Zaman
semakin maju, tapi kualitas moral manusia semakin mundur. Banyak penyimpangan
sosial yang saat ini dianggap normal. Kenapa? Apa pengaruh terbesarnya dan
bagaimana dampak yang timbul dari normalisasi penyimpangan sosial?
Bicara
tentang moral, tentunya kita akan membicarakan tentang pedoman hidup seseorang.
Tentang perbuatan baik yang harus dilakukan dan perbuatan buruk yang harus
ditinggalkan. Moral, satu kata yang terlihat sepele, semu, tidak bisa disentuh,
tetapi memiliki pengaruh besar bagi kehidupan. Sayangnya, moral yang seharusnya
semakin baik seiring dengan perkembangan zaman, justru semakin menurun, bahkan bisa
dibilang jeblok.
Moral
memiliki tatanan penting dalam menjalankan roda kehidupan manusia. Oleh
karenanya, orang-orang penting harus memiliki moral yang baik, supaya seluruh
dunia bisa menjadi lebih baik. Tetapi hal ini tidak bisa terjadi karena
kerusakan moral terjadi secara global di seluruh dunia. Bahkan, orang-orang
yang duduk di kursi penguasa tertinggi, memiliki kualitas moral yang buruk. Indikatornya
ialah terjadinya banyak korupsi, kolusi, dan nepotisme di dalam sebuah negara.
Ketika
sebuah bangsa memiliki pemimpin bermoral buruk, maka bangsa tersebut akan mudah
hancur tanpa berperang dengan negara lain. Artinya, pemimpin yang tidak
bermoral sedang menghancurkan masa depan bangsanya sendiri.
Contoh
kasus yang marak terjadi ialah perang argumentasi antar pemimpin hingga
pemimpin negara yang tidak beretika dalam berkomentar dan dianggap sebagai hal
lumrah oleh para pendukungnya. Bukankah hal ini menjadi sumber utama rusaknya
moral bangsa? Tapi semua seolah dianggap wajar hingga menjadi panutan negatif
bagi rakyatnya.
Ditambah
lagi dengan literatur buruk yang tertulis abadi untuk masa depan. Kenapa aku
bilang buruk? Karena ada banyak penulis nakal yang melahirkan tulisan-tulisan
bakal. Tulisan nakal melahirkan
penyimpangan sosial yang dinormalisasi. Terlebih, tulisan zaman sekarang adalah
tulisan yang sangat mudah diakses oleh semua kalangan. Sehingga, tidak menutup
kemungkinan kalau kita akan bertemu dengan tulisan-tulisan nakal yang
memengaruhi pola pikir dan aktivitas sosial manusia.
Kita
bisa mengambil contoh dan pelajaran dari kasus skandal video syur antara guru
dan murid di Gorontalo pada tahun 2024. Hubungan terlarang antara siswi SMA dan
gurunya itu kerap menjadi bahan bacaan yang disajikan oleh penulis di sebuah
platform baca online. Beberapa penulis memilih untuk menormalisasi penyimpangan
sosial dengan menjadikannya tokoh utama. Tokoh utama yang melakukan perbuatan
buruk ditulis sebagai hal yang normal, bahkan mendapat dukungan penuh dari
penulisnya dengan dalih menyajikan cerita dari sudut pandang yang berbeda.
Semakin
maraknya tulisan-tulisan yang melibatkan siswa-siswa sekolah dengan konten
dewasa di dalamnya, tentunya akan memengaruhi pemikiran dan perilaku sosial di
masyarakat. Terlebih, hal-hal negatif yang beredar di media sosial justru
menjadi konten yang “viral” dan dikejar oleh banyak orang demi sebuah
kepopuleran.
Maraknya
konten negatif yang viral adalah indikator perilaku masyarakat sebagai target market
atau pasar atas konten tersebut. Ketika konten negatif yang viral, artinya
selera mayoritas masyarakat ialah konten-konten yang negatif. Sehingga, konten
positif kerap tenggelam dan tidak menjadi perhatian masyarakat.
Konten
negatif tidak hanya dalam bentuk foto dan video di media sosial. Platform
menulis yang pengkaryanya dianggap sebagai seseorang yang melek literasi dan
memiliki intelektual tinggi, ternyata juga banyak yang menyajikan konten-konten
negatif. Konten negatif dalam bentuk narasi panjang atau novel juga menjadi
salah satu selera tertinggi masyarakat. Artinya, pola pikir dan selera
masyarakat atas konten-konten negatif sudah menjadi makanan sehari-hari dan
dianggap wajar.
Konten
berupa tulisan adalah sumber utama dari segala konten-konten yang beredar. Sebelum
menjadi sebuah video yang menarik, tentunya seseorang harus memiliki kemampuan
untuk menulis dan mengolah informasi tersebut. Foto dan video, merupakan hasil
dari sebuah literatur. Ketika literatur baik, maka kualitas foto, video, dan
film akan sebaik literatur di suatu negara.
Baik
konten tulisan maupun video, semuanya bisa dikendalikan oleh penulis.
Karya-karya seorang penulis, akan menjadi sebuah panutan (role model) bagi
banyak penikmatnya. Penikmat yang hari ini membaca atau menonton, mungkin akan
melahirkan sebuah karya yang mirip atau bahkan sama dengan karya-karya yang
mereka nikmati sebelumnya. Di sinilah, peran penting seorang penulis dalam
mengendalikan moral bangsa. Penulis yang menyuguhkan karya-karya bermoral baik,
tentunya akan menghasilkan pembaca yang bermoral baik pula.
Dalam
beberapa kesempatan, aku berkeliling ke toko buku. Mencari buku-buku tentang
etika dan moral. Sayang, aku tidak menemukannya. Seingatku, aku pernah membaca
buku tentang etika kepenulisan saat aku masih kecil. Bahkan, di sekolah diajari
tentang “Budi Pekerti” yang membuat terbiasa mengenal baik-buruk suatu keadaan
atau peristiwa.
Siapa
orang paling berkuasa yang bisa mengendalikan beredarnya buku-buku di
masyarakat? Ya, pemerintah. Ketika pemerintah mengeluarkan program peluncuran
buku-buku tentang etika dan moral dengan jumlah yang banyak, tentunya akan
memengaruhi pasar dan pola pikir pembacanya. Sayangnya, pemerintahan saat ini
justru khawatir jika rakyatnya terlalu pandai dan bermoral baik. Karena mereka
tidak akan bisa menyetel rakyat untuk membuat kekuasaan mereka abadi dan
penyimpangan yang mereka lakukan dianggap wajar oleh masyarakat.
Menormalisasi
sebuah penyimpangan sosial, akan melahirkan kebiasaan korupsi, kolusi,
nepotisme, dan lain-lain. Setelah mengamati perubahan sosial selama beberapa
tahun belakangan ini, sumber pengendali moral terbesar adalah pada naskah
kepenulisan. Saat ini, kualitas naskah kepenulisan sangat menurun drastis secara
konteks. Penulis yang memilih di jalur yang benar, tidak mendapatkan atensi dari
masyarakat banyak. Hanya orang-orang tertentu yang memiliki tingkat intelektual
tinggi yang membacanya karena mereka sudah pandai memilah dan memilih bahan
bacaan.
Selera
mayoritas masyarakat adalah gambaran besar tentang karakter sebuah bangsa. Kita
tidak bisa mengendalikan sepenuhnya dan mengubahnya dalam waktu singkat. Tapi,
kita bisa mengupayakannya dengan mengendalikan beredarnya naskah-naskah buku
yang tidak baik dan bermoral. Saat ini, banyak buku dewasa yang dijual bebas,
bahkan bisa dibaca secara gratis. Aku lebih setuju ketika buku-buku dewasa itu
bisa dikurasi secara ketat agar tidak sembarang orang bisa menuliskan
adegan-adegan dewasa secara eksplisit. Buku-buku dewasa dengan konten-konten
berbahaya juga seharusnya diberikan akses khusus atau diberikan tarif harga
tinggi agar tidak dibaca oleh anak-anak remaja. Hal ini, tentunya menjadi upaya
yang baik untuk mengendalikan moral masyarakat.
Mungkinkah
kita akan membiarkan anak-anak kita yang hari ini belum lahir, mengalami
kerusakan moral pada 20 tahun mendatang karena literature tentang etika, moral,
dan tata krama sudah sangat langka. Dari mana anak-anak kita akan belajar
tentang begitu indahnya masa depan, jika yang kita suguhkan adalah kehancuran?
Untuk
para penulis pemula, jika ingin memutuskan menjadi penulis, maka jadilah
penulis yang baik untuk masa depan. Semua tulisan bertujuan untuk memengaruhi
pola pikir manusia. Maka, hadirkanlah tulisan-tulisan yang memberikan pengaruh
positif pada dunia.Karena kita tidak punya cara lain untuk mengendalikan moral
bangsa selain dari sisi agama, satu-satunya harapan adalah para penulis masa
depan.
BIODATA
PENULIS
Namaku Walrina, biasa dipanggil Rin Muna. Aku
memiliki 2 nama pena, yakni Vella Nine
(khusus karya novel) dan Rin Muna. Aku lahir pada tanggal 09 November 1991 di
pondok kecil yang menjadi rumah tinggal kedua orang tuaku. Sekolah di SDN 038
Samboja, SMP Negeri 15 Balikpapan dan SMA Negeri 06 Balikpapan. Saat ini masih
menempuh pendidikan Sastra Inggris di Universitas Terbuka. Aku sangat suka
menulis novel panjang dengan ratusan atau ribuan episode.
Pada 18 Februari 2018, aku mendirikan Taman Bacaan
Masyarakat Bunga Kertas. Sekarang telah berubah menjadi Yayasan Rumah Literasi
Kreatif yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan.
Beberapa karya yang telah aku tulis:
1. 20
Buku Antologi Puisi, Cerpen, Esai, dan Dongeng terbitan FAM Publishing
2. Buku Novel
"Perfect Hero" - Novelindo Publishing, 2022
3. Buku Novel
"I am Here, Mr. Rich" - Novelindo Publishing, 2022
4. Then Love
by Vella Nine - Novelme, 2019
5. Perfect
Hero by Vella Nine - Novelme, 2020 [1.373.366 kata]
6. Perfect
Hero Seri 1 versi cetak by Vella Nine - Novelindo Publishing, 2022
7. Perfect
Hero 2 by Vella Nine - Novelme, 2021 [ 572.955 kata]
8. Shaum Me by
Vella Nine - Novelme, 2021
9. I am Here,
Mr. Rich by Vella Nine - Novelme, 2022 [410.769 kata]
10. I am Here,
Mr. Rich Seri 1 versi cetak by Vella Nine - Novelindo Publishing, 2022
11. Menikahi
Lelaki Brengsek by Vella Nine
12. Suami
untuk Istri by Vella Nine - Fizzo, 2022 [ 617.400 kata]
13. Assalamualaikum,
Ya Habib by Vella Nine - Fizzo 2022
14. Mrs. Rose
& Mr. Rich by Vella Nine - Fizzo, 2023
15. Catch Me
Mr. Ghevin by Vella Nine – Fizzo, 2023
16. Magang
90 Hari by Vella Nine – Fizzo, 2023
17. The Cakra
by Vella Nine – Fizzo, 2024
18. Semua karya
di dalam blog pribadi www.rinmuna.com
0 komentar:
Post a Comment