanya anak satu-satunya yang harus merawat
kedua orang tuanya yang kini sudah renta. Maka aku ambil alih tugas ibu sebagai
baktiku padanya. Walau aku tahu tak seberapa. Aku pilih merawat kakek dan nenek
bersamaku. Mencintainya selayaknya mereka mencintaiku sewaktu kecil. Apapun
yang mereka inginkan, aku selalu berusaha memenuhi. Mudah atau susah, aku tak
pernah mau mengeluh. Agar mereka tak perlu tahu kesulitan yang aku rasakkan.
Bagiku, bahagialah yang seharusnya aku tunjukkan.
Ada ayah yang begitu bijak mengajariku
menyikapi hidup. Yang tak henti memberi nasihat. Yang selalu berucap lembut
menegur salahku. Laki-laki yang pertama kali aku kenal dalam hidupku. Yang
terkadang menyebalkan tapi aku tetap cinta. Sulit mengungkapkan perasaanku
untuk sosok ayah yang begitu kuat, bijaksana, dan selalu menyayangi.
Ada dua orang adik yang aku perjuangkan pendidikannya.
Sampai mereka mandiri. Tak minta kiriman uang jajan. Bahkan kini mereka
memberi. Air mata ini tak henti menetes kala kuingat bagaimana memperjuangkan
mereka. Aku bukan siapa-siapa. Aku hanya gadis belia waktu itu. Yang juga ingin
hidup normal seperti yang lain. Tapi aku juga punya tanggung jawab besar pada
dua adikku. Aku tidak ingin melihat kedua orang tuaku berjuang sendiri. Maka,
dengan tangan mungil aku rangkul mereka untuk bisa merasakan duduk di bangku
sekolah. Setidaknya, bisa sama dengan yang lain. Aku bersyukur dianugerahi dua
orang adik yang cerdas. Yang hati mereka pun begitu peduli pada keluarga.
Jarang sekali mereka meminta uang walau tak punya, mereka menunggu diberi. Dan
bersyukur punya dua orang adik yang baik. Yang bisa dengan bijak menyikapi baik
buruknya kehidupan. Si cowok dengan kedewasaannya memilih untuk tidak pernah
merokok, terlebih hal lainnya. Si cewek dengan kedewasaannya memilih untuk
menutup diri dari pergaulan bebas, dari godaan rayuan lelaki dengan menyibukkan
diri. Allah beri kami anugerah. Dan semua lelahku mulai surut walau aku tahu
saat ini ada perjuangan baru yang harus aku lakukan.
Ada wajah mungil putri kecil yang selalu
membuatku semangat menjalani kesulitan sesulit apa pun. Ada senyum kecil yang
selalu membuatku yakin bahwa aku berdiri di sini bukan untuk mencari
kebahagiaanku, tapi kebahagiaan dia yang harus aku cari. Sebab bahagiaku adalah
melihatnya bahagia.
Ada dua tangan yang selalu memelukku ke mana
pun aku pergi. Di tangannya ridho itu ada membimbingku. Dua tangan yang selalu
setia merengkuhku kala aku merasakan sakit. Dua tangan yang siap mendorong
semangatku kala aku ingin menyerah. Dua tangan yang siap melakukan apa pun demi
bisa melihatku bahagia. Bagaimana bisa aku tunjukkan rasa lelah pada
penyemangat jiwa? Sedangkan senyum itulah yang sungguh ia inginkan. Maka aku
akan selalu tersenyum untukmu walau sakit. Sebab tanganmu ada untuk menghapus
air mata. Terima kasih sudah setia menemani setiap langkah kaki yang lemah ini.
Terima kasih untuk semuanya. Untuk keluarga, saudara
dan teman-teman yang tak mampu kusebutkan satu per satu. Yang telah memberikan
aku banyak pelajaran hidup. Yang telah mengajarkan aku untuk bersikap dewasa.
Mengajarkan aku banyak hal yang tidak bisa aku temui di rumah atau sekolah.
Semua tempat bagiku istimewa. Semua orang bagiku istimewa. Tempatku belajar
banyak hal.
Terima kasih untuk waktu yang berharga.
Terima kasih untuk 27 tahun dunia menerima
semua salah dan dosaku.
Semoga kita semua selalu berada dalam ruang
kebaikan dan surga adalah tempat kita berkumpul kelak.
Sumber gambar: Dokumen Pribadi
~Rin Muna~
East Borneo, 09 November 2018
Datang dan Saksikan Persembahan Anak Negeri! [Melestarikan Budaya Jawa di Pulau Kalimantan]
Samboja. Minggu, 23 Desember 2018. Turonggo Lestari Budoyo yang merupakan sebuah paguyuban pimpinan Bapak Praptiyanto kembali menggelar pertunjukkan untuk menghibur masyarakat sekitar Desa Beringin Agung Samboja.
Paguyuban Seni Kuda Lumping ini berdiri pada tahun 2017 dan melakukan pertunjukkan pertama kali pada awal tahun 2018. 23 Desember 2018 merupakan penampilan yang keempat kalinya setelah melalui beberapa perjuangan yang tak sedikit.
Paguyuban ini berdiri atas kerjasama dan gotong royong warga Desa Beringin Agung. Semangat anak-anak muda Temanggung untuk melestarikan kebudayaannya membuat Paguyuban ini terus berkembang. Yang awalnya hanya menampilkan tari-tarian tradisional seperti Tari Sintren (Anak-anak, Remaja dan Dewasa), Tari Warok, Tari Kuda Lumping Temanggung, Tari Cendrawasih, Tari Pendet Bali dan Leak Bali. Kini mulai berkembang dengan menampilkan tarian lain yakni Tari Sontoloyo Wonosobo yang membuat Paguyuban Kuda Lumping ini semakin kaya akan tarian budayanya.
Diharapkan paguyuban ini dapat memberikan sumbangsih dalam pelestarian kebudayaan daerah dan menjadi salah satu objek pariwisata di daerah Samboja, Kalimantan Timut.
Paguyuban Seni Kuda Lumping ini telah berhasil mengkolaborasikan beberapa tarian di dalamnya.
Diharapkan kedepannya dapat terus berkolaborasi dengan tari-tarian lain baik yang berasal dari Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi dll sebagai wujud terciptanya ragam budaya di Indonesia dan keramahan budaya yang mampu bersinergi dalam melestarika budaya Indonesia.
Saksikan penampilan spektakuler dari Turonggo Lestari Budoyo yang hanya disiarkan secara langsung di Desa Beringin Agung, Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Samboja, 21 Desember 2018
Monday, December 3, 2018
Friday, November 2, 2018
Biografi | Zulhamdani A.S
Zulhamdani A.S lahir di kota kecil Sanga-Sanga (Kutai Kartanegara), 13 Mei 1958. Belajar teater dan film di ASDRAFI (Akademi Seni Drama & Film Indonesia di Yogyakarta. Lulus dari ASDRAFI pada tahun 1981. Pernah mengajar pelatihan pantomime di ASDRAFI selama 2 tahun. Pada tahun 1980-1986 berkeliling di beberapa daerah di tanah air termasuk Kalimantan Timur untuk pentas teater, pantomime dan memberikan workshop teater.
Sebagai seorang sastrawan, seniman dan budayawan Kaltim, karya-karyanya berupa cerpen, puisi, karya tulis/artikel dan lain-lain sudah banyak dimuat di media lokal, nasional dan internet. Termasuk salah satunya buku kumpulan cerpen yang berjudul "Bingkisan Petir: (ed. Korrie Layun Rampan, 2005) yang beredar di toko buku Gramedia. Zulhamdani A.S. sudah menulis lebih dari 100 puisi. Seorang penulis senior scenario TV di Kaltim yang sudah ditulisnya sebanyak 73 judul, antara lain : ANAK SEPANJANG SUNGAI (50 Episode), HANTU BANYU (20 episode), MANDAU (FTV) dan lain-lain.
Salah satu episode "ANAK SEPANJANG SUNGAI" mewakili Indonesia dalam Festival Sinetron Anak Antar Negara Asia Pasific di Jepang (1997). Begitu pula film televise (FTV) yang berjudul "MANDAU" pernah ditayangkan TVRI Jakarta, TPI Jakarta, TVRI Balikpapan, TVRI Samarinda dan TV3 Malaysia.
Zulhamdani A.S pernah membintangi FTV (Mandau) sebagai pemeran utama (antagonis), peran utama film semi documenter "DI BALIK PENOBATAN SULTAN SALAHUDIN" di Tenggarong dan "APA-APANYA DONG" sebagai peran pengganti Titik Puspa, juga film sejarah "JANUR KUNING", "SERANGAN FAJAR" dan "ASA DI FAJAR MERAH" sebagai peran figuran dan peran pembantu. Tahun 2013, Zulhamdani A.S menjadi peran pembantu di film "API CINTA DI TANA PASER" bersama Wulan Guritno dan Pit Pagau sebagai pemeran utamanya, juga bermain di film dokumenter "SUNGAI WAIN BALIKPAPAN" sebagai peran utama.
Pada tahun 2002 mendapatkan juara II nasional penulisan buku cerita (novel) dengan judul "DAYAK-DAYAK" di Jakarta, menyisihkan 300 penulis se-Indonesia yang diselenggarakan oleh DEPAG RI di Jakarta. DKB Award diperoleh Zulhamdani A.S pada tahun 2002 di bidang teater. Penghargaan tertinggi dari Walikota Balikpapan (Imdad Hamid, SE) sebanyak 3 kali, Pembina Teater (2003), Pemerhati Seni (2008), Perintis Seni Sastra dan Budaya (2009). Mendapat undangan baca puisi di Malaysia (2008) dan undangan membaca puisi di Radio dan Televisi Kerajaan Brunei Darusalam (2010).
Sebagai seorang sastrawan, seniman dan budayawan Kaltim, karya-karyanya berupa cerpen, puisi, karya tulis/artikel dan lain-lain sudah banyak dimuat di media lokal, nasional dan internet. Termasuk salah satunya buku kumpulan cerpen yang berjudul "Bingkisan Petir: (ed. Korrie Layun Rampan, 2005) yang beredar di toko buku Gramedia. Zulhamdani A.S. sudah menulis lebih dari 100 puisi. Seorang penulis senior scenario TV di Kaltim yang sudah ditulisnya sebanyak 73 judul, antara lain : ANAK SEPANJANG SUNGAI (50 Episode), HANTU BANYU (20 episode), MANDAU (FTV) dan lain-lain.
Salah satu episode "ANAK SEPANJANG SUNGAI" mewakili Indonesia dalam Festival Sinetron Anak Antar Negara Asia Pasific di Jepang (1997). Begitu pula film televise (FTV) yang berjudul "MANDAU" pernah ditayangkan TVRI Jakarta, TPI Jakarta, TVRI Balikpapan, TVRI Samarinda dan TV3 Malaysia.
Zulhamdani A.S pernah membintangi FTV (Mandau) sebagai pemeran utama (antagonis), peran utama film semi documenter "DI BALIK PENOBATAN SULTAN SALAHUDIN" di Tenggarong dan "APA-APANYA DONG" sebagai peran pengganti Titik Puspa, juga film sejarah "JANUR KUNING", "SERANGAN FAJAR" dan "ASA DI FAJAR MERAH" sebagai peran figuran dan peran pembantu. Tahun 2013, Zulhamdani A.S menjadi peran pembantu di film "API CINTA DI TANA PASER" bersama Wulan Guritno dan Pit Pagau sebagai pemeran utamanya, juga bermain di film dokumenter "SUNGAI WAIN BALIKPAPAN" sebagai peran utama.
Pada tahun 2002 mendapatkan juara II nasional penulisan buku cerita (novel) dengan judul "DAYAK-DAYAK" di Jakarta, menyisihkan 300 penulis se-Indonesia yang diselenggarakan oleh DEPAG RI di Jakarta. DKB Award diperoleh Zulhamdani A.S pada tahun 2002 di bidang teater. Penghargaan tertinggi dari Walikota Balikpapan (Imdad Hamid, SE) sebanyak 3 kali, Pembina Teater (2003), Pemerhati Seni (2008), Perintis Seni Sastra dan Budaya (2009). Mendapat undangan baca puisi di Malaysia (2008) dan undangan membaca puisi di Radio dan Televisi Kerajaan Brunei Darusalam (2010).
Balikpapan, 18 Maret 2018
Sumber : Catatan Zulhamdani A.S saat memberikan materi "Dongeng" pada Pelatihan Pembinaan Komunitas Literasi Balikpapan (Oktober 2018)
Wednesday, October 31, 2018
Surat Terbuka Gol A Gong Untuk Politisi Negeri Ini
28 Oktober pukul 06.10
MOHON MAAF, MARI KITA JAGA SIMBOL "L" SEBAGAI "LOVE, LESTARI, LITERASI"
Kepada Tim Sukses
Prabowo - Sandiaga Uno
Jokowi - Ma'ruf Amin
di Tempat
MOHON MAAF, MARI KITA JAGA SIMBOL "L" SEBAGAI "LOVE, LESTARI, LITERASI"
Kepada Tim Sukses
Prabowo - Sandiaga Uno
Jokowi - Ma'ruf Amin
di Tempat
Hal: Salam L
Assalammualaikum wrtt.wrbb.
Bismillah.
Salam damai.
Bismillah.
Salam damai.
Setelah peristiwa Pak Ngabalin (dengan simbol "L = libas, lawan, lanjutkan"), kini simbol "L" juga digunakan oleh kubu Prabowo - Uno sebagai "vertikal = Allah" dan "horisontal = manusia".
Saya berada di lapangan. Saya aktif di setiap kegiatan gerakan literasi nasional; saya jadi narsum di dialog literasi, memberi pelatihan menulis novel, TV Program, esai, cerita bergambar dari dus bekas, dan membaca puisi, Semua bergembira.
Tapi ketika tiba waktu membuat kenangan dengan swa foto atau foto bersama, hampir kebanyakan orang (terlebih ASN ), merasa kikuk, bahkan cenderung "fobia". Kadang saya merasa kasihan, hanya karena menggerakkan satu, dua jari, dampak negatif menimpa! Terutama ASN, yang tiba-tiba saja harus menerima kenyataan pahit!
"L" tidak lagi membawa nikmat, tapi membawa petaka!
Saya mengucapkan terima kasih kepada timses Jokowi - Ma'ruf Amin, yang langsung menindaklanjuti dengan menghentikan penggunaan simbol "L", setelah ada reaksi keras dari para aktivis "Love, Lestari, Literasi". Semoga timses Prabowo - Uno pun demikian, tidak lagi bermain-main dengan simbol "L" yang sudah lama digunakan dan mendarah daging di jiwa para aktivis lingkungan dan literasi.
Saya memahami, jika semua orang memiliki hak untuk memperlakukan simbol "L" sebagai apa pun. Tapi, dengan segala hormat, mari kita seimbangkan hidup kita ini. Mari kita sterilkan simbol "L" dari kepentingan sesaat. Mari kita kembalikan "L" sebagai bentuk kegembiraan kita bersama.
"L" yang membahagiakan.
"L" yang membahagiakan.
Saran saya kepada para penggerak "L = love, lestari, literasi", teruskan perjuangan. Jangan ragu. Allah tidak tidur. Allah tahu kenapa kita mengacungkan dua jari, membentuk simbol "L".
Mohon bantuan untuk membagikan.
Selamat Hari Sumpah Pemuda .
Terima kasih sudah membaca status saya ini.
Tetap semangat.
Salam hormat dari saya.
Tetap jaya Indonesia.
Selamat Hari Sumpah Pemuda .
Terima kasih sudah membaca status saya ini.
Tetap semangat.
Salam hormat dari saya.
Tetap jaya Indonesia.
Wassalam
Jakarta, 28/10/2018
Gol A Gong
Pendiri Komunitas Rumah Dunia
Penasehat Form Lingkar Pena
Penasehat Forum Taman Bacaaan Masyarakat
Sumber : Facebook Gol A Gong
Jakarta, 28/10/2018
Gol A Gong
Pendiri Komunitas Rumah Dunia
Penasehat Form Lingkar Pena
Penasehat Forum Taman Bacaaan Masyarakat
Sumber : Facebook Gol A Gong
KOLEKSI BUKU TAMAN BACA [tbbk-0010] “Rahasia Tubuh Kita”
KOLEKSI BUKU TAMAN BACA
[tbbk-0010]
“Rahasia Tubuh Kita”
Status
Buku
|
|
Donatur
|
Pemdes
Beringin Agung
|
Jumlah
Buku
|
1
|
Judul Buku : Rahasia
Tubuh Kita (The Secret of Our Body)
Penulis : Yoli Hendi
Translater : Diyan
Unmu Dzujah
Editor : Arief
Anggoro
Editor Translite :
Nur Lailatur Rofiah
Ilustrasi : Ucis Umal
Design Cover :
Muchlis
Penerbit : Luxima
Metro Media
ISBN :
978-602-268-193-9
Cetakan : I, Februari
2018
Ukuran Buku : 19 x 19
cm
Ketebalan Buku : 38
hal.
Sinopsis :