Cerita Kehidupan yang Menginspirasi dan Menghibur by Rin Muna a.k.a Vella Nine

Tuesday, February 4, 2025

Bab 48 : Pesona Kakak Ipar

 


“Harusnya, pegawai kecil kayak kamu cukup tahu diri. Masuk ke tempat ini, bener-bener nggak cocok.” Bellina menghampiri Yuna yang sedang berdiri seorang diri.

 

Yuna hanya tersenyum kecil sambil menggoyang-goyangkan gelas minumnya.

 

Di belakang mereka, ada Amara yang terlihat sangat angkuh dan elegan. Ia bisa mendengar semua pembicaraan Yuna dan Bellina, namun tidak begitu memperdulikan.

 

“Yeriko itu bukan pria sembarangan. Dia nggak mungkin mau menikah sama kamu kalau kamu bukan wanita penggoda. Apa yang diharepin sama cewek miskin kayak kamu kalau bukan kekayaan Yeriko?”

 

Yuna tersenyum sinis ke arah Bellina.”Harusnya kamu ngomong kayak gitu sama diri kamu sendiri!”

 

Bellina tersenyum ke arah Yuna. “Aku? Aku bukan cewek miskin kayak kamu. Aku sama Lian, kami sederajat. Sedangkan kamu? Cuma itik kampung yang pengen jadi angsa. Kamu pikir, kamu kelihatan cantik pakai gaun kayak gini?” Bellina menarik gaun Yuna.

 

Yeriko langsung datang menghampiri Yuna. Ia melindungi tubuh Yuna dari cengkeraman Bellina. “Jangan ganggu istriku!” sentak Yeriko sambil menatap kesal ke arah Bellina.

 

“Aku nggak ganggu dia. Jelas-jelas dia yang mengganggu banget. Sampah kecil kayak gini, nggak seharusnya ada di tempat ini,” sahut Bellina.

 

Amara yang ada di belakang Bellina melangkah maju dan ikut mencibir Yuna. “Oh ... ternyata istri kamu ini cuma orang miskin yang nggak punya bisnis sama sekali? Nggak malu ambil dia jadi istri?”

 

Yeriko menatap tajam ke arah Bellina dan Amara. Ia tidak mengucapkan apa pun. Namun, dari raut wajah dan tatapan yang dingin. Membuat Bellina dan Amara ketakutan.

 

“Kalian nggak punya hak sama sekali menentukan siapa yang pantas jadi istriku!” tegas Yeriko. Ia meraih lengan Yuna dan membawa istrinya meninggalkan dua wanita yang telah menyerang istrinya itu.

 

Bellina sangat kesal dengan kehadiran Yuna dalam acara tersebut. Di dalam hatinya, masih ada dendam yang membara. Melihat Yuna lebih unggul darinya, ia merasa sangat khawatir kalau Lian akan kembali ke sisi Yuna.

 

Bellina melangkahkan kakinya mendekati meja dan minum beberapa gelas wine. Ia merasa hatinya sangat kesal dan membuatnya menenggak beberapa gelas wine yang ada di depannya.

 

Lian yang melihat Bellina minum banyak, langsung menghampiri Bellina. “Kenapa minum banyak banget?”

 

Bellina menjatuhkan kepalanya ke dada Lian dan menangis tersedu.

 

“Kenapa?” tanya Lian.

 

“Sayang, kamu tahu kan kalau Yuna nggak pernah suka sama hubungan kita. Dia habis maki-maki aku habis-habisan. Padahal, aku Cuma mau ngucapin selamat ke dia.”

 

“Sudahlah. Suatu hari, dia pasti bisa menerima aku jadi kakak iparnya dengan baik,” sahut Lian sambil menatap tubuh Yuna yang sedang bersama Yeriko dengan rekan-rekan bisnisnya.

 

Lian terus menatap Yuna yang terlihat sangat cantik dengan gaun dan make up yang ia kenakan. Matanya hampir tak berkedip dan terus mengikuti setiap gerak-gerik Yuna secara diam-diam.

 

Bellina menyadari sikap Lian yang masih memerhatikan Yuna diam-diam. Ia merasa, Yuna mulai menjadi ancaman bagi hubungannya dengan Lian. Ia sangat khawatir, bukan hanya khawatir, ia juga sangat takut kehilangan Lian.

 

Sementara, di seberang sana terlihat Yuna dan Yeriko sedang berbincang asyik Lutfi.

 

“Kakak Ipar, kamu cantik banget hari ini,” puji Lutfi.

 

Yeriko tersenyum dan langsung menarik tubuh Yuna ke dalam dekapannya. “Gimana? Serasi kan?”

 

Lutfi manggut-manggut menanggapi pertanyaan Yeriko. “Nggak nyangka kalau bakal dapet kakak ipar secantik ini,” lanjut Lutfi.

 

Yeriko tertawa kecil melihat Lutfi.

 

“Eh, itu tunangannya Chandra?” tanya Yuna sambil menatap Chandra yang sedang bersama dengan Amara.

 

Yeriko dan Lutfi menganggukkan kepala. “Kenapa?”

 

“Cantik banget!” puji Yuna tanpa berkedip menatap Amara. “Tapi ...” Yuna menundukkan kepala, mengingat kejadian yang terjadi beberapa menit lalu saat ia dan Bellina sedang berdebat.

 

“Nggak usah dipikirkan! Sifatnya dia memang seperti itu,” tutur Yeriko.

 

“Hah!? Kenapa? Dia nindas Kakak Ipar?” tanya Lutfi.

 

Yuna menggelengkan kepala sambil tersenyum.

 

“Hmm ... dia memang cantik dan kaya. Tapi ... sifatnya nggak begitu baik. Aku masih nggak ngerti kenapa Chandra bisa tergila-gila sama perempuan kayak gitu,” celetuk Lutfi.

 

Yeriko langsung menepuk lengan Lutfi sambil mengerdipkan matanya.

 

Lutfi meringis. “Kakak Ipar, kamu tahu nggak kenapa banyak pria kaya suka sama cewek cantik daripada cewek pintar?”

 

Yuna mengerutkan kening dan menggelengkan kepala.

 

“Karena ... cewek cantik bisa diajak bersenang-senang. Hahaha. Tapi, lebih beruntung lagi kalau bisa dapetin cewek cantik dan pintar.”

 

Yuna tertawa kecil menanggapi ucapan Lutfi. Ia tidak mengerti kenapa Lutfi tiba-tiba mengatakan hal seperti itu.

 

“Kakak Ipar, kamu lebih suka cowok yang serius atau lucu?”

 

“Hmm ... yang lucu.”

 

“Kenapa?”

 

“Asyik aja. Pasti nggak pernah kesepian.”

 

“Gimana dengan dia?” tanya Lutfi sambil menunjuk Yeriko dengan dagunya.

 

Yuna langsung menatap Yeriko. “Dia pria yang serius. Sangat membosankan!” bisik Yuna sambil menahan tawa.

 

“Hmm ...” Yeriko hanya berdeham mendengar candaan Yuna dan Lutfi.

 

Lutfi tertawa kecil melihat wajah Yeriko yang masih begitu serius. “Kakak Ipar, kamu tahu kalau Yeriko nggak pernah pacaran. Sampai-sampai, dia harus dicarikan jodoh sama kakeknya. Siapa sangka, dia malah milih kamu. Kamu pasti orang yang spesial. Kamu mau dengar nggak cerita lucu waktu Yeriko dijodohin sama cewek-cewek cantik pilihan kakeknya?”

 

“Oh ya?” Wajah Yuna terlihat sangat berbinar dan antusias mendengar cerita dari Lutfi. “Ceritain dong!” pintanya sambil melirik Yeriko.

 

“Ada cewek yang tiba-tiba ditaruh di pesawat waktu perjalanan ke London. Cewek itu agresif banget. Yeriko mau lari tapi nggak bisa ke mana-mana. Jalan satu-satunya cuma lompat dari dalam pesawat. Dia bener-bener bikin kegaduhan di dalam pesawat. Hahaha.”

 

Yuna tergelak mendengar cerita Lutfi. “Loh? Bukannya dia bos. Harusnya di kelas bisnis kan? Kenapa bisa ada cewek bisa deketin?”

 

“Kan udah diatur sama Kakek,” sahut Lutfi tak bisa menahan tawanya.

 

Yuna tertawa kecil. “Nggak nyangka ya kalau kamu juga bisa bertingkah konyol dan memalukan. Aku pikir ...” Yuna menatap wajah Yeriko yang mengunci rapat-rapat bibirnya sembari mengangkat dagu.

 

Lutfi menggaruk kepalanya yang tidak gatal menghadapi tatapan tajam Yeriko yang hampir menyayat lehernya. “Mmh ... Kakak Ipar, aku ke sana dulu ya!” pamitnya sambil membalikkan tubuhnya perlahan.

 

“Mau ke mana?” tanya Yeriko menahan langkah Lutfi.

 

Lutfi menelan ludah mendengar pertanyaan Yeriko.

 

“Sudahlah! Jangan marah!” pinta Yuna sambil menatap Yeriko. “Aku nggak akan bergosip ke mana-mana, kok.”

 

Lutfi tersenyum sambil berbalik menatap Yuna dan Yeriko. “Aha, bener banget! Nggak ada orang lain yang tahu cerita ini kecuali aku, Chandra dan Kakak Ipar.”

 

Yuna tertawa kecil. “Gimana dengan orang lain yang ada di pesawat itu?”

 

Lutfi tertawa kembali. “Iya juga ya?”

 

“Lut, itu ada Mr. David!” Yeriko menunjuk seorang pria berwajah eropa. Ia langsung menarik Lutfi menghampiri orang tersebut.

 

Yuna tersenyum, ia memilih untuk mencicipi beberapa makanan yang terhidang di atas meja. Memberikan kesempatan pada Yeriko untuk berbincang dengan banyak pebisnis lainnya.

 


((Bersambung ...))

 

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © Rin Muna
Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | Edited by Gigip Andreas